Dalam proses pembelajaran, siswa dapat melihat kontribusi budaya mereka terhadap perkembangan sains dan teknologi, serta menghargai keunikan dan keberagaman budaya sebagai aset yang berharga dalam masyarakat. Dalam proses ini, siswa belajar untuk menghormati perspektif dan pengalaman budaya orang lain, serta memahami pentingnya kesalingan dalam membangun hubungan yang harmonis dan inklusif.
Selanjutnya, pendekatan etnosains membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan reflektif, melalui penelusuran dan analisis terhadap pengetahuan dan praktik budaya lokal. Disini siswa diajarkan untuk mengevaluasi informasi, memahami perspektif yang berbeda, dan mengidentifikasi keterkaitan antara sains dan budaya. Hal ini membangun keterampilan berpikir kritis yang penting dalam menghadapi tantangan dan perubahan di era global yang kompleks.
Melalui penggunaan bahasa dan materi ajar berbasis budaya, penelitian dan observasi di lingkungan lokal, serta mendorong dialog antarbudaya dan kolaborasi, etnosains membantu siswa untuk menghargai dan memahami keragaman budaya dalam konteks pembelajaran. Dengan demikian, pendidikan multikultural dengan pendekatan etnosains memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, menghormati perbedaan budaya, dan mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat yang semakin terhubung secara global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H