Mohon tunggu...
Aslang Jaya
Aslang Jaya Mohon Tunggu... Lainnya - Malu ah

Tiap kata akan menemui pembacanya

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pulau Harapan Itu Bernama Selayar

10 Mei 2020   19:42 Diperbarui: 6 Juni 2020   03:58 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Pusaka Kabupaten Kepulauan Selayar (dokpri)

DAERAH teritori yang terpisah dari Pulau Sulawesi, Provinsi Sulawesi-Selatan yang terdiri dari beberapa gugus Pulau yang terhampar elok yang diciptkan Tuhan untuk dinikmati oleh sepasang mata tiap makhluknya.

Daerah itu bernama Kabupaten Kepulauan Selayar. Tiap pasang mata yang memandang keelokan Pulau ini pastinya sangat bersyukur terlahir di Bumi nusantara, Indonesia.

Bumi Tanadoang, itulah sebutan yang kerap diwacanakan oleh penduduk di Daerah ini. Arti filosofis dari kata itu ialah "Tanah tempat berdoa."

Doa-doa makhluk Bumi untuk meminta perlindungan, keselamatan bahkan keberkahan yang diharapkan mampu menembus langit. Bukan melebih-lebihkan atau semacamnya, namun itulah fakta lapangan. Jika ragu dengan hal itu, cobalah menjajaki Pulau kecil di Sulawesi-Selatan ini.

Harapan

Sebentar lagi kita akan menyaksikan dan turut serta dalam perhelatan politik lima tahunan, yang konstituennya diberikan kepada rakyat sepenuhnya oleh Negara. Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) ialah agenda politik yang akan ramai dibicarakan oleh publik, termasuk penduduk Kepulauan Selayar.

Turut serta dalam agenda politik tersebut merupakan langkah awal dalam mengabulkan harapan yang sebelumnya terkubur dalam-dalam karena kekecewaan masyarakat terhadap pemimpinnya.

Bukan dalam rangka menggeneralisir bahwa seluruh warga Kepulauan Selayar resah atau cemas karena harapan mereka terkubur dalam lima tahun belakangan ini. Sebab adapula sebagian masyarakat yang masih optimis untuk melanjutkan kepemimpinan Kepala Daerah yang tengah menjabat.

Membincang soal keterlibatan publik dalam agenda politik merupakan bagian dari partisipasi politik. Karena turut berpartisipasi dalam agenda politik bukan hanya sebatas memilih pemimpin dibalik bilik suara di tempat pemungutan suara (TPS) yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara. Karena partisipasi publik dalam politik tidak hanya dalam musim Pemilukada, tetapi 24 jam non-stop tiap harinya.

Lantas apa yang diharapkan ketika momen Pemilukada berlangsung? Kita tentunya memiliki harapan yang berbeda-beda, kendati ada harapan sama yang diinginkan oleh masyarakat, diantaranya peradaban yang lebih baik; kesejahteraan yang lebih baik; atau kebijakan publik yang lebih mementingkan kepentingan kolektif.

Harapan akan peradaban yang lebih baik senantiasa diimpikan oleh tiap warga negara. Agar apa yang mereka harapkan mampu diejewantah oleh pemimpinnya. Baik dari segi pembuatan kebijakan publik dan tugas-tugas lainnya, selama tidak koridor hukum yang berlaku. Karena sejatinya seorang pemimpin ketika telah diberi konstituen oleh rakyatnya mutlak perlu agar mengupayakan hal itu tercapai.

Menyoal pertarungan politik lima tahunan seperti yang disebutkan sebelumnya. Figur politik yang hendak ditampilkan oleh masing-masing pendukung telah memanas dan kerap menjadi perbincangan dalam keseharian. Padahal substansi dari hal itu ialah bagaimana calon pemimpin menampakkan watak dirinya yang asli, bukan hasil polesan opini publik, terutama pendukung.

Tujuannya bukan lain ialah agar masyarakat mampu menilai dua sisi dari orang yang ditokohkan itu. Kemudian memilah apa yang baik dan buruk dari calon pemimpinnya.

Penulis tidak akan menyinggung pola politik seperti apa yang hendak digunakan oleh masing-masing pendukung untuk mem-brand it jagoan mereka. Karena pastinya masing-masing pendukung memiliki pola politik yang berbeda-beda untuk memenangkan kontestasi politik.

Masyarakat, termasuk penulis tentunya menginginkan kehadiran sosok pemimpin yang amanah ketika diberi konstituen oleh rakyatnya. Mengaktualisasikan apa yang ditawarkan olehnya ketika musim Pemilu guna meminimalisir raut wajah kecewa yang akan ditampakkan oleh rakyat lima tahun kedepan.

Memberi perlindungan, keselamatan dan kesejahteraan kepada masyarakat ialah bagian dari menerapkan nilai-nilai luhur yang menjadi akar kehidupan berbangsa.

Pondasi dan bangunannya tinggal ditata sedemikian rupa oleh sosok pemimpin yang akan memimpin nantinya. Tak ada salahnya mengharapkan hal itu terkabul, karena sejatinya harapan ialah hal mewah dalam pikiran apalagi dampaknya telah dirasakan.

Penuh harap ialah watak manusia yang tak boleh terpisahkan selama kaki masih menjajaki Bumi. Meski harapan itu mungkin tidak akan terealisasi sepenuhnya, namun optimis itu perlu. Harapan itu semoga dikabulkan oleh kehadiran sosok pemimpin amanah di Kepulauan Selayar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun