Mohon tunggu...
Aslam
Aslam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajarlah dari apa yang kau pijak hingga menerka sebuah jejak(kebaikan).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Bayang dalam Dekapan Rembulan

17 September 2024   20:27 Diperbarui: 17 September 2024   20:34 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam... 

Mungkin sebagian orang menganggap gelapnya begitu mengerikan

Dinginnya mampu menimbulkan kericuhan

Hitam yang tak menyodorkan keindahan

Sunyi mempersembahkan segala kekacauan

Keresahan yang begitu menyesakkan dada

Riuhpun mulai terbang ke angkasa

Jatuhnya dedaunan menandakan hilangnya tawa

Gemlitik ranting tak menghilangkan hening

Namun.. 

Rasa dan keadaan riuh itu hilang

Kala sang rembulan duduk bersanding bayang

Tarian sinarnya membawa kehidupan

Cahayanya membuat kedamaian

Sungguh .... 

Kau adalah hal yang selalu dirindukan

Kelembutan sinar yang selalu didambakan

Hembusan angin berteman terangmu begitu menguatkan

Tidur dalam selimut bayang cahayamu adalah sebuah impian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun