Mohon tunggu...
Asmirizani
Asmirizani Mohon Tunggu... Penulis - Ketua Forum Penulis, FLP Kalbar

Literasi, Edukasi, dan Reaksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kopi Petang Menantang

27 Juni 2023   17:16 Diperbarui: 27 Juni 2023   17:20 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Petang Menantang Sumber Gambar Pixabay

Kopi Petang Menantang


Tulisan Asmirizani

Petang tiba dengan terasa cepat
Rasanya barusan ashar usai
Hari masih cerah sepertinya siang belum bergulir.

Sarung dan peci masih terpasang,
Tasbih masih dipegang
Lirih suara zikir penutup petang
Rasa rasanya magrib masih jauh untuk datang.

Kopi belum tersaji, biasanya air sedang dimasak istri
Air mendidih disiram pada bubuk kopi dalam gelas
Kepulan asapnya menerbangkan bau kopi yang khas

Tersentak, cahaya senja menusuk mata
Tajam sangat pedih dan menantang
Tajamnya membuat mata dan hati meradang

Suara shalawat dari corong masjid mengelus telinga memanjakan.
Biasanya suara anak-anak usai pengajian menunggu magrib
Kadang gaduh beramaian
Tetapi kali ini shalawat syahdu
Tensi hati menjadi stabil.

Bau kopi semakin menjadi saat istri meletakkan segelas kopi yang berasap
Kapan bapak akan berhenti ngopi? Tanya istri
Saat kopi tak lagi disajikan istri secantikmu.
Ia senyum, semringah.

Pontianak, Borneo Barat 27/7/2023

Bertemu di Instagram : Zani.asmi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun