Mohon tunggu...
Asmiati Malik
Asmiati Malik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Political Economic Analist

Political Economist|Fascinated with Science and Physics |Twitter: AsmiatiMalik

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Konsep Agama Fiksi dan Ilmu Fisika Modern

18 April 2018   23:10 Diperbarui: 20 April 2018   04:29 4333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contohnya, penemuan telepon oleh Antonio Meucci yang mengembangkan prinsip elektromagnetik dalam bentuk alat transmisi yang dikenal dengan telegram ditahun 1849.

Pemikirannya tersebut merupakan dasar teknologi komunikasi modern zaman sekarang. Tapi pemikiran Antonio tidak akan ada, tanpa penemuan elektromagnetik terlebih dahulu oleh Heinrich Hertz ditahun 1825.

Bayangkan sebelum munculnya penemuan tersebut, berbicara dari jarak jauh dengan orang lain adalah sesuatu yang bersifat fiksi (khayalan). Ini bukan karena hal tersebut tidak benar akan tetapi karena pemikiran/pengetahuan manusia belum mencapai taraf rasionalitasnya untuk mendukung khayalannya dengan fakta.

Coba bayangkan apabila persepsi ini diasosiasikan dengan perjalanan Israj Miraj, Nabi Muhammad SAW,  yang menggunakan Buraq selama sehari semalam. Bagaimana seandainya kisah yang kedengaran fiksi ini, dirasionaliskan dengan ilmu pengetahuan sekarang ini.

Kalau Nabi  menempuh perjalanan dari Bumi ke lagit ke 7 (hipotesisnya galaxy lain) selama sehari-semalam (24 Jam), maka bisa diduga kecepatan tempuhnya harus melebihi kecepatan cahaya.

Sebagai perumpamaan, jarak dari bumi ke galaxy lainya adalah 12.6 millar kecepatan cahaya, artinya untuk bisa sampai kesana dibutuhkan waktu 25000 tahun.

Nah masalahnya adalah bagaimana cara kita merasionalkan perjalanan (sehari-semalam) tersebut. 

Sebagai perbandingan, jarak dari Bumi ke Bulan 384,400 km, dibutuhkan waktu selama 8 jam 35 menit dengan kecepatan 58,536 km/jam untuk mencapai Bulan, atau untuk ke Mars dibutuhkan waktu 39 hari. Itu berarti untuk bisa merasionalkan perjalan (sehari-semalam) tersebut dibutuhkan teknologi yang lebih cepat dari kecepatan cahaya.

Seandainya manusia mampu menemukan teknologi transportasi yang bisa secepat dengan kecepatan cahaya yaitu: 186,000 miles/detik, artinya jarak tempuh dari Bumi ke Bulan yang sebelumnya 8.35 jam menjadi 1.3 detik saja. 

Sebelumnya kecepatan cahaya dianggap merupakan jarak tempuh paling cepat, bahkan lebih cepat dari kecepatan suara. Tapi baru-baru ini, ilmuan Prof Robert Ehrlich dari George Mason University menemukan materi yang bisa lebih cepat dari cahaya yang disebut dengan Neutrino.

Neutrino sendiri adalah versi sonic boom dari cahaya, jadi bisa dibayangkan bagaimana kecepatannya. Itu berarti  waktu itu relatif dan tidak terbatas, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Itu juga berarti perjalanan (sehari-semalam) tersebut bukan hal yang mustahil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun