Mohon tunggu...
Asma Zahiroh Rohmah
Asma Zahiroh Rohmah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

karena saya percaya dalam tulisan ada keniscayaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif, Nyaman, dan Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

17 Desember 2024   15:13 Diperbarui: 20 Desember 2024   19:16 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa mengalami kendala dalam pembelajaran (Sumber: koran-jakarta.com)

Dalam lingkungan sekolah dapat kita temui bahwa siswa seringkali dituntut untuk meningkatkan potensi akademik mereka. Meraih ranking satu, mencetak prestasi, selanjutnya memberikan timbal balik kepada sekolah berupa nama baik yang kemudian dapat memperbagus akreditasi sekolah. Pada akhirnya siswa menjadi paham bahwa sekolah sebagai tempat belajar saja hingga meraih prestasi, kemudian yang berpotensi diluar bidang akademik beranggapan bahwa lingkungan sekolah sama sekali tidak menyenangkan karena isinya hanya siswa yang terus dipacu untuk terus belajar, kemudian ujian. Nilai di atas kertas menjadi pencapaian yang paling baik di sekolah. Sehingga beberapa murid yang memiliki potensi diluar akademik akan merasa menyerah dan tidak memiliki motivasi belajar sama sekali karena beranggapan belajar hanyalah membuang waktu kecuali untuk siswa yang pintar dan berprestasi. 

Kemudian timbullah  siswa yang memiliki masalah mental, tidak berani untuk menyampaikan pendapatnya di kelas, merasa kurang percaya diri dan menutup diri dengan teman-teman serta gurunya, gangguan kecemasan, depresi, hingga kenakalan remaja. 

Gambaran sekolah tersebut merupakan salah satu dari beberapa yang masih ada di Indonesia, pentingnya lingkungan sekolah yang positif dan mendukung siswa dalam proses pembelajaran, tentunya juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Artikel ini dibuat bertujuan untuk memahami bahwa kesehatan mental siswa merupakan suatu hal yang harus menjadi perhatian para guru, terutama guru BK. 

Beberapa faktor yang dapat menunjang kesehatan mental siswa disekolah ialah faktor lingkungan. Setelah lingkungan belajar siswa sudah dapat dikatakan positif dan mendukung proses pembelajaran, maka dapat dipastikan motivasi belajar siswa dapat meningkat dengan merata. Disinilah guru BK berperan terutama pada siswa yang merasa atau memang mengalami ketertinggalan dalam proses pembelajaran, juga pada siswa yang memiliki potensi diluar bidang akademik, bagaimana mereka pada akhirnya tetap termotivasi untuk belajar, menyelesaikan pendidikan akademik yang ditempuhnya, namun tetap leluasa meningkatkan potensi mereka masing-masing.

Dalam proses pembelajaran yang berlangsung, setiap tenaga pengajar tentu saja mengharapkan pembelajaran dapat berjalan secara efektif, serta nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dapat memberikan pengaruh besar pada siswa. Baik dalam bentuk penerapannya di kehidupan sehari-hari, seperti sopan santun dan disiplin, maupun dalam bentuk prestasi yang diraih oleh para siswa. Namun hal tersebut seringkali hanya terjadi pada beberapa siswa saja, terutama pada siswa yang memang sejak awal sudah berprestasi, maupun siswa yang memang mencerminkan perilaku teladan di sekolahnya. Para guru seringkali luput memperhatikan beberapa siswa yang memiliki kendala dalam proses pembelajarannya, sehingga ketika siswa tersebut mengalami ketertinggalan dalam pemahaman materi maupun perkembangan akademiknya menyebabkan mereka kurang  menyukai pembelajaran di kelas dan tidak adanya rasa nyaman dalam belajar. 

Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa murid yang memiliki kendala tersebut cenderung 'kurang tersorot' atau dalam kata lain tidak se-menonjol anak yang berprestasi atau memiliki kesan baik dimata para guru. Oleh karena itu para guru, terutama guru BK dalam menangani konsultasi para siswa perlu memastikan para siswanya dapat memahami pembelajaran dam merasa nyaman di kelas. Karena sangat jarang ditemukan siswa yang mengalami kendala dalam pembelajaran di kelas dapat berterus terang pada gurunya, atau dapat mengomunikasikan terkait kesulitannya dengan baik. Tujuan dari bidang ini (guru BK) adalah untuk memberikan layanan kepada siswa dalam hal-hal yang tidak ditangani dalam kerangka program pengajaran, tetapi diwajibkan oleh siswa untuk menyelesaikan pendidikan yang mereka terima selama di sekolah, atau memastikan kesejahteraan mereka di bidang kesehatan fisik, kesehatan mental, atau pengembangan kehidupan spiritual (Gunz & Peiperl, 2007; Nada et al., 2023)

Beberapa diantara para siswa pun memiliki kondisi mental yang kurang baik setelah mengetahui bahwa mereka kesulitan mengikuti ritme pembelajaran, hal tersebut dapat menjadi evaluasi para guru dalam berlangsungnya proses pembelajaran  dan menerapkan nilai-nilai karakter pada siswa. Guru BK pun tidak hanya menangani siswa yang memilih untuk bermasalah karena tidak menyukai proses pembelajaran, guru BK dapat memberikan motivasi dan menerima konsultasi murid yang pasif dan mengalami kesulitan di kelas saat pembelajaran sedang berlangsung. Karena kesehatan mental yang kurang baik dapat mempengaruhi kemampuan belajar, mengingat, dan berkonsentrasi dalam pembelajaran (Agnes et al., 2023), sementara itu menurut Maslow (1943) dalam teori hierarchy of needs Maslow, kebutuhan psikis seperti rasa aman dan kepuasan emosional harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum seseorang dapat mencapai potensi penuh dalam belajar. Kesehatan mental yang terganggu, seperti kecemasan atau depresi, bisa menghambat motivasi belajar karena kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi.

Disinilah sebenarnya peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk para siswanya, karena lingkungan belajar yang mendukung sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental siswa. Adapun fasilitas sekolah menjadi faktor eksternal sebagai pelengkap dari faktor lingkungan belajar yang mendukung siswa. Lingkungan Sekolah dapat memengaruhi Kesehatan mental siswa melalui berbagai hal (Agnes et al., 2023) beberapa hal tersebut dapat dibagi menjadi 2 faktor:

  • Faktor Internal                                            Faktor internal disini meliputi: bakat, minat, motivasi, dan keterampilan siswa. Perlu diingat bahwa hasil belajar tidak hanya mencakup nilai akademik, tetapi juga keterampilan sosial, keterampilan hidup, dan sikap yang diadopsi siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari (Alfansuri 2021 et al., 2021) Penting untuk menjaga kondisi mental siswa, karena kondisi mental siswa dapat berpengaruh pada kemampuan belajar siswa. Guru BK dapat berperan dalam program kesehatan mental siswa. Penting untuk membangun motivasi belajar para siswa dan meyakinkan bahwa mereka mampu untuk menjalani kegiatan di sekolah dengan baik. Menyertakan siswa dalam beragam kegiatan sosial juga dapat membangun tingkat kepercayaan diri siswa, dan pengalaman membangun relasi antar sesama. Guru BK dapat memahami apa yang menjadi kendala dalam proses belajar siswa, kemudian memahami apa yang menjadi minat bakat mereka. Sehingga sekolah dapat memfasilitasi dan menampung segala keterampilan siswa sesuai dengan minat bakat mereka. Sehingga tidak ada permasalahan dalam proses pembelajaran dengan konteks malas mengikuti materi dan merasa tidak menguasai mata pelajaran. Guru mata pelajaran lain pun dapat memahami bagaimana cara agar pembelajaran dapat berjalan secara menyenangkan dan materi tersampaikan dengan baik pada siswa. Hal tersebut dapat memberikan kesan yang baik pada siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
  • Faktor eksternal 

Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. Sementara itu dalam lingkungan sekolah terbagi menjadi 3, yaitu: Lingkungan fisik, Lingkungan Akademik, dan Lingkungan Sosial.

  • Lingkungan Fisik

Lingkungan Fisik disini yang dimaksudkan ialah bangunan dan fasilitas sekolah. Pentingnya fasilitas yang lengkap dan memadai untuk menampung segala minat dan bakat siswa, mendukung kreativitas siswa, dan memercayai siswa untuk mengembangkan potensinya. Namun diluar dari lingkungan fisik yang tercipta, peran guru untuk membangun lingkungan pembelajaran merupakan yang utama, seperti pemanfaatan lingkungan fisik sekolah untuk menanamkan nilai-nilai hidup dan memperkaya pengetahuan. Sehingga memberikan makna tersendiri bagi murid (Farhan et al., 2020) Contohlah pembelajaran yang dilaksanakan di perpustakaan, siswa dapat memilih satu buku setelah pemberian materi untuk kemudian membacanya dengan tertib di perpustakaan hingga jam mata pelajaran tersebut selesai. Atau kegiatan pembelajaran di halaman sekolah dengan penyisipan nilai karakter saat guru memberikan materi kepada murid. Sehingga lingkungan fisik pada sekolah tidak hanya terfokus pada fungsi utamanya saja, melainkan perlunya campur tangan guru dalam membangun kreativitas siswa dan menanamkan nilai-nilai kearifan kepada siswa, bukan hanya berfolus pada lingkungan akademik saja.

  • Lingkungan Akademik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun