Mad Mizan laksana cairan sinovia dalam raga Kompasiana. Cairan sinovia ialah cairan pada persendian, jumlahnya sedikit dalam tubuh manusia namun berperan penting sebagai pelumas, mengurangi gesekan antar tulang dan meredam beratnya beban. Bila cairan sinovia ini berkurang, dapat saja muncul masalah baru.
Untuk pembanding, total cairan tubuh manusia berkisar antara 55 – 70 % dari berat badan, yang kemudian terbagi atas cairan intraseluler (40% dari berat badan), ekstraseluler (20% dari BB) dan transseluler. Jumlah cairan transeluler hanya sekitar 2 % dari berat badan. Cairan transeluler ini terdiri lagi atas cairan serebrospinal di otak, pleura, rongga perut, cairan sinovia dan lain lain.
Mad Mizan ialah cairan sinovia bagi persendian ide (komunikasi) antar penulis di kompasiana. Ia setia hadir sembari menahan percikan kejut di rumah Kompasiana. Mad punya inisiatif menebar sanggahan, nasehat dan “antipati” dalam wajah yang kocak. Ia juga kadang hadir untuk meredam dan menumpulkan trend yang tak sehat. Agar apa? Agar tak ada dusta, jengekel dan curiga di antara kita.
Mad kuasa menubuhkan satu bentuk protes yang apa adanya, tentu tanpa kehilangan esensi pesan. Terkadang saya baru menyadari sesuatu itu sebagai masalah setelah Mad menyuguhkan ke sidang pembaca Kompasiana.
Mad sejatinya, sosok yang begitu berkuasa di rumah ini, ia berpengaruh dan juga mempengaruhi. Kekuatan dominasinya terletak pada kecerdikan Mad menjenakakan hal-hal serius dan kaku. Contoh teranyar, ketika Mad dengan lihainya menguliti (baca: menggugat) tulisan tentang Aa Gym yang bertengger sebagai HL. Saya menduga ada bendungan cinta yang demikian mengakar dalam jiwa Mad terhadap Kompasiana, sehingga ia tak rela, bila kolom HL mendadak diisi oleh “tulisan Gosip”.
Ah Mad, bukankah mempertanyakan tulisan penulis lain sejatinya adalah juga sebuah upaya yang juga beraroma gosip? Atau Mad memang memilih jalan itu, melawan gosip dengan gosip ?
Barangkali bila hendak membungkam gosip agar tidak berkecambah adalah dengan mendiamkannya, bukan malah meniup-niup hingga bertebaran melengket dimana-mana. Saya ingin tersenyum....
Tapi sudahlah, apapun itu, saya tetap menyukai tulisan-tulisan Mad Mizan. Yang kritis, pedis dan tanpa beban. Kala sebagian besar dari kita sibuk berbasa-basi, Mad hadir dan menyediakan dirinya sebagai penulis yang peka pada lingkungan.
Penulis seperti Mad Mizan sulit dijumpai. Gayanya beda. Jumlahnya sedikit. Ya Mad Mizan serupa cairan sinovia di tubuh Kompasiana.
Beruntunglah ada Mad Mizan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H