Mohon tunggu...
Antawirya
Antawirya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

خير الناس انفعهم للناس... "sebaik-baiknya manusia ialah orang yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Huntara Pekalongan Konsep Visi dan Misi

3 Februari 2025   06:45 Diperbarui: 3 Februari 2025   06:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HUNTARA PEKALONGAN KONSEP, VISI DAN MISI

 

Bencana menyebabkan korban dan kehilangan rumah. Pada fase emergensi respon, kita penuhi kebutuhan dasar, keselamatan, pangan minum, kesehatan, transportasi dan penerangan/komunikasi. Papan, pada bencana partial, lebih aman, karena bisa tinggal sementara di rumah family, tetangga. Pada bencana besar, setelah fase tenda kain plastik, maka hunian sementara sangat penting. Pada kasus Pekalongan Petung, Huntara pada korban rumah, penting juga, walau bukan emergencies. Tetapi bagaimanapun, hunian pribadi bagi keluarga sangat penting, krn keluarga punya privasi shg kelamaan menumpang keluarga tidak baik. Sementara, bila ada bantuan rumah tetap dari negara, waktu bisa lama. Pengalaman di Lombok , NTT, bisa 1 tahun, Bahkan di Palu Sigi bisa 3 tahun. Cianjur yg sudah 3 tahun belum semua keluarga jadi rumah tetapnya. Hanya di Lumajang, Huntap bisa bersamaan dengan huntara karena dana instant siap dari Baznas. Di Aceh walau lintas dunia membantu huntap, huntara kami baru digantikan Hubtap dari Jerman setelah dari 2004 hingga 2008. Banyak orang berpikir huntara bukan emergencies apalagi mahal sulit lama buatnya. Ini dipahami krn huntara Aceh yang kontrakan pada pengusaha, diatas 150 jutaan 12 pintu barak. Itupun harus tenaga dari Jawa. Dari dasar itu, kami kembangkan konsep HUNTARA MURAH MUDAH CEPAT. murah krm bahan lokal, tenaga lokal pengungsi bergotong royong. Cepat karena bisa dibuat 6 jam saja dan biaya itu saat di Aceh, full kayu, cuma 6 jutaan. Huntara itu saat ini masih ada sbg peninggalan sejarah di Leupung (Dok Facebook : dokter budi). Konsep lebih murah di Lombok cuma 2 jutaan, bahkan yg terakhir di Cianjur Pasaman cuma 3,5 jutaan. Di pekalongan dng atap galvanis 3,8 juta. Lebih lanjut, huntara Y20 ini cukup 20 menit di instal di bekas rumah nya, atau sekitar. Bisa dibongkar, bisa disimpan, bisa dipindah dng 6 orang. Tenda keluarga 2,5 x 5 meter kiriman lembaga internasional, saat ini seharga 8 jutaan. 

koleksi pribadi
koleksi pribadi

VISI Konsep HUNTARA cepat ini sejalan dengan tesis proposal kami, HUNTARA AS SOON AS POSSIBLE. Banyak orang pesimis, karena berpikir untuk layanan biasa saja bisa perlu ratusan orang. Sebagai contoh kasus salah satu kabupaten yang gegap gembira bantu Lombok, dengan 5 truk bantuan pangan dan ll memberangkatkan 35 relawan. Tugas cuma distribusi pangan itu ke lembaga lokal. Maka ketika ketua team datang ke tempat kami yg punya 21 program pengungsi, bertanya, BERAPA ANGGORA TEAM? saya jawab 2 orang. Itulah implementasi konsep kami dalam SIMEHS. Small Independent Mobile Emergencies Health Services. Tidak perlu orang banyak, tetapi orang yg berilmu dan mampu gerakkan SDM lokal. Memang perlu dana, tetapi dana untuk gerakkan orang banyak juga perlu biaya besar.Dalam kasus bencana di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri, kita perlu orang yg terlatih SIMEHS. Undip Epidemiologi / pascasarjana, bisa melatihnya. Visi dari giat huntara Pekalongan ini, sekali lagi adl KENALKAN KONSEP SIMEHS, DAN HUNTARA Y20. Agar lembaga kebencanaan baik negara maupun NGO, bisa Upgrade tenaganya shg cost services di bencana bisa efisien. Sekaligus kasus Pekalongan buktikan bahwa 1 orang petugas, dlm sehari bisa manage pemasangan huntara bagi pengungsi. Artinya, bila tenaga banyak, maja cakupan akan lebih besar. 

*MISI GIAT HUNTARA Y20 PEKALONGAN* Misi giat ini sekali lagi implementasikan SIMEHS, dmn team cuma 2 orang, dng bekal efisien, shg tak merepot kan pihak lokal sama sekali, mandiri, hanya perlu koordinasi dimana yg bisa dibantu, selebihnya tidak perlu, krn SDM lokal bisa digerakkan. Ketika di Sukabumi, kami cuma perlu 2 hari selesai dan kmd orang lokal bisa sinambungkan. Ketika di Petung Kriono Pekalongan, kami hampir lebih 3 hari karena hujan. Tetapi SDM lokal ternyata punya alat bor tangan batere tanpa listrik, mk huntara bisa dibuat dlm hujan sedang. Setelah itu SDM bisa terlatih dan sewaktu waktu bisa dipekerjakan. 

*HOPE - REKOMENDASI* Dengan bukti sukses di Sukabumi dan Petung Kriono Pekalongan dalam 2 bukan ini, maka harapan kami, bila masih ada keluarga korban yg kehilangan rumah, agar bisa dibuatkan HUNTARA agar kehidupan sosial ekonomi nya bisa dimulai lagi. Untuk membuat, tidak perlu pengusaha besar, tukang lolal yg kami latih, atau TNI yg kami berkatih bersama, bisa dimanfaatkan. Ke depan, bila ada bencana, manajemen yg efektif efisien perlu dilakukan agar bantuan sebesarnya bisa diterima masyarakat korban bencana. Demikianlah dan Terima kasih atas dukungannya. 

Dr. dr. Budi Laksono, MHScDosen Disaster Management Pasca Sarjana Undip. Peneliti, praktisi, relawan Kebencanaan. 

Terima kasih sahabat Dr. Budi Sus dan Dr Hasyim, Dr. Imam, Dr. Cahyo, Ibu Min (ika undip/anastomose, PDUI) dan Drs Bambang Sadono. yg membantu donasi giat ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun