Perjalanan "Terbang Miring": Membangun Kekuatan Ilmu Melalui Harmoni Sains dan Agama untuk Keberkahan
Oleh: Muhammad Nur
Pasti banyak yang bertanya tentang judul ini. Perjalanan "terbang miring"? Ya kalimat itu adalah sebuah tamsil yang mengandung makna tertentu. Saya melakukan perjalanan mudik (pulang kampung) ke Kabupaten Batu Bara penuh penghayatan baru. Ya saya beruntung mendapat undangan dari Pesantren Modern Guntur Darussalam yang didirikan oleh seorang ustadz muda Aidilfithrah, SPd, MA,AL. Di pesantren tersebut saya membahas Pengembangan Sains bisa memperoleh semangat dari ayat-ayat Al Quran. Ilmu yang mendapat semangat iman berdasarkan Al Quran. Al Quran sebagai sebuah mukjizat memberikan sinyal-sinyal dasar sains menginspirasi para ilmuwan untuk melakukan penelitian. Peserta ceramah dan dialog tersebut terdiri dari dosen, mahasiswa, birokrat, ustadz, santri, masyarakat umum, guru, siswa dan beberapa kaum terdidik dari perguruan tinggi luar negeri. Acara yang cermah dan dialog ini dilaksanakan pada Ahad malam tanggal 12 Januari 2025. Diskusi di pesantren ini membahas bagaimana ilmu pengetahuan modern dapat berjalan beriringan dengan keimanan. Al-Qur'an, sebagai kitab suci, sering kali menjadi inspirasi utama untuk pengembangan inovasi teknologi yang tidak hanya bermanfaat secara duniawi tetapi juga tetap dalam koridor keberkahan Iman, Ilmu dan amal. Semangat integrasi ini menjadi pilar penting dalam mencetak generasi unggul yang memahami bahwa kemajuan ilmu tidak boleh mengorbankan nilai-nilai spiritual.
Kegiatan berikutnya di Kabupaten Batu Bara adalah pembinaan koperasi produksi dan aktivitas rumah produksi bersama pasta cabai (cabai giling) yang telah diserahkan pengelolaannya kepada Koperasi Produksi Berkah Abadi Jaya.
Perjalanan dilanjutkan ke Kabupaten Batu Bara, sebuah kawasan dengan potensi luar biasa, khususnya dalam sektor agribisnis. Di sana, saya turut serta dalam pembinaan koperasi produksi dan pengembangan rumah produksi bersama teman-teman yang tergabung dalam sebuah lembaga yang diberi nama Pusat Kecemerlangan Pengembangan Masyarakat (PKPM). Salah satu program unggulan pemerintah, Rumah Produksi Bersama, yang diserahkan pengelolaannya kepada Koperasi Produksi Berkah Abadi Jaya adalah produksi pasta cabai (cabai giling). Proyek ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi hasil tani lokal tetapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat sekitar.
Dengan memanfaatkan teknologi Plasma Ozon dari Center for Plasma Reseach dan System Pembuatan Cabai giling produksi Oremco, pabrik cabai giling dan tahan lama ini telah beroperasi. Koperasi ini mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi yang siap bersaing di pasar lokal maupun regional. Program ini juga menjadi bukti nyata bagaimana konsep kolaborasi dan pemberdayaan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
"Terbang miring" dalam perjalanan ini adalah simbol perjuangan untuk menjaga keseimbangan antara tugas dan misi. Di satu sisi, membangun kolaborasi dengan pesantren dalam ranah pendidikan berbasis nilai-nilai agama; di sisi lain, mendorong kemajuan ekonomi berbasis masyarakat melalui koperasi dan rumah produksi. Dua hal ini mungkin terlihat berbeda, tetapi pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama: menciptakan keberkahan dalam ilmu dan amal yang didorng oleh iman.
Dalam perjalanan ini, saya semakin menyadari pentingnya menyatukan sains dan agama sebagai kekuatan besar yang mampu menciptakan perubahan nyata di masyarakat. Dialog tentang non-dikotomi sains dan agama bukanlah sekadar perdebatan konsep, melainkan langkah strategis untuk menciptakan harmoni antara akal dan iman, antara pengetahuan dan nilai-nilai spiritual. Tantangan terbesar pada harmonisasi ini bukan hanya pada tataran konsep. Bagaimana penerapan sains dan teknologi bisa menyentuh masyarakat paling bawah? Bagaimana sains dan teknologi dapat membawa manfaat langsung bagi petani cabai di Lubuk Cuik, Kabupaten Batu Bara, misalnya? Jawabannya ada pada implementasi sains dan teknologi secara sungguh-sungguh. Saya sering menarik nafas panjang eksperimen kami bertahun tahun dalam bidang fisika plasma dan teknologi ozon telah dapat digunakan dalam skala industri Di Kabupaten Batu Bara. Teknologi ini dapat mempertahankan masa segar bahan baku dan menghilangkan pestisida pada cabai. Rumah produksi Kemenkopukm dengan rumah produksi besama ini menjadi platform untuk menyatukan pengetahuan modern dengan kebutuhan masyarakat lokal. Proyek pengolahan pasta cabai (cabai giling) adalah salah satu contoh konkrit. Teknologi yang diterapkan di rumah produksi bersama tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi petani kecil.
Sains yang Menyentuh Masyarakat Paling Bawah
Para petani di Lubuk Cuik sering kali dihadapkan pada tantangan klasik: hasil panen melimpah tetapi harga jual rendah, terutama saat masa panen raya. Teknologi pengolahan pasca-panen seperti yang diterapkan di rumah produksi ini menjadi jawaban atas permasalahan tersebut. Dengan memproses cabai menjadi produk olahan seperti pasta cabai, nilai ekonomis meningkat, dan petani tidak lagi sepenuhnya bergantung pada harga pasar cabai segar.
Selain itu, dialog dengan petani juga penting. Mereka diajak memahami bahwa teknologi bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau dianggap jauh dari kehidupan sehari-hari. Melalui pelatihan sederhana, petani belajar menggunakan alat-alat pengolahan, memahami prinsip higienitas dalam produksi, hingga mengenali peluang pasar untuk produk olahan mereka. Ini adalah bentuk nyata dari pengembangan ilmu yang menyentuh langsung masyarakat paling bawah.
Menguatkan Komunitas Melalui Inovasi
Perjalanan ini mengajarkan saya bahwa kekuatan ilmu pengetahuan, ketika digabungkan dengan nilai-nilai agama, dapat menjadi alat perubahan yang sangat efektif. Petani di Lubuk Cuik bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga menjadi aktor utama dalam ekosistem ekonomi baru yang berbasis teknologi dan keberkahan.
Ke depan, kolaborasi seperti ini harus terus diperluas. Pendidikan berbasis nilai harus melahirkan inovasi-inovasi yang relevan dan langsung menyentuh kehidupan masyarakat. Dengan begitu, sains tidak hanya menjadi milik akademisi di laboratorium, tetapi juga menjadi solusi nyata untuk petani, nelayan, buruh, dan masyarakat kecil lainnya.
Terbang Miring Menuju Harmoni
"Terbang miring" adalah simbol perjuangan menjaga keseimbangan antara ide besar dan penerapan nyata, antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritual, antara sains dan agama. Perjalanan ini mengajarkan bahwa dengan harmoni dan kerja keras, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik---di mana setiap ilmu yang kita kembangkan membawa manfaat tidak hanya publikasi dan berbangga dengan indexing, tetapi juga untuk masyarakat luas dan pada waktunya nanti dapat menggerakkan ekonomi inovasi berawal dari hilirisasi komuditas pertanian. Semoga,
Muhammad Nur, guru besar fisika plasma dan fusi nuklir dari Universitas Diponegoro. Bandar Udara Soekarno Hatta, 14 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H