Di trotoar. Trotoar jalan menuju pasar Tanjung kota Mojokerto. Beberapa pedagang tetap "membandel" berjualan. Mulai dari pedagang tahu, tempe, hingga buah-buahan.
Tapi Kali ini ada satu pedagang yang sangat ramai dikerumuni emak-emak.
   Bill Bejo bin Bejo yang sedang lewat dibuat penasaran, "ada apa?, jual apa?.
Bejo berjalan mendekat, rupanya pedagang semangka. Bill Bejo melihat, mengawasi, mengamati, sepertinya ada tang janggal. Para emak-emak yang ramai itu tidak sedang memilih semangka. Tetapi mereka lagi santuy mengambil gambar, foto semangka.
"Mungkin ini yang lagi viral di medsos," pikirnya.
   "Memang tidak perlu tampan, wajah ndeso pun dikerumuni emak-emak," Bejo ngelantur.
   Pedagang semangka tidak bisa berbuat banyak, atau mungkin ia takut sama emak-emak. Ia sudah berusaha untuk menarwarkan semangkanya, agar emak-emak tidak hanya foto-foto, tapi juga membelinya. Tapi namanya juga emak-emak tak bisa dilawan.
   Bill Bejo bin Bejo yang memperhatikan mulai dari tadi merasa kasihan juga sama penjual semangka, ia pun menghampiri sambil berucap," sabar ya pak!" "Banyak berdoa ya pak!" Tiba-tiba Bejo sok alim.
   Si penjual semangka mendengar ucapan Bejo malah senyum-senyum. Rupanya ia teringat doa nya semalam. Ia berdoa agar dagangannya ramai. Doa nya terkabul, dagannya ramai, ramai pengunjung, tapi tidak ada yang beli. Hanya foto-foto. Tidak membeli.
   Bill Bejo bin Bejo pun ikutan tersenyum melihat gaya emak-emak mengambil foto semangka. Semangka sebagai obyek hanya diam tidak bergaya, sedangkan yang banyak gaya malah yang mengambil foto, memang emak-emak. Bisa aja.