Mohon tunggu...
Asmiati Malik
Asmiati Malik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Political Economic Analist

Political Economist|Fascinated with Science and Physics |Twitter: AsmiatiMalik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Pesan Politik di Balik Perjanjian Damai antara Korut dan Korsel?

30 April 2018   17:55 Diperbarui: 2 Mei 2018   09:51 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tantangan Kedepan

Tantangan berikutnya adalah pertemuan antara Trump dan Kim yang mungkin diadakan akan di Singapura atau Mongolia pada bulan Mei dan Juni 2018.

Pertemuan ini adalah kunci peta politik di Asia Pasifik. Untuk Jepang sendiri, mereka tidak ingin ada kesepakatan yang hanya melibatkan Washington dan Pyongyang, karena hal itu tidak akan memberikan manfaat apapun untuk keamanan wilayah Jepang sendiri.

Sedangkan untuk China dan Korea Selatan, pakta perdamaian akan memberi dampak ekonomi yang baik untuk expansi perdagangan dan investasi di wilayah Korut.

Meskipun hampir tidak mungkin bagi Korut untuk menghentikan program nuklir mereka sepenuhnya. Mereka bias saja menyatakan bahwa mereka bersedia untuk menghentikan program nuklir mereka, akan tetapi hanya akan menjadi pemanis mulut saja, karena faktanya akan sangat susah untuk melihat transparansi pergerakan militer Korut.

Selain itu Korut tidak akan memiliki posisi tawar bila mereka sudah tidak lagi memiliki program senjata nuklir dengan negara-negar alain. Terkecuali kehadiran militer Amerika dan Tiongkok benar-benar hilang dari perairan Korea dan perbatasan perairan Tiongkok. Tapi hal ini sangat susah untuk terjadi.

Sementara itu, harapan untuk reunifikasi/mempersatukan Korut dan Korsel adalah hal yang tidak mungkin terjadi untuk saat ini. Besarnya perbedaan Produk Domestik Bruto (GDP) antara Korsel yang senilai dengan US $ 1,411 triliun Sentara Korut hanya US $ 28,50 juta terlalu besar untuk disusul oleh Korut.

Ini akan memberi beban yang sangat besar untuk wajib pajak di Korsel. Disamping itu banyak generasi muda yang menentang reunifikasi ini.

Baik Korea Utara dan Korea Selatan akan mempertahankan kekuatan politik dan pemerintahan mereka masing-masing

Akan tetapi peningkatan hubungan antar kedua negara ini memberi harapan ekonomi bagi kedua negara, dan membuka peluang bagi Korsel untuk memperluas pasar dan ekonomi mereka di wilayah Korut. Sementara itu suasana politik yang kondusif akan menyeimbangkan kekuatan militer Tiongkok di perairan Asia Pasifik. Ini jelas merupakan win-win solution untuk kedua negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun