Los Angeles, salah satu kota terbesar di Amerika Serikat, baru-baru ini dilanda kebakaran hutan yang dahsyat. Kebakaran ini menghanguskan ribuan hektar lahan, memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka, dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Peristiwa ini memunculkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat dan media, termasuk narasi bahwa bencana ini mungkin merupakan "karma" atas dukungan Amerika Serikat, termasuk Los Angeles, terhadap Israel.
Dukungan Los Angeles terhadap Israel
Sebagai salah satu kota dengan populasi Yahudi terbesar di dunia, Los Angeles memiliki hubungan erat dengan Israel. Kota ini sering menjadi pusat kegiatan pro-Israel, termasuk penggalangan dana, demonstrasi, dan dukungan politik. Dukungan ini tidak hanya berasal dari komunitas Yahudi, tetapi juga dari kelompok-kelompok lain yang mendukung kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah.
Di sisi lain, banyak pihak yang merasa bahwa kebijakan Amerika Serikat terhadap Palestina dan dukungannya terhadap Israel sering dianggap tidak adil. Kritik ini semakin menguat di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut. Beberapa aktivis dan pengamat mengaitkan bencana alam seperti kebakaran ini sebagai semacam "peringatan" atau konsekuensi dari tindakan-tindakan yang dianggap tidak adil oleh sebagian masyarakat global.
Perspektif Spiritualitas dan Karma
Dalam berbagai budaya dan tradisi spiritual, konsep karma sering digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antara tindakan manusia dan konsekuensi yang mereka hadapi. Dalam konteks ini, kebakaran di Los Angeles oleh sebagian pihak dianggap sebagai "balasan" atas tindakan atau dukungan terhadap kebijakan yang dinilai tidak berimbang di Timur Tengah. Namun, pandangan ini tentu saja sangat subjektif dan tidak memiliki dasar ilmiah.
Bencana alam, seperti kebakaran hutan, biasanya disebabkan oleh kombinasi faktor lingkungan, perubahan iklim, dan aktivitas manusia. Di California, musim panas yang panjang, angin kencang, dan vegetasi yang kering sering kali menjadi pemicu utama kebakaran hutan. Menariknya, Badan Cuaca Nasional Amerika Serikat (NWS) mengidentifikasi angin kencang Santa Ana sebagai pemicu utama meluasnya kebakaran. Angin ini berembus dengan kecepatan lebih dari 112 km/jam, mempercepat penyebaran api dan menyulitkan upaya pemadaman. Hal ini mengingatkan pada firman Allah dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah ayat 266:
"Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar."
Ayat ini ditutup dengan firman Allah yang berbunyi:
"Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan(Nya)."
Apakah ini hanya kebetulan semata? Allahu Akbar, Maha Benar Allah dan segala firman-Nya.
Kutukan Trump dan Respon Spiritual
Dalam pidatonya beberapa waktu lalu, Donald Trump pernah mengatakan, "Kalau para sandera itu tidak kembali, saya ingin merusak negosiasi anda. Kalau mereka belum Kembali saat saya menjabat, 'neraka' akan terjadi di Timur Tengah." Pernyataan ini dianggap sebagai bentuk ancaman keras terhadap pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab atas situasi di Timur Tengah. Namun, di sisi lain, beberapa kalangan menilai bahwa justru Allah Swt telah mengabulkan doa untuk rakyatnya sendiri dengan memberikan pengingat melalui berbagai peristiwa yang terjadi. Narasi ini menunjukkan bahwa banyak pihak mencoba mencari makna di balik peristiwa besar, baik dari perspektif politik maupun spiritual.
Kebakaran Los Angeles dan Gaza: Sebuah Kebetulan?
Berdasarkan data dari laporan BBC, luas kebakaran yang terjadi di Los Angeles mencakup area yang setara dengan atau bahkan lebih luas dari wilayah Gaza. Selain itu, data menunjukkan beberapa wilayah yang terdampak kebakaran di Los Angeles:
Kebakaran Palisades: Kebakaran terbesar terjadi antara Santa Monica dan Malibu. Area yang terbakar: lebih dari 17.000 hektare. Setidaknya 30.000 orang dievakuasi.
Kebakaran Eaton: Kebakaran terbesar kedua yang terjadi di utara Pasadena. Area yang terbakar: lebih dari 10.000 hektare. Setidaknya lima kematian dilaporkan.
Kebakaran Hurst: Dilaporkan di utara San Fernando. Area yang terbakar: 850 hektare.
Kebakaran Lidia: Dilaporkan terjadi di perbukitan utara Los Angeles. Area yang terbakar: 350 hektare.
Kebakaran Sunset: Dilaporkan terjadi di kawasan bersejarah Hollywood Hills dekat banyak landmark terkenal. Luas lahan yang terbakar: 50 hektare.
Kebakaran Woodley: Kebakaran kecil dilaporkan terjadi di taman setempat. Luas lahan yang terbakar: 30 hektare.
Kebakaran Olivas: Kebakaran kecil pertama kali dilaporkan di wilayah Ventura sekitar 80 km timur Los Angeles. Luas terbakar: 11 hektare.Â
Tepat setelah Selasa (07/01) pukul 14:00 waktu setempat, kawasan yang dilalap api mencapai 772 hektare. Dalam waktu empat jam, luasnya meningkat menjadi tiga kali lipat. Perkembangan ini menunjukkan betapa cepat dan intensifnya kebakaran menyebar.
Total luas lahan yang terbakar hingga saat ini mencapai lebih dari 28.000 hektare. Perbandingan ini memunculkan pertanyaan di kalangan masyarakat: apakah hal tersebut sekadar kebetulan atau memiliki makna yang lebih dalam? Bagi sebagian orang, hal ini dianggap sebagai tanda dari kekuasaan Allah Swt yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
Gaza, sebuah wilayah kecil namun padat penduduk, menjadi pusat konflik dan penderitaan akibat ketegangan yang terus-menerus di Timur Tengah. Sementara itu, kebakaran di Los Angeles menjadi pengingat akan rapuhnya manusia di hadapan kekuatan alam. Peristiwa ini memperlihatkan kesamaan dalam hal dampaknya yang menghancurkan, meskipun konteks dan penyebabnya berbeda.
Reaksi Aktivis Pro-Palestina dan James Woods
Di tengah tragedi ini, aktivis pro-Palestina mendesak aktor Hollywood, James Woods (77 tahun), untuk mempertimbangkan kembali dukungannya terhadap perang Israel di Gaza, Palestina. Hal itu muncul setelah aktor Amerika Serikat (AS) tersebut kehilangan rumahnya dalam kebakaran hutan yang melanda Los Angeles.
Woods, yang sebelumnya mendukung serangan mematikan Israel terhadap warga Palestina di Gaza sambil mendesak militer Zionis untuk melakukan lebih banyak serangan, menggunakan tagar "#KillThemAll", tiba-tiba menangis tersedu-sedu selama wawancara CNN pada Rabu (8/1/2025). Hal ini terjadi saat Woods meratapi kehancuran rumahnya akibat kebakaran besar tersebut.
Postingan lama Woods sebulan kemudian, yang berisi tuntutan "No ceasefire. No compromise. No forgiveness. #KillThemAll", kini kembali diviralkan oleh warganet di tengah kesedihannya karena kehilangan rumah. Peristiwa ini memunculkan berbagai reaksi, termasuk dari mereka yang menilai bencana ini sebagai pengingat akan pentingnya rasa kemanusiaan dan solidaritas.
Refleksi
Sebagai masyarakat global, bencana seperti ini seharusnya menjadi momen refleksi bersama. Kebakaran di Los Angeles adalah pengingat betapa rentannya manusia terhadap kekuatan alam. Alih-alih menghubungkannya dengan isu politik atau spiritual tertentu, lebih baik kita berfokus pada upaya bersama untuk mengurangi risiko bencana di masa depan. Solidaritas, empati, dan kerja sama adalah kunci untuk menghadapi tantangan global ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H