Pagi ini (4/6/24), kembali ke Kopi Klotok mencari sarapan. Kalau kemarin, menu yang dipilih yaitu kopi susu dan pisang goreng. Kali ini, nambah satu menu, nasi sayur lodeh dan telur dadar dengan konsep prasmanan.
Cukup bikin penasaran, telur dengan seukuran piring juga banyak jadi pilihan pelanggan yang ingin menikmati suasana persawahan di pagi hari.
Sebelum sampai ke Kopi Klotok, dari kejauhan Gunung Merapi sudah menyapa dengan indah. Membuat hati semakin kagum dengan kebesaran Pencipta.
Sayur lodehnya juga ternyata enak dan rekomended. Lagi-lagi tidak boleh dibungkus bawa pulang. Meski prasmanan, ingat ya ngambil secukupnya saja. Pesan yang punya warung, tertulis di dekat makanan.
Singkat cerita, ketika di depan kasir, saya melihat sebuah pengumuman tertulis di kertas dan ditempel pada meja kasir. Tulisan itu penuh makna, buat saya. Tulisan yang sangat relate dengan kinerja kami di kesehatan. Kami selalu berupaya agar ibu hamil terus sehat dan selamat. Â
Walaupun Kopi Klotok namanya sudah mahsyur, kebijakan pemilik warung memilih segmen Ibu Hamil sebagai segmen spesial patut diteladani.
Jika dihubungkan dengan program Makan Bergizi Gratis, segmented perlu dipertimbangkan, agar program ini nantinya tidak terkesan "ngasal".
Perlu difikirkan segmennya. Menurut Kemenkes RI, kebutuhan Anak SD dan SMP atau SMA berbeda. Kebutuhan kelompok laki-laki atau perempuan juga berbeda. Kita berharap, Program Makan Bergizi Gratis sukses sesuai tujuannya dan berkontribusi terhadap kemajuan SDM Indonesia, menuju Indonesia Emas 2045.
Standar Kebutuhan Gizi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013:
Kebutuhan Kalori
Salah satu kandungan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk beraktivitas adalah kalori. Berdasarkan aturan tersebut, kebutuhan kalori orang dewasa setiap harinya adalah 2.200 Kkal. Sedangkan untuk anak berusia 7-9 tahun, hanya butuh 1.850 Kkal untuk tiga kali waktu makan dalam sehari.
Kebutuhan Protein
Kebutuhan gizi anak lainnya adalah protein. Nutrisi yang satu ini dibutuhkan agar seluruh organ tubuh dapat bekerja dengan lancar. Selain itu, protein juga berhubungan dengan kebutuhan anak sekolah. Kecukupan protein membantu meningkatkan kemampuan kognitif otak anak.Â
Kebutuhan protein laki-laki:
- Anak-anak (5-11 tahun): 49-56 g
- Remaja (12-25 tahun): 62-72 g
- Dewasa (26-45 tahun): 62-65 g
- Lansia (41-65 tahun): 65 g
- Manula (>65 tahun): 62 g
Kebutuhan protein perempuan:
- Anak-anak (5-11 tahun): 49-60 g
- Remaja (12-25 tahun): 56-59 g
- Dewasa (26-45 tahun): 56 g
- Lansia (41-65 tahun): 56 g
- Manula (>65 tahun): 56 g
Porsi Makan
Ketika anak memasuki usia sekolah, kebutuhan energi dan gizinya pun semakin meningkat. Ini karena ia mulai belajar menerima materi di kelas dan juga aktivitasnya semakin padat. Untuk memenuhi nutrisinya, orang tua harus mengetahui porsi makan yang tepat untuk anak.Â
Berdasarkan rekomendasi dari Kemenkes RI, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan orang tua ketika memberikan asupan nutrisi kepada anak.Â
Berikut ini yang perlu Ibu ketahui:
- Anak direkomendasikan melakukan tiga kali makan utama pada pagi, siang, serta malam hari.
- Pilih menu makanan yang kaya sayuran dan buah-buahan.
- Jangan lupakan protein dalam menu makanan anak. Ada baiknya 30 % asupan hewani dan 70% protein nabati dalam sehari.
- Berikan makanan camilan dalam kebutuhan gizi seharian.
- Ada baiknya anak tidak terlalu sering konsumsi makanan manis, berlemak, dan juga jenis siap saji.
Dan jangan lupakan, unsur edukasi.Â
Anak-anak sekolah harus faham, kenapa mereka harus makan-makan seperti menu yang disediakan.
Pemilik/Penjaga kantin sekolah ditunjuk sebagai kader Promosi Kesehatan di sekolah di bawah binaan puskesmas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H