"Proyek atau diproyek?"
   Jin penunggu gorong-gorong merasa terusik, merasa terganggu. Tempat yang sudah ratusan tahun ia tinggali dirusak olen manusia.
   "Si si siapa kamu?" Tanya Bil Bejo bin Bejo, yang dihadang oleh mahluk yang keluar dari gorong-gorong, depan rumahnya. Makluk yang belum pernah ia jumpai. Sambil berusaha untuk menenangkan diri. Menguasai diri agar tidak terlihat takut.
   "Tenang manusia, aku tidak mengganggumu. Tapi aku yang merasa terganggu oleh manusia," suaranya pelan berat.
   "Rumahku, gorong-gorong ini, sudah aku huni ratusan tahun, mengapa tiba-tiba dirusak, dibongkar oleh manusia?" Jin penunggu gorong-gorong di depan rumah Bejo bertanya.
   "Heemm," Bejo terdiam tak bisa menjawab apa. Karena ia sendiri tidak tahu apa-apa tentang proyek ini.
   "Proyek, proyek apalagi?" Lirih Jin berkata. Rupanya ia tahu apa dalam benak Bejo
   "Manusia tahunya hanya "proyek", apalagi proyek itu menguntungkan. Apa kamu tidak merasa terganggu?" Jin kembali bertannya.
   Bill Bejo bin Bejo hanya terdiam tanpa kata. Toh percuma mengadu sama Jin, tidak akan memberi solusi. Walau sebenarnya ia sendiri merasa terganggu. Bahkan ia tidak mau tahu. "Proyek atau diproyek?".
   Rupanya Jin penunggu gorong-gorong lebih banyak tahu. Antara "Proyek atau diproyek?". Yang Bejo tahu semua ini untuk perubahan, entah berubah menjadi baik atau sebaliknya.
   "Begini saja Jin, nanti kita lihat saja, apakah proyek gorong-gorong ini lebih baik atau malah ..."
   Tiba-tiba Jin penunggu gorong-gorong itu menghilang, sebelum Bill Bejo bin Bejo menyelesaikan ucapannya. Sebelum ia berkata, "Nanti kamu aku carikan tempat yang baru, bisa dirumah pak RT atau di rumah pak Ustad atau mungkin di rumah pemborongnya."
  Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI