Mohon tunggu...
Asminta Sari Br Sinulingga
Asminta Sari Br Sinulingga Mohon Tunggu... Penulis - Penghuni Gubuk rasa

Selalu ada cerita dalam setiap rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Seorang Anak

23 Juli 2019   18:31 Diperbarui: 25 Juli 2019   09:20 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada pemberitahuan kami sebagai anak akan berada di keluarga mana

Hidup sebagai anak dari seorang bapak yang berprofesi sebagai apa

Bagian dari dari lingkungan pendidikan yang bagaimana

Tak surut rasa syukur seorang anak yang berada di kalangan berada

Betapa bahagianya seorang anak yang terlahir kaya raya

Sungguh bangganya seorang anak yang memiliki keluarga yang luar biasa

Tapi seorang anak bisa saja tak sadar syukur telah mmemiliki  dan berada di keluarga yang diidamkan banyak anak lainnya

Takkah yang berbahagia sesekali menoleh kemana saja arah kehidupan berada

Tidakkah masih berjuta anak yang memiliki kisah yang begitu pilu

Tidak saja pada tahap kebahagian tak tertara,  makan saja sengaja dilupa

Menghibur diri diantara gelapnya kehidupan,  ada tempat berteduh dari hujan saja di syukur tak terkira

Katanya, dipundak anak ada sejuta harapan untuk kemajuan bangsa

Kasarku, mungkinkah itu berlaku pada anak yang berada di tahap beruntung saja? 

Mengapa ada sinis kata kepada mereka yang terlihat lusuh karena tak tinggal di kota

Kenapa tidak semua orang berbaik kata kepada setiap anak bagaimanapun rupa mereka

Masih banyak kah yang berbudi kata serta perbuatan untuk mereka yang terbelunggu karena keluarga tak banyak harta

Rasaku kunci pada gembok kepedulian pada sesama hanya beberapa orang saja yang punya

Sehingga kita tetap saja berkeluh kesah pada kehidupan kita tanpa mamandang sesama 

Nak, kisah perjalananmu masih terbentang luas panjang tak terhingga

Kejarlah, kau dengan segala keberuntunganmu masih menjadi tumpu harapan orang tuamu. 

Berlarilah sekencang mungkin hingga kau lupa bagaimana rupa resah yang menghantuimu. 

Yakinlah,  didepan sana masih banyak Keberuntungan lain yang sedang menunggumu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun