Mohon tunggu...
Kartikha Sri R
Kartikha Sri R Mohon Tunggu... Freelancer - All About Boxing, Or Writing Stuff!

Boxing Lover, Reader, Writer and Black Lover. Don't Hesitate To Visit My Profile

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Setelah Gagal Cetak Rekor, Braekhus Kembali Gagal Maning

14 Maret 2021   21:27 Diperbarui: 14 Maret 2021   22:20 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya sebagai anak yang pernah merasakan pahit getirnya menjadi homeless, nampaknya sang juara dunia ini selalu menjadikan masa lalunya sebagai cambuk agar tak berkunjung pada hal yang sama. Julukan yang selalu diberikan oleh Rick Ramos selaku pelatihnya adalah no days off.

Breakhus memang membalasnya dengan uppercut tetapi defensenya terbuka lebar hingga bisa menjadi sasaran amuk dari juara dunia baru itu. Pertandingan menjadi sangat monoton karena Mccaskill sejak awal ronde sudah tahu apa yang menjadi kelemahan First Lady yaitu pertahanan di sebelah kanannya sangat longgar. Di situlah pukulan right hand selalu menjadi kunci untuk mencuri poin. Melihat serangan brutal dari anak Chicago itu, saya sempat berpikir dengan sesumbarnya untuk men-knockout Braekhus bisa menjadi kenyataan.

Sayangnya semua itu tak terjadi, syukurlah. Kalau saja Braekhus memanfaatkan range dan footwork, saya yakin dia bisa menumbangkan rage (amarah) besar yang dibawa oleh Mccaskill. Jujur pertandingan ini jauh lebih buruk dibanding yang pertama.

Saya rasa pergantian pelatih yang semula Johnathon Banks ke Abel Sanchez memiliki peran yang sangat amat krusial. Pasalnya saya melihat gaya bertanding yang semula gaya eropa yaitu set the trap dan footwork , diganti menjadi ala Amerika yang menitikberatkan pada jab sebagai serangan andalan. Dari situlah permainannnya merosot tajam. 

Saya menduga kalau perpindahan dirinya ke Abel Sanchez itu semacam tukar guling karena selang beberapa bulan sebelumnya Gennady Golovkin memutuskan untuk pindah pelatih yang semula dari Abel Sanchez kini berlabuh ke pelatih Banks. Mungkin karena ada beberapa hal yang membuat komunikasi ini tak berjalan lancar, maka Braekhus tak mau ambil resiko dengan mengambil pengganti yang "sama" bagusnya yaitu mantannya si "GGG".

 Tetapi saya tak menyangka kalau imbasnya akan menjadi sebesar ini, Cecilia Braekhus kerepotan melandeni tekanan kuat, ditambah dirinya tampak tak nyaman dengan berubahnya gaya bertanding yang semakin membuat percaya dirinya tergerus.

Saya sudah mengikuti Braekhus sejak tahun 2010 jadi saya sangat tahu mengapa pergantian pelatih ini sangat berdampak buruk dan berimbas pada karir pahlawan Norwegia ini. 

Dominasi right hand dan tempo cepat dari Mccaskill sangat membuatnya kedodoran. Jika ditanya apakah Braekhus pernah melawan tipe fighter seperti Mccaskill? Jawabannya tentu saja. Myriam Lamare, Oxandia Castillo, Chevelle Hallback, dan sebagainya dengan sangat baik. Bahkan dia bisa meng-handle seorang hard hitter fighter phenomenal yang berasal dari Perancis yaitu Anne Sophie Mathis sebanyak 2x berturut-turut.  Tetapi hari ini semua berbeda, mungkin saya terlalu jumawa berharap kalau Braekhus bisa membawa kembali sabuknya untuk menjadi seorang undisputed champion. 

Rasanya saya harus mengingat kembali istilah "in boxing, everything is possible." Ya hasilnya tentu saja masih dimenangkan oleh Jessica "Caskilla" Mccaskill via unanimous decision dengan skor  110-89 (angka ini janggal, kecuali kalau Braekhus jatuh selama pertandingan atau deducted point mungkin bisa. Padahal semua itu tidak ada, mengapa gap-nya sangat besar?), 99-90 dan 98-91.

Sebagai penggemar saya sedih melihat salah satu fighter favorit saya tidak bisa tampil bersinar membawa pulang sabuk kebanggaannya. Impian saya untuk melihat Cecilia Braekhus melawan Amanda Serrano ataupun Katie Taylor menjadi pupus karena kansnya untuk masuk ke bursa top matching list sudah berakhir.

Jika pertandingan impian itu bisa direalisasikan, dampaknya akan berakhir memilukan yaitu knockout, dan saya tidak ingin melihat itu. Saya lebih suka melihat pertandingan yang penuh perang, daripada melihat satu fighter dipukul habis-habisan seperti samsak dan berakhir kandas bak mangsa yang sudah diterkam harimau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun