Mohon tunggu...
Asmi Hani Rosyadi
Asmi Hani Rosyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Journalis

"Artikel lahir dari proses kreatif intelektual seseorang."

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Film "The Social Dilemma"

15 Juli 2021   23:00 Diperbarui: 15 Juli 2021   23:03 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa sekarang ini, seluruh manusia di dunia menggunakan media sosial yang berbeda-beda dengan kepentingan yang berbeda-beda pula. Media sosial kemudian mendominasi kehidupan masyarakat. Masyarakat di dunia tidak dapat lepas dari media sosial. Media sosial juga dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting sehingga kehidupan masyarakat sangat bergantung pada media sosial. Hal ini dapat dikatakan sebagai fenomena kecanduan media sosial yang terjadi di masyarakat. Kecanduan media sosial ini merupakan salah satu pengaruh negatif bagi kehidupan manusia. Berbagai lapisan masyarakat yang tersebar di seluruh dunia mulai mengalami fenomena ini dan berdampak buruk bagi kehidupan mereka. 

Pada dasarnya, tokoh-tokoh dalam film berjudul Social Dilemma menjelaskan dampak buruk yang disebabkan oleh media sosial. Mereka mengatakan bahwa media sosial dirancang dengan suatu algoritme tertentu yang menciptakan suatu teknologi informasi dan komunikasi yang berbasis kecanduan dan manipulasi. Oleh karena itu, kebanyakan manusia di dunia juga ikut merasakan dan mengalami hal ini. Masyarakat pengguna media sosial menjadi sangat memerhatikan segala hal yang terjadi dalam suatu platform. 

Cyber bullying menjadi pengaruh negatif lain yang ditemukan di media sosial. Hal tersebut kemudian menyebabkan depresi yang juga berpengaruh buruk bagi kesehatan mental seseorang. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga menyebabkan manusia melupakan hal-hal yang nyata di sekelilingnya. Manusia mengacuhkan hal-hal tersebut dan memusatkan seluruh perhatiannya pada media sosial. Era informasi menjadi suatu era disinformasi yang mulai terjadi. 

Penggunaan media sosial yang buruk juga dapat menyebabkan masalah kebudayaan, kapitalisme, dan mengikis struktur sosial serta cara kerja masyarakat. Hoax yang banyak ditemukan di media sosial juga menjadi salah satu pengaruh buruk media sosial. Hal tersebut juga kerap kali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Seperti yang sudah kita ketahui, pandemi Covid-19 terjadi pada berbagai negara di dunia pada masa sekarang ini. Indonesia juga mengalami pandemi Covid-19 yang belum selesai. Kasus penyebaran Covid-19 juga semakin meluas dan meningkatkan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Oleh karena itu, pembatasan aktivitas masyarakat dilakukan agar dapat meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Masyarakat harus tinggal di rumah dan semua aktivitas dilakukan secara online. 

Media sosial juga kembali menjadi suatu hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Media sosial bukan lagi digunakan sebagai media informasi dan komunikasi, tetapi juga sudah menjadi platform yang penting bagi pendidikan dan pekerjaan. Namun, media sosial yang semakin marak digunakan juga memberikan pengaruh buruk bagi masyarakat Indonesia. Contoh nyata dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Pandemi Covid-19 ini menyebabkan banyaknya tindak kriminal yang terjadi seperti penipuan. Penipuan pembelian oksigen online di media sosial Twitter dan penipuan-penipuan lain yang berkaitan dengan kasus Covid-19. Hoax tentang vaksinasi Covid-19 juga banyak ditemui pada masa sekarang ini. Masyarakat yang tidak pandai memilih informasi dalam menggunakan media sosial akan mudah terpengaruh oleh hoax. Hal tersebut juga akan memengaruhi diri sendiri dan orang lain. Tidak hanya hoax vaksinasi, berbagai teori konspirasi mengenai kenyataan kasus Covid-19 juga banyak ditemui di Indonesia. Masyarakat tidak dapat memilah informasi yang baik dan benar sehingga kasus Covid-19 juga tidak dapat diselesaikan dengan baik. 

Dalam film Social Dilemma, dijelaskan bahwa media sosial diciptakan sedemikian rupa untuk menjadi suatu platform yang menguntungkan. Suatu platform yang memberikan banyak keuntungan bagi para penciptanya dan perancangnya. Orang-orang yang menciptakan media sosial tidak terlalu peduli dengan fenomena yang terjadi di masyarakat. Mereka hanya menciptakan algoritme yang dapat menjalankan media sosial menjadi suatu platform yang disukai masyarakat dan menarik pengiklan untuk keuntungan mereka. Dengan kata lain, pengguna media sosial menjadi suatu produk yang diperjualbelikan oleh pengiklan media sosial. Media sosial memang memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, tetapi masyarakat yang menggunakan media sosial secara berlebihan akan mendapatkan dampak yang buruk bagi kehidupan mereka. Masyarakat harus memahami hal ini dengan baik sehingga dapat berhati-hati dalam menggunakan media sosial. 

Pada dasarnya, film ini diharapkan mampu membuka mata pengguna media sosial di seluruh dunia untuk berhenti menggunakan media sosial secara berlebihan. Hal tersebut menjelaskan berbagai pengaruh yang dimiliki oleh media sosial sebagai salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi. Pengaruh tersebut menciptakan berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat. Masyarakat dapat dengan mudah berkomunikasi dan mencari informasi. Namun, media sosial juga dapat memecah belah masyarakat, menyebabkan terjadinya tindak kriminal, dan memengaruhi kesehatan mental masyarakat. Hal ini menunjukkan kekurangan yang dimiliki oleh teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, orang-orang yang berperan besar dalam hal ini harus mampu meminimalisir kekurangan tersebut dengan menciptakan fitur-fitur lain yang aman digunakan oleh masyarakat. 

Namun, kita semua sebagai pengguna media sosial juga harus dapat menjadi pengguna yang cerdas. Apabila kita tidak dapat mengandalkan orang-orang yang berperan tersebut, kita harus mampu menerapkan hal-hal yang baik pada diri kita sendiri. Masyarakat harus mampu menjadi pengguna media sosial yang cerdas dengan tidak berlebihan dalam menggunakan media sosial, melakukan pembatasan diri dalam menggunakan media sosial, dan memilah informasi yang positif untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Hal tersebut dapat diterapkan bagi diri sendiri dan orang lain untuk meminimalisir pengaruh negatif media sosial sebagai salah satu bentuk teknologi informasi dan komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun