Mohon tunggu...
Azkah fauziah
Azkah fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - Punya sendiri

Ingin menjadi sukses

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air yang Pahit

5 Oktober 2020   16:28 Diperbarui: 5 Oktober 2020   16:34 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Segar...." sahut si pemuda....

" Apakah kamu merasakan pahit di dlm air itu?" Tanya pak tua itu

" Tidak...." Sahut pemuda itu.

Pak tua itu tertawa sambil berkata

"Anak muda..."

Dengarkan baik2, pahitnya kehidupan sama sperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya pun sama & mmg akan tetap sama.

Tapi "INGAT.." kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yg kita miliki.

* Jadi saat kita merasakan kepahitan & kegagalan dlm hidup, hanya ada satu yg kita dapat lakukan:

"Luaskan & perbesar kapasitas hatimu utk menampung setiap kepahitan itu" Hati kita adalah wadah itu.

Jgn jadikan hati kita seperti gelas, tapi buatlah hati kita seperti danau yg besar & mampu menampung setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun