Senja, Kopi, dan Kamu
Senja kali ini menyuguhkan pahitnya masa lalu yang terbayang.
ada trauma yang panjang.
Kopi dalam cangkir masih utuh, memantulkan cahaya senja yang bergeming. Hati terbakar akan ingatan kisah masa lalu. Pahitnya lebih kadar dari kopi pekat.
Baca juga: Sepagi Ini Apa yang Hendak Kau Lakukan?
Kamu, ya, kamu yang entah di mana. Mungkin saja menjelma senja atau menjelma kopi pahit.
Kamu yang menoreh luka tanpa sayat. Meninggalkan setitik sembilu yang menghujam dalam.
Senja, kopi, dan kamu sudah barangkali menjadi satu dalam diriku. Mungkin saja telah lama menjadi aku.
Baca juga: Seperti Apa Syukur Nikmat Itu?
Borneo Barat 2023
Baca juga: Puisi | Terkadang Kita Perlu Menangis
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!