Mata yang kita paham menjadi basah
Tawa bahagia jadi kenangan
Jemari tak lagi menyatu
Lambaian tangan melepas kepergian
Kita pernah paham arti pertemuan dan perpisahan
Selalu kita bicarakan "berandai-andai'
Kini semua menjadi nyata
Pemahaman kita benar : seorang sahabat mempunyai jalannya sendiri
Sumatera Utara, kita yang pernah bertemu di sana
Menyimpan kisah persahabatan bagi kita semua
Sekalipun setiap jengkal rodaku menjauh
Mendekati impianku ke sumatera Barat
Mulai di kaki perbukitan Barisan
Sampai di punggungnya, lalu di puncaknya lagi
Aku mersakan kepuasan tersendiri
Kalian yang tahu, aku menjemput cinta di balik bukit barisan itu
Cinta tak ada yang fiksi, kawan
Fiksi, jika sang pecinta penakut dan tak ada kemauan
Aku selalu bilang: Di mana ada kemauan, di situ ada jalan yang lurus
Kini semua menjadi nyata, cinta itu benar ada
Pujangga cinta selalu paham
Harta, jabatan dan kekuasaan tertepis oleh asmara
Mungkin aku menjejakinya
Karena ada Qois dan Romeo di sana.
Bukittinggi, 20 November 2014