Mohon tunggu...
Asmi Ramadhani
Asmi Ramadhani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Akibat dari Pergaulan Bebas

10 Mei 2017   19:18 Diperbarui: 10 Mei 2017   19:22 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

            Kasus AIDS di Indonesia ditemukan pertama kali pada tahun 1987. Sampai September 2015, kasus AIDS tersebar di 381 (77 persen) dari 498 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Wilayah pertama kali ditemukan adanya kasus AIDS adalah Provinsi Bali. Sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011. (AZF) Jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dalam sepuluh tahun terakhir secara umum meningkat. Peningkatan ini sejalan dengan makin banyaknya masyarakat yang sadar dan melakukan tes HIV.

           Menurut data Kemenkes, sejak tahun 2005 sampai September 2015, terdapat kasus HIV sebanyak 184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes HIV. Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (38.464 kasus), diikuti Jawa Timur (24.104kasus), Papua (20.147 kasus), Jawa Barat (17.075 kasus) dan Jawa Tengah (12.267 kasus).

         Kasus HIV Juli-September 2015 sejumlah 6.779 kasus. Faktor risiko penularan HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (46,2 persen) penggunaan jarum suntik tidak steril pada Penasun (3,4 persen), dan LSL (Lelaki sesama Lelaki) (24,4 persen).

Sementara, kasus AIDS sampai September 2015 sejumlah 68.91 kasus. Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus AIDS tahun 2015 didapatkan tertinggi pada usia 20-29 tahun(32,0 persen), 30-39 tahun (29,4 persen), 40-49 tahun (11,8 persen), 50-59 tahun (3,9 persen) kemudian 15-19 tahun (3 persen).

           Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis pengidap penyakit HIV/AIDS di wilayahnya mengalami peningkatan selama 2014 dibandingkan 2013.
 Kepala Dinas Kesehatan Sultra Asrun Tombili di Kendari, Selasa, mengatakan penderita penyakit HIV/AIDS yang terdeteksi Dinkes Sultra periode Januari-Oktober 2014 sebanyak 158 orang. Disebutkan, kasus terbanyak ditemukan di Kota Kendari sebanyak 55 kasus, kemudian Kabupaten Muna sebanyak 38 kasus, kota Baubau sebanyak 27 kasus, Kabupaten buton sebanyak 16 kasus. Selanjutnya Kabupaten Wakatobi tujuh kasus, Kabupaten Kolaka lima kasus, Kabupaten Konawe tiga kasus, Kabupaten Buton Utara tigta kasus, Kabupaten Kolaka Utara, Konawe Selatan, Kolaka Timur dan Konawe Kepulauan masing-masaing satu kasus.

            AIDS menjadi penyakit yang menambah daftarjumlah penyakit palingmematikan yang belum memiliki obat. Karena itulah semuaorang di dunia ini sangat takut terhadap penyakit AIDS. AIDS merupakan sebuahpenyakit yang disebabkan oleh infeksi dari virus, sebuah virus yang seringdisingkat dengan nama HIV. HIV atau Human Immunodeficiency Virus sebenarnyabukan jenis virus penyakit menular yang mudah menyebar.Penyakit ini akan menular melalui pertukaran darah dan cairan tubuhlain. Kontak secara langsung tanpa melibatkan cairan tertentu sama sekalitidak berbahaya .

Analisis penyakit HIV/AIDS menggunakan teori bloom yaitu :

     1. kognitif

          Kurangnya pengetahuan sex dan seringnyaberganti-ganti pasangan dengan orang yang sudah ter infeksi virus hiv , kemudian  Banyak persepsi yang keliru tentang pemahamanpenyakit hiv/aids di kalangan masyarakat. dan Maraknya bisnis esek-esek di kalangan masyarakattanpa perasaan malu melakukan hal-hal tesebut .

2. afektifitas

          Masalah kognitif dapat menjadi tanda demensiaterkait HIV, yang biasanya terjadi lambat dalam perjalanan penyakit. Selainkebingungan dan kesulitan berkonsentrasi, demensia terkait AIDS mungkin jugamelibatkan masalah memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudahtersinggung.
Bahkan mungkin termasuk perubahan motorik seperti, menjadi ceroboh, kurangnyakoordinasi, dan masalah dengan tugas yang membutuhkan keterampilan motorikhalus seperti menulis dengan tangan .

3. psikomotor

         Orang yang telah terpapar penyakit HIV/AIDS terbiasa untuk melakukan seksbebas dan paling banyak terjadi di bar atau tempat diskotik yang menyediakankamar kosong untuk anda yang mabuk. Melakukan seks bebas, selain dilarangagama, juga menjadi hal tabu di Indonesia. Jika anda tetap nekat melakukan seksdengan orang asing yang baru kenal, anda sudah memiliki resiko 90% tertularAIDS. Dan  Sangat riskan bagi anda yangmemiliki kebiasaan membuat tato di tubuh anda. Bisa jadi jarum suntiknya bekasdari orang yang memiliki penyakit HIV. Sebab penularan bisa melalui pertukarancairan. Untuk menghindarinya, pilihlah tempat yang cukup aman dan sehat ketikamembuat tato. Jangan asal karena harga murah, anda bebas mentato di tempat manapun.Sebab jarum suntik bekas salah satu factor riskan penularan AIDS.

  •     5 tingkat pencegahan yaitu :

1. health promotion

            Dalam pencegahan ini perlu ada nasihatperkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.pendidikan kesehatankepada masyarakat ,misalnya penyuluhan di sekolah sekolah tenteng bahaya HIV/AIDS.pendididkan kesehatan juga dapat di lakukan di media elektronik dan mediacetak .

2. perlindungan umum dan khusus terhadap penyaki-penyakit tertentu 

          Dalam pencegahan ini untuk menghindari penularan penyakit HIV/AIDS yaitu di anjurkan untuk menggunakan kondom kemudian dalam penggunaan jarum suntik harus stril .

3. peneggakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat

           Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan.misalnya pemeriksaan darah dan skirining HIV/AIDS .

4. pembatasan kecetatan

          Pengobatan dan perawatan yang sempurnah agar penderita  memiliki kemungkinan hidup lebih lama,kita tau bersama bahwa HIV/AIDS tak bisa di sembuhkan dan tak terjadi komplikasi .perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk di mungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif .

5. pemulihan kesehatan 

            Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan  masyarakat,misalnya untuk lembga rehabilitas moral penderita HIV/AIDS menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral, setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan . misalnya dengan tidak mengucilkan penderita HIV/AIDS di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal .

Dalam kasus ini solusi perilakunya dengan menggunakan strategi promkes yaitu :

 1. advokasi 

          Kita bisa mengadvokasi pemerintah ataupun pihak BKKBN agar menggerakan orang-orang yang mengidap penyakit hiv/aids  dan menerima mereka kembali ,agar orang-orang tersebut mampu bertahan untuk diri sendiri,sehingga mereka tidak merasa di kucilkan .

2. bina suana

          Solusi dalam strategi ini kita harus memberikan dukungan kepada orang tua atau teman terdekat agar bisa memotivasi dengan memberikan dukungan kepada yang besangkutan,sehingga mereka mampu menjalani kesaharian tanpa memikirkan beban yang meraka alami .

3. pemberdayaan

            Kita bisa mendekati orang-orang yang mengidap penyakit hiv/aids untuk memberikan pengarahan sehingga mereka tidak mengulangi perbuatan ataupun tidak memikirkan lagi apa yang telah mereka lakukan ,dan memahami mereka tidak untuk menjauhi mereka.

Kesimpulan

               Dengan melihat ketrangan maupun bukti,jelaslah bahwa penyakit hiv/aids sangat membahayakan bahkan lambat laun bisa mematikan .untuk itu kita smua harus selalu waspada dengan cara menjauhkan diri dari segala perbuatan yang dapat menyebabkan  penularan hiv/aids,terutama seks bebas dalam arti tanpa menggunakan alat kontrasepsi .

 

                                                                                                          

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun