Mohon tunggu...
Asmin Safari
Asmin Safari Mohon Tunggu... -

Hak Rakyat atas pemerintahan yang baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akankah Ada Kejutan ?

8 Mei 2009   20:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:09 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Harus diakui bahwa kesiapan SBY untuk kontes pada pilpres Juli nanti berada di level atas. Berbagai tim sukses juga telah dibentuk jauh hari dengan spesifikasi tugas yang jelas. Tim ini kemudian dikenal dengan tim Sembilan, sebuah angka yang sepertinya keramat oleh SBY sejak perjalanannya menuju kursi presiden pada tahun 2004. Walau sebenarnya angka Sembilan ini sangat nyata terkait dengan angka dan bulan kelahiran SBY. Saya sendiri lebih senang menyebut tim 9 ini dengan 9 unit tim sukses SBY untuk menghindari kesalahpahaman pemaknaan tim dengan orang sebagaimana yang sering terjadi dalam khasanah politik kontemporer kita. Misalnya Tim Tujuh yang jumlah personilnya terdiri dari tujuh orang atau tim sebelas yang juga sebelas orang, dan sebagainya.

Disini saya tampilkan 9 unit tim sukses SBY yang bersumber dari  edisi 28 April 2009.
1. Unit Echo: Mengadopsi fungsi teritorial di militer untuk mendongkrak suara Partai Demokrat di daerah. Tim ini ramping, hanya satu pemimpin di kabupaten/kota. Mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Djoko Suyanto jadi punggawanya.

2. Unit Gerakan Pro-SBY: Dideklarasikan Selasa pekan lalu. Ketua Umum GPS Suratto Siswodihardjo. Mantan Kapolri Sutanto, mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno, Menkes Siti Fadilah Supari, Menhut MS Kaban, mantan Kasum TNI Letjen (Purn) Suyono, dan mantan Kaster TNI Letjen (Purn) Agus Wijoyo jadi penasihat.

3. Unit Sekoci: Penyokong Partai Demokrat menggapai perolehan suara mencapai 20 persen. Tim ini mendata tokoh masyarakat, pengusaha, tokoh agama, tokoh perempuan, petani, dan nelayan. Diketuai Komisaris Utama PT Indosat Soeprapto dan Irvan Edison.

4. Unit Delta: Mengurusi semua perlengkapan kampanye. Dikomandoi mantan Asisten Logistik Panglima TNI Mayjen (Purn) Abikusno.

5. Unit Romeo: Menjalin komunikasi dengan rakyat. Segala kebijakan SBY yang dianggap berhasil disosialisasikan kelompok yang dipimpin Mayjen (Purn) Sardan Marbun. Tim juga mengurus PO BOX 9949 dan SMS 9949.

6. Unit Foxtrot: Konsultan politik Partai Demokrat. Lebih dikenal dengan Bravo Media Center dengan pengasuh utama Choel Mallarangeng yang juga Direktur Utama Fox Indonesia.

7. Unit Barisan Indonesia: Barindo adalah organisasi masyarakat diprakarsai Letjen TNI M Yasin. Akbar Tandjung ikut sebagai Ketua Dewan Pembina.

8. Unit Jaringan Nusantara: Dikelola sejumlah aktivis mahasiswa dan mantan aktivis mahasiswa, seperti Andi Arief, Harry Sebayang, dan Aam Sapulete.

9. Unit Yayasan Dzikir SBY Nurussalam: Dibina mantan Sekretaris Pribadi Presiden Kurdi Mustofa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, juga Habib Abdul Rahman M al-Habsyi.

 

Penamaan berbagai unit tim sukses ini kemudian mengingatkan kita kepada penamaan yang banyak berlaku dimiliter khususnya komando yaitu bravo, echo, delta atau romeo. Walau nama-nama asing tersebut sebenarnya juga adalah sandi radio amatir. Penamaan yang berbau militer ini tentu dengan tujuan untuk melekatkan sosok militer dalam diri SBY yang Jenderal (hor) atau juga untuk memompa semangat anggota tim layaknya bagai pasukan militer yang disiapkan kemedan pertempuran pilpres.
Ini barulah tim yang terendus dan telah termuat dimedia, selayaknya dalam pertempuran, tentu tidak semua kesiapan pasukan akan termuat ke publik karena harus ada kompi bantuan atau komando cadangan atau pasukan pemukul lainnya yang bisa diterjunkan kapan saja ketika situasi gawat darurat. Namun dengan dimunculkannya berbagai unit-unit ini ke publik, dari segi strategi marketing, pesan yang ingin disampaikan adalah “kamilah yang paling siap untuk memenangkan pertarungan ini”, dia juga bisa menjadi psy war dalam strategi komunikasi politik.

Mengacu pada pengalaman pemenangan SBY di tahun 2004, mesin partai Demokrat sepertinya tidak menjadi unit terdepan dalam pemenangan SBY ditahun ini, sehingga nanti akan tetap muncul dikotomi antara gerbong partai demokrat dan gerbong tim sukses presiden.

Sebagaimana kita ketahui, hingga kini belum ketahuan siapa pasangan SBY. Efeknya dalam kesiapan pemenangan dari tim cawapres adalah kemungkinan akan lebih banyak tertarik/terikut/mengandalkan atas kesiapan sang calon presiden SBY. Jika ini yang terjadi, maka tingkat ketertundukan/loyalitas sang cawapres terhadap capres akan lebih kuat nantinya jika pasangan ini memenangkan pilpres. Sebuah kondisi yang memang diharapkan SBY sendiri jika mengacu kepada berbagai kriteria yang pernah SBY sampaikan. Hingga kini sekber pemenangan dari koalisi parpol yang telah menyatakan dukungan terhadap SBY pun belum terdengar.

Bagaimana dengan kandidat lain? Hingga kini baru pasangan Jusuf Kalla-Wiranto (JK Win) yang menyatakan kesiapan untuk tanding dalam pilpres ini. Namun hingga kini, kita juga belum mendengar bagaimana bentuk kesiapan tim sukses dari pasangan ini. Atau mungkin pasangan ini memiliki pola pemenangan yang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh SBY.

Bagaimana dengan Megawati? Hingga kini siapa bakal pasangan Megawati pun semakin tidak jelas yang akan berdampak pada kesiapan tim sukses dari pasangan Mega nantinya dalam pertarungan merebut kursi presiden. Sementara menuju hari pemilu pilpres tinggal 60 hari lagi.

Ketika elit parpol diluar SBY, asyik masyuk dengan koalisi besar atau pasangan capres dengan sesekali gempuran atau kirim pesan atau kirim utusan ke tim lawan (ajakan koalisi dengan SBY), para parpol tersebut pun terbelah yang membuat mereka tidak fokus pada konsep pemenangan pilpres.

Sun Tzu pun mengatakan : "kenali dirimu untuk mengenali musuhmu, kenali musuhmu sebaik kamu mengenali dirimu, maka pertempuran pun kamu memangkan”.

Sepertinya pasangan JK Win atau Mega dan pasangannya, harus bekerja keras berkali-kali lipat dari yang dimiliki SBY jika ingin menyajikan pertarungan yang berimbang dengan harapan untuk menang.
Akankah SBY melenggang kangkung? Dalam politik Indonesia sering sekali terjadi kejutan dan sepertinya sangat banyak independen variabel yang perlu dimasuki oleh pasangan-pasangan ini untuk meraih hati rakyat. Akankah ada kejutan?

Asmin Safari Lubis
Gg kancil Jaksel
09.05.09-01.10 wib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun