Makan Bergizi Gratis merupakan janji politik presiden terpilih, yakni Prabowo Subianto yang belakangan merevisi program itu dari makan siang gratis.Â
Program itu sah-sah saja. Di beberapa negara maju sudah menerapkannya. Mereka sadar pentingnya investasi SDM. SDM yang sehat penentu keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan.
Negara tetangga terdekat kita misalnya, yakni Malaysia telah menerapkan program tersebut sudah sejak lama. Saya yang terlahir di perbatasan negara Indonesia-Malaysia, sejak kecil mendengar anak-anak sekolah di Malaysia dapat bekal dari pemerintah. Rasanya bikin iri....Â
Salah satu yang menjadi pertanyaan besar sampai saat ini, bagaimana implementasi Program Makan Bergizi Gratis? Menu Apa saja yang bergizi? mungkin tidak lama lagi akan terjawab, kita menunggu laporan hasil kunjungan DPR ke luar negeri.
Masyarakat awam, mungkin ada yang belum faham dengan makanan yang bergizi itu seperti apa? beda cerita tentang gratis, semua sepakat kalau kita faham dengan kata itu.
Salah satu alternatif kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah terpilih selanjutnya adalah melanjutkan Program Kementerian Kesehatan yaitu konsep "isi piringku" menjadi menu wajib dalam  program Makan Bergizi Gratis.
Konsep "Isi Piringku" sebagai cara agar orangtua dapat memenuhi gizi anak sesuai dengan anjuran ahli, diharapkan dalam sekali makan akan mengandung kurang lebih 700 kalori untuk makan siang dengan mengisinya terdiri dari makanan pokok, sayuran, lauk pauk, dan buah-buahan. Mengamalkan konsep "Isi piringku" secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari diharapkan gizi anak akan terpenuhi dan pertumbuhannya bisa maksimal, sehingga mengurangi risiko anak Indonesia mengalami obesitas, stunting, atau gizi buruk.
Makanan pokokÂ
Diisi dengan nasi dan penukar lainnya (kentang, ubi, dan lainnya) sebanyak 150gr nasi atau setara dengan 3 centong nasi, 3 buah sedang kentang (300gr), atau satu setengah gelas mie kering (75gr).
SayuranÂ