Malam kemarin anakku ketimpa musibah, yah bisa dikatakan musibah kecil tapi tidak juga, apalagi untuk ukuran balita seumurnya, anak ini mungkin karena seperti anak balita pada umumnya selalu tertarik ke tempat yang dianggapnya menarik, termasuk dapur di antaranya.Â
Nah, saat di dapur itu, bocah itu melihat teko berwarna merah muda, karena ingin tahu, maka ditariklah teko itu, yang ternyata ada isinya, yakni air teh yang masih panas.
Tersiramlah anakku ini, mengenai sebagian wajahnya di sisi sebelah kanan dan sedikit tangannya, memerah sekujur kulit yang terkena air panas itu. Tanpa berpikir panjang langsung saja bocahnya dilarikan ke rumah sakit, tentunya IGD karena saat itu sudah malam, sekitar jam 9an.
Anakku ini merupakan anak kedua, mereka berdua bocah-bocah laki-laki yang aktif, begitu banyak tingkah yang mereka lakukan. Kakaknya saja yang juga masih balita pada hari sebelumnya sempat menggunting lembaran uang senilai 100 rb, pusing juga, di saat lagi cekak keuangannya, eh si bocah tiba-tiba ada saja ulahnya.
Kembali kepada anak keduaku ini, meskipun sudah tersiram air panas, dan mungkin akan meninggalkan bekas yang cukup kelihatan hingga dewasanya.Â
Namun sebagai anak laki-laki dan calon laki-laki dewasa, wajahnya itu bukanlah modal terpentingnya, yang penting bagi kami orang tuanya adalah bagaimana caranya anak-anak kami ini, termasuk adeknya yang wajahnya tersiram air panas, dapat memiliki skill dan kompetensi yang dibutuhkan agar dapat bersaing di saat dewasanya nanti.
Banyak juga kok, orang-orang beken nan sukses yang berwajah sama sekali tidak menarik, tapi mereka hebat di bidangnya masing-masing, dari dunia bisnis, politik, hukum, entertainment, olah raga, agama, militer, seni, sastra, dan masih banyak lagi. Mereka tidak kalah dengan laki-laki lain yang lebih ganteng, bahkan bisa jadi mereka lebih baik dalam beberapa pencapaiannya.
Yah mungkin tidak semua orang tua setuju dengan pendapatku ini, tapi aku selalu memberikan wejangan kepada bocah-bocah laki-lakiku ini, bahwa wajah tampan itu tidak terlalu penting bagi laki-laki, yang penting adalah perilaku dan skill mereka.Â
Dan untuk perjodohan, selama mereka itu bertanggung jawab dan sanggup memberikan nafkah yang layak, perempuan secantik apapun tidak akan terlalu mempermasalahkan kekurangan paras laki-lakinya.Â
Karena menurut literasi yang sempat aku baca, laki-laki itu cenderung mencari pasangan perempuannya diukur dari kecantikannya, sebaliknya perempuan kemungkinan besar justru lebih melihat kepada sikap dan kemampuan laki-lakinya dalam memenuhi kebutuhan lahir-bathin si perempuan.
Anakku ini, yang baru saja tersiram air panas di wajahnya, bekasnya mungkin tetap akan ada, namun doaku padanya, semoga keberuntungan selalu menaungi dirinya dan kakaknya, agar selalu sukses dan berkah dalam mengarungi kehidupannya kelak.Â
Tugas kami, orang tuanya, akan berakhir, di saat mereka sudah cukup bekal dalam menjalani kehidupan yang bisa jadi akan sangat berbeda tantangannya daripada zaman sekarang.
Dunianya tidak berakhir saat dirinya harus mendapatkan bekas di wajahnya, justru ini adalah momentum tepat bagi kami untuk mempersiapkan anak-anak kami menjadi generasi luar biasa yang dapat mencetak sejarah di masa depan.
Sekali lagi dan mungkin perlu diulang-ulang terus, kalau laki-laki itu mau jelek atau tampan, tidak menjadi masalah utama, yang penting ahlaknya baik dan berkecukupan nafkahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H