"Orang tua saya dulu orang susah Pak. Pernah karena nggak punya beras, beras yang ada dijadikan bubur supaya bisa dibagi banyak orang, 9 anak. Dulu kita nggak punya TV dan bapak saya merasa tersayat untuk bangkit ketika mendengar cerita ada anaknya yang  tidak boleh nonton TV tetangga," kenang Ijeck.
Ijeck yang bernama lengkap Musa Rajekshah adalah anak kedelapan dari sembilan bersaudara, dari Pasangan H. Anif Shah dan Hj. Syarifah Rahmah. Bagi masyarakat Sumatera Utara siapa yang tak kenal H. Anif Shah, selain dikenal sebagai pengusaha sukses, H. Anif juga dikenal karena kedermawanannya. Â Tapi siapa yang menyangka, bahwa H. Anif dan keluarga pernah melalui masa-masa sulit. Bangkit dan menjadi sukses, memberi kesempatan pada H. Anif untuk dapat membantu sesama, kepedulian yang juga diajarkan kepada anak-anaknya.
H. Anif Shah, ayahnda dari Cawagubsu H. Musa Rajekshah adalah anak dari Seorang Hafidz Qur'an H. Gulrang Shah, "Ayah saya hanya seorang guru agama yang hafal qur'an. Ayah saya tidak sempat melihat anak-anaknya sukses. Ibu saya masih sempat melihat keberhasilan anak-anaknya. Tahun 1975, saya dalam keadaan susah dan ayah saya sudah meninggal. Saya dibesarkan di tempat nenek saya, yang meninggal di tahun 1992 dan ibu saya meninggal tahun 1995." kenang H. Anif
Bagi keluarganya, H. Anif adalah sosok seorang Pahlawan yang sangat mencintai keluarga, "Ia adalah sosok pahlawan bagi kami. Berjuang demi keluarga dan anak-anaknya, selalu memberikan cerminan tentang arti perjuangan hidup, banyak hal yang selalu ia buat kami, pesan-pesannya selalu mendorong kami untuk terus maju menggapai keinginan," tutur Musa Ichwansyah, Abangnda Ijeck.
Kisah perjuangan ayahnya inilah yang selalu memotivasi Ijeck untuk selalu bekerja keras dan membantu Orang-orang yang membutuhkan. Pada tahun 1990an, ayahnya H. Anif Shah mendirikan Yayasan Anugerah Pendidikan Indonesia ( YAPI ) yang peduli pada pendidikan masyarakat di sekitar perkebunan mereka di Langkat maupun masyarakat di Tapanuli Selatan.
Tahun 2000, YAPI dilebur kedalam Yayasan Haji Anif ( YHA ), dimana Ijeck dipercaya sebagai Ketua Umum. Sepanjang perjalanannya, YHA banyak membangun sekolah-sekolah formal dan non formal tanpa biaya. Selain itu, ada juga Program Mobil Pembersih Masjid yang dirasakan besar manfaatnya oleh umat Muslim Sumatera Utara.
Ada cerita menarik dibalik Program Mobil Pembersih Masjid. Waktu itu Ayahnda Ijeck, H. Anif Shah sholat di salah satu masjid di Simalungun, masjid itu karpetnya kotor, kening beliau kotor lalu muncullah ide membersihkan masjid. "Jadi simpel aja memang kasusnya," kata Ijeck.
Saat ini telah ada 35 Mobil yang membersihkan lebih dari 3000 Masjid di 12 kabupaten kota di Sumut. Program Mobil Pembersih Masjid ini kemudian ditiru oleh Yusuf Kalla sekalu ketua Dewan Masjid Indonesia.
Ijeck mengaku, Ia dan saudara-saudaranya selalu ditanamkan bahwa hidup ini adalah hadiah. Semuanya harus bekerja keras. "Tidak ada yang harus ditunggu-tunggu, Tuhan pun marah kalau kita harus menunggu untuk mendapatkan pekerjaan. Kalau mau hidup baik, harus kerja keras. Saya didik anak-anak saya untuk bekerja, walau harus setengah mati. Ke hutan pun mereka harus pergi." Ungkap H. Anif
H. Anif selalu berpesan kepada anak-anaknya "jika kita dapat rezeki sepuluh, tiga harus kita bagi-bagi. Yang tujuh itu sudah cukup untuk kita. Jangan yang seharusnya sepuluh, yang diambil duabelas. Bahaya itu. Karena yang dua itu pasti milik orang lain."
Pesan orang tuanya inilah yang selalu diingat Ijeck, untuk selalu menolong sesama. Dia pun tumbuh menjadi Sosok yang Santun dan Dermawan.