Apalagi saat saat kami berkunjung ke sana sedang ada perbaikan jembatan. Perlu diketahui pula jembatannya bukan seperti jembatan umumnya. Jembatan ini dibuat dari bambu. Wow … harus ekstra hati-hati saat melintasinya, Guys! Dengan semangat dan kewaspadaan, akhirnya kami lulus juga dari jembatan ini. Ya, kami pun menapakkan kaki di atas Bukit Panjung.
Lantas apa yang ada di sana? Baguskah? Indahkah?
O … ouw … lagi-lagi kami tak ingin disebut marketer objek wisata. Yang bisa kami jawab adalah pemandangan fantastis. Di sana ada taman yang sengaja dirawat oleh pihak pengelola, juga tersedia losmen dan warung kecil. Ditumbuhi rerumputan dan pepohonan yang ditata dengan apik yang berbenteng bebatuan kecil menjadikan tempat ini seperti “taman langit”.
Bagaimana tidak, Guys? Duduk santai di bawah pondok dengan panorama laut sepanjang mata memandang, bergemuruh pula angin berdesir-desir berbisik ke telinga. Taman kecil yang bersih nan indah itu membuat betah kita ingin bermalam saja. Tak ada habisnya menikmati keseluruhan landscape Pantai Pok Tunggal dari Bukit Panjung.
Lautan yang membentang luas, awan bergantungan di bawah langit, perbukitan yang ingin menggapai awan. Dan pasir putih bersih terhampar di bibir pantai, serta biru kehijaunan airnya menampakkan batu karang dari atas bukit. Bukankah itu sedikit dari gambaran “secuil surga yang terlepas”?
Ah … rasa-rasanya biarlah pengunjung sendiri yang menilai. Jika pengunjung pergi ke sana melalui artikel wisata ini, harapan kami adalah Anda tidak menilai kami penulis yang berlebihan. Selamat berkunjung! Sampai jumpa di Kota Pariwisata Jogjakarta, dan salam travelling.
Sumber: Asmara In Jogja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H