Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dan usianya itu di lingkungan rumah dan sekitarnya, sehingga memunculkan istilah ibu rumah tangga.
Zaman kemudian bergulir, dan masa berganti, modernisasi, industrialisasi, perang besar,, dan aspek lainnya telah mengubah banyak hal, salah satunya adalah peran perempuan.
Industrialisasi misalnya mendesak perempuan untuk ikut serta bekerja di luar rumah, termasuk di pabrik-pabrik, terlebih saat itu lagi berkecamuk perang besar seperti Perang Dunia Satu dan Dua, yang menjadikan pemerintah harus merekrut banyak laki-laki untuk menjadi prajurit, otomatis posisi pekerja yang biasanya dilakoni laki-laki banyak yang kosong, dan inilah yang kemudian diisi oleh para perempuan.
Nah di zaman sekarang, kaum perempuan semakin maju lagi, hampir semua bidang sudah berhasil ditempati oleh mereka.
Di sisi lain, situasi semacam itu, bagi sebagian laki-laki menganggapnya sebagai ancaman karena harus bersaing dengan koleganya, para perempuan. Bahkan dewasa ini, tidak jarang kaum perempuan yang lebih moncer karirnya dibandingkan laki-laki.
Keadaan seperti ini, harus diantisipasi oleh banyak pihak, termasuk kaum laki-laki sendiri, bisa saja mereka menentang dan berharap dapat mengubah keadaan yang seperti ini kembali ke zaman dahulu.
Akan tetapi menurut penulis, daripada harus menantang arus lebih diikuti saja, maksudnya para laki-laki tidak lagi hanya harus bersaing di dunia kerja untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik, namun mereka juga sebaiknya ikut berbagi tanggung-jawab dengan istrinya untuk peran lainnya di rumah tangga.
Karena bisa jadi peran serta perempuan dalam segala bidang di masa depannya semakin tidak terbendung, pergeseran nilai dan norma akan terjadi berlainan dengan apa yang sudah terjadi zaman sebelumnya.
Apa yang mungkin selama ini dianggap memalukan bagi sebagian laki-laki, seperti mengemong bayinya, selayaknya dibuang jauh-jauh pikiran semacam itu.
Dan ini tujuannya, anak-anak kita adalah generasi yang akan menghadapi zaman di mana laki-laki dan perempuan itu dapat berbagi tanggung-jawab yang lebih merata.
Dengan menampilkan ayah-ayahnya yang ikut serta berperan langsung mengasuh dan mendidik anak, secara tidak langsung akan memberikan contoh keteladanan kepada anak-anaknya, bahwa sosok laki-laki itu bisa juga bekerja dalam urusan domestik rumah tangga, buktinya ayah mereka tidak malu untuk melakukannya, bahkan dengan senang hati melakoninya.