Mohon tunggu...
Asmi Ramadhani
Asmi Ramadhani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Nyamuk Aedes Aegypty

30 Mei 2017   03:58 Diperbarui: 30 Mei 2017   04:40 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

bahayademam berdarah akibat nyamuk aedes aegypty mengingat musim hujan sudah mulaidatang ,kita harus waspada terhadap [erkembangan nyamuk aedes aegypty . apalagi kita ketahui negara kita berada di daerah tropis . perlu kita ketahuinyamuk aedes aegypty adalah nyamuk yang sangat berbahaya, bisa mengakibatkanpenyakit demam berdarah yang mematikan , mengingat keganasan penyakit demamberdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui  cara-cara mengendalikan serta pencegahanjenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah .

Beberapa tahun terakhir, kasus Demam Berdarah Dengue(DBD) seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya bulan Januari di awaltahun seperti sekarang ini. Karena itu, masyarakat perlu mengetahui penyebabpenyakit DBD, mengenali tanda dan gejalanya, sehingga mampu mencegah danmenanggulangi dengan baik.

                Padatahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggaldunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggalsebanyak 871 penderita.

 Di Indonesia, nyamuk A.aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapatbanyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu,jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A.albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun(sylvan areas).

Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicineslain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telurberbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telurmenetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalamperkembangan larva yang disebut instar.Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelahmencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masadorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar daripupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.

Telur Aedesaegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaankering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva.Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya.Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yangdihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makananakan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisapdarah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

penyakit demem berdarah hanya di sebabkan olehnyamuk  aedes aegypty. Nyamuk jenisinilah yang menyebarkan  virus danguemelalui gigitannya dengan cara  mengisapdarah manusia, sehingga seseorang yang terkena gigitan nyamuk ini akanmengalami demam berdarah . selaindangue nyamuk jenis ini juga  merupakanpembawa virus demam kuning dan chikungunya . penyebarab nyamuk sangat luasmeliputi hampir seluruh daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dangue,nyamuk aedes aegypty merupakan pembawa utama (primari vektor ) yang bernamaaedes albopictus serta menciptakan siklus persebaran dangue didesa maunpun di kota.

Mekanisme penularan DBD           

Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus denguemerupakan sumber penular DBD. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk, termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik).

Virus ini akan berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus denguemenjadi penular sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelumnya menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersamaan air liur tersebut virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain .

Faktor penularan DBD

1. Faktor Internal

Faktor internal meliputi ketahanan tubuh atau stamina seseorang. Jika kondisi badan tetap bugar kemungkinannya kecil untuk terkena penyakit DBD.

Hal tersebut dikarenakan tubuh memiliki daya tahan cukup kuat dari infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, parasit, atau virus seperti penyakit DBD. Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada musim hujan dan pancaroba. Pada musim itu terjadi perubahan cuaca yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan virus dengue penyebab DBD. Hal ini menjadi kesempatan jentik nyamuk berkembangbiak menjadi lebih banyak.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar tubuh manusia. Faktor ini tidak mudah dikontrol karena berhubungan dengan pengetahuan, lingkungan dan perilaku manusia baik di tempat tinggal, lingkungan sekolah, atau tempat bekerja. Faktor yang memudahkan seseorang menderita DBD dapat dilihat dari kondisi berbagai tempat berkembangbiaknya nyamuk seperti di tempat penampungan air, karena kondisi ini memberikan kesempatan pada nyamuk untuk hidup dan berkembangbiak. Hal ini dikarenakan tempat penampungan air masyarakat indonesia umumnya lembab, kurang sinar matahai dan sanitasi atau kebersihannya (Satari dan Meiliasari, 2004).

Menurut Suroso dan Umar  (Tanpa tahun), nyamuk lebih menyukai benda-benda yang tergantung di dalam rumah seperti gorden, kelambu dan baju/pakaian. Maka dari itu pakaian yang tergantung di balik pintu sebaiknya dilipat dan disimpan dalam almari, karena nyamuk Aedes aegypti senang hinggap dan  beristirahat di tempat-tempat gelap dan kain yang tergantung untuk berkembangbiak, sehingga nyamuk berpotensi untuk bisa mengigit manusia (Yatim 2007).

Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD)

Ada 4 tipe dari penyakit Demam Berdarah. Jadi, seseorang yang sudah pernah terkena penyakit demam berdarah, tidak berarti dia tidak akan terkena penyakit ini lagi karena ada 3 tipe lainnya yang dapat menyebabkan DBD juga. Saat terkena DBD, seseorang akan mengalami 3 fase. Yang pertama adalah fase demam selama 3 hari pertama. Berlanjut pada 3 hari selanjutnya yang merupakan fase kritis. Pada fase ini, demam sudah tidak terjadi, tetapi di fase inilah harus waspada agar tidak terkecoh dengan menganggap sudah sembuh dan tidak diberi pengobatan. Tiga hari selanjutnya adalah fase penyembuhan. Salah satu bahaya dari demam berdarah adalah menganggap demam yang dialami sebagai demam biasa sehingga dianggap ringan dan tidak mendapat perawatan khusus. Apalagi, pada fase kedua, biasanya demam sudah turun sehingga dianggap sudah sembuh.

Peranan faktor lingkungan dan perilaku terhadap penularan DBD, antara lain:

1. Keberadaan jentik pada kontainer

Keberadaan jentik pada container dapat dilihat dari letak, macam, bahan, warna, bentukvolume dan penutup kontainer serta asal air yang tersimpan dalam kontainer sangat mempengaruhi nyamuk Aedesbetina untuk menentukan pilihan tempat bertelurnya. Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan vektor nyamuk Aedes, karena semakin banyak kontainer akan semakin banyak tempat perindukan dan akan semakin padat populasi nyamuk Aedes.

Semakin padat populasi nyamuk Aedes, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD dengan waktu penyebaran lebih cepat sehingga jumlah kasus penyakit DBD cepat meningkat yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya KLB.

2. Kepadatan vektor

Kepadatan vektor nyamuk Aedesyang diukur dengan menggunakan parameter ABJ yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kota. Hal ini nampak  peran kepadatan vektor nyamuk Aedesterhadap daerah yang terjadi kasus KLB. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin tinggi angka kepadatan vektor akan meningkatkan risiko penularan.

3. Tingkat pengetahuan DBD

Pengetahuan merupakan hasil proses keinginan untuk mengerti, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terutama indera pendengaran dan pengelihatan terhadap obyek tertentu yang menarik perhatian terhadap suatu objek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun