Mohon tunggu...
Aslan Z
Aslan Z Mohon Tunggu... -

kata itu energi semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Presiden Berikut dari Luar Jawa... (Mungkinkah?)

15 Maret 2011   02:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:47 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="alignleft" width="350" caption="Nusantara tanah pusaka"][/caption]

Dari sekian Presiden Indonesia, hanya Habibie yang berasal dari luar pulau Jawa. Itupun hasil dari keadaan 'luar biasa' (baca:emergensi), sebuah iklim transisi yang tidak mudah dilewati. Selain Habibie, selebihnya berasal dari pulau Jawa. Lalu sekiranya diizinkan bertanya, kira-kira kapan lagi negeri ini merasakan pengalaman berbeda? Dipimpin oleh presiden yang berasal dari luar Jawa, presiden yang mungkin berasal dari Sumatera, dari Kalimantan, dari Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara atau dari pulau-pulau kecil yang berserakan di Jazirah Maluku sana? Apakah sudah "suratan", bahwa hanya dalam kondisi darurat, lalu presiden kita untuk sementara dulu dipangku oleh tokoh Luar Jawa? Ah, kalimat terakhir ini tentu sebatas gurauan... Karena cinta kita pada Indonesia, sungguh tak berdosa bila suatu ketika dari penggal waktu yang ada, mendamba hadirnya kesempatan bagi sosok pemimpin, yang tak terus-menerus berasal dari pulau Jawa, berilah kesempatan bagi negeri ini untuk merasakan suka duka dipimpin oleh tokoh Non Jawa. Sungguh, tulisan ini tak bermaksud mempertengkarkan Jawa dan Non Jawa, namun lebih terdorong oleh keinginan dan harapan bagi terwujudnya jalan yang terbuka bagi siapapun anak bangsa yang cakap, untuk menjadi apa saja yang mereka impikan. Pun bahkan seorang anak kecil di ujung tanah Papua sana, sejatinya punya peluang setara, untuk berangan jadi Presiden Indonesia, entah di tahun berapa dari deret almanak? Presiden dari Luar Jawa, sulit diwujudkan terutama bila sistem pemilihan presiden tak mengalami perubahan, sistem pemilihan sekarang relatif memberi kesempatan besar bagi calon dari Jawa untuk memenangkan kompetisi, mengingat sebagian besar pemilih berasal dari Tanah Jawa. Itulah fakta pokok, bahwa butuh tenaga tambahan plus perencanaan canggih bagi tokoh Luar Jawa bila serius ingin bertarung dalam Pilpres. Bagaimana memberi sugesti positif kepada saudara-saudara kita se-Indonesia, tak peduli dari manapun berasal agar memilih mereka. Nah, cara merebut hati dan pikiran itu tak gampang, ada yang menempuh cara menghembuskan pengaruh ikatan "primordial", ada yang hadir dengan tawaran program logis rasional, ada yang menggandeng sana sini, hadir di mana-mana... Namun paling tidak, sebuah keberuntungan besar bagi anak bangsa yang berasal dari Pulau Jawa bila ikut meramaikan bursa pemilihan Presiden, apalagi bila senyatanya, lawan tarung yang dihadapi berasal dari Luar Jawa. Usul Konkret : Apakah tidak sebaiknya, jabatan presiden itu digilir saja, misalnya periode pertama berasal dari Jawa, periode berikutnya dari Sumatera, berikutnya lagi dari Kalimantan, kemudian dari Sulawesi dan seterusnya hingga semua dapat bagian. Bukankah itu lebih adil dan merata ? Hehe.... Jayalah Indonesia Tercinta...!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun