Ketika bulan September kemarin saya traveling ke Italia saya sempatkan mampir ke Kota Pisa untuk eksplore Menara Pisa.
Dari tempat saya menginap di Kota Florence saya punya waktu 1 jam ke Pisa dengan kereta. Saya memilih tidak menginap di Pisa, karena cuma ada waktu dua hari di Florence.
Dari Stasiun Kota Pisa ke Menara Pisa ada bus kota nomor satu langsung menuju Menara Pisa dengan ongkos satu Euro. Jadi gampang banget menuju Menara Pisa dari Stasiun Pisa hanya 20 menit.
Menara Pisa yang terkenal karena kemiringannya ini bukan hanya daya tarik utama kota Pisa, tapi juga ikon dunia. Jadi saya penasaran banget dengan Menara Pisa.
Sebelum pintu masuk, para turis harus melewati dahulu puluhan toko suvenir yang menanti di luar pintu gerbang.
Dari pintu gerbang langsung saya takjub melihat Menara Pisa yang miring dikelilingi taman rumput yang hijau. Di depannya ternyata ada dua katedral yang bagus arsitektur nya dengan warna keputihan. Dalam satu areal ada tiga bangunan terpisah yang dikelilingi taman rumput yang menghijau.
Masuk di pintu gerbang tidak dikenakan tiket masuk. Turis bebas mengambil foto di luar areal pagar rumput yang menghijau dipangkas rapi.
Menara Pisa atau dalam bahasa Italia disebut Torre di Pisa, adalah sebuah menara lonceng dari katedral di kota Pisa, yang terletak di wilayah Tuscany, Italia.
Pembangunan menara ini dimulai pada tahun 1173 dan berlangsung selama hampir 200 tahun karena beberapa kali terhenti. Meski fungsinya sebenarnya hanyalah sebagai menara lonceng, Menara Pisa menjadi fenomena global karena kemiringannya yang tidak biasa.
Awalnya, menara ini tidak dimaksudkan untuk miring. Desainnya pun sama sekali tidak dibuat miring dari awal. Masalah dimulai saat pembangunan lantai ketiga, ketika fondasi tanahnya yang lunak mulai amblas, sehingga menara mulai condong ke satu sisi.
Menara ini berdiri di atas tanah yang terdiri dari lapisan tanah liat dan pasir yang tidak cukup kuat untuk menopang berat bangunan setinggi itu.
Untuk mengatasi masalah ini, selama bertahun-tahun para arsitek mencoba berbagai cara untuk memperbaikinya. Termasuk memperkuat fondasi dan secara bertahap memperbaiki kemiringannya agar tidak semakin parah. Pada akhirnya, meskipun tidak bisa diperbaiki sepenuhnya, upaya yang dilakukan sudah cukup untuk menjaga menara tetap stabil hingga saat ini.
Jadi, kenapa menara ini bisa miring. Ternyata karena tanah yang lunak dan tidak stabil ketika dibangun.
Seperti yang disebutkan, menara ini dibangun di atas kombinasi tanah lempung dan pasir yang mulai tenggelam di satu sisi. Setelah sadar menara mulai condong, pembangunan dihentikan berkali-kali untuk mencari solusi.
Meskipun begitu, menara ini tetap miring hingga kemiringan mencapai sekitar 5,5 derajat pada awal tahun 1990 an. Setelah dilakukan renovasi besar, kemiringan berhasil dikurangi menjadi 3,97 derajat dan menara dinyatakan aman untuk wisatawan.
Yang membuat surprise ternyata turis bisa naik ke puncaknya meski hanya dengan anak tangga. Saya lihat banyak turis yang antri untuk naik sampai ke puncaknya.
Sebelum melihat sendiri Menara Pisa, saya sangka turis tidak boleh naik ke puncaknya karena kemiringannya.
Ternyata turis diperbolehkan naik ke atas menara, tentunya dengan beberapa aturan. Naik ke menara ini memang menjadi pengalaman yang unik karena sambil menaiki 294 anak tangga, turis akan merasakan sensasi “miring” di setiap langkah.
Untuk naik ke atas menara, hanya diberi waktu sekitar 1/2 jam maksimal untuk menikmati pemandangan dari atas dan harus bergantian di atas dengan turis lain.
Dari puncaknya, bisa dilihat panorama kota Pisa yang indah serta Piazza dei Miracoli, tempat menara ini berdiri.
Harga tiket untuk naik ke Menara Pisa cukup bervariasi, tergantung pada jenis tiket yang kamu beli. Tiket dewasa untuk naik ke atas menara sekitar 20 Euro sekitar Rp 330.000
Anak-anak di bawah usia 8 tahun tidak diperbolehkan naik ke atas menara karena alasan keselamatan.
Untuk tiket terusan yang menggabungkan akses ke berbagai monumen katedral di Piazza dei Miracoli, seperti katedral dan baptistery, dengan harga sekitar 27 Euro atau sekitar Rp 445.000.
Pembelian tiket bisa dilakukan secara online di situs resmi menara, atau langsung di lokasi. Namun, karena ini adalah salah satu destinasi paling populer di Italia, sangat disarankan untuk memesan tiket jauh-jauh hari, terutama di musim liburan atau saat puncak wisata.
Di sini banyak turis yang mengambil foto secara aneh-aneh. Misal pose foto seolah-olah kakinya mendorong Menara Pisa. Atau pose seolah- olah tangannya memegang Menara Pisa. Sehingga untuk mengambil foto para turis harus antri di sepanjang pagar rumput.
Pose foto yang paling favorit adalah menyiapkan kamera untuk berpose “menahan” menara yang miring, sebuah pose klasik turis di sini.
Saya sendiri mencoba mengambil foto dengan seolah-olah tangan memegang Menara Pisa. Sudut pengambilannya dari jauh sekitar 50 meter di pinggir pagar rumput dengan latar belakang menara.
Selain menara, jangan lupa untuk juga menjelajahi kota Pisa dan sekitarnya.
Kota ini penuh dengan sejarah dan keindahan arsitektur yang memukau.
Sayang saya hanya punya waktu tidak menginap sehingga tidak sempat menjelajah tujuan wisata lain Kota Pisa
Selain Menara Pisa yang terkenal, kota Pisa memiliki banyak tujuan wisata menarik yang patut dikunjungi.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Piazza dei Miracoli (Square of Miracles)
Selain Menara Pisa, alun-alun ini juga memiliki Katedral Pisa (Duomo di Pisa) dan Baptistery of St. John, bangunan-bangunan yang indah dengan arsitektur Romawi dan sejarah panjang.
2. Camposanto Monumentale
Bersebelahan dengan Piazza dei Miracoli, ini adalah pemakaman monumental dengan dinding berisi lukisan dinding kuno yang mengagumkan.
3. Museo dell'Opera del Duomo
Museum ini menampilkan koleksi seni dan artefak bersejarah yang terkait dengan bangunan di Piazza dei Miracoli.
4. Piazza dei Cavalieri
Alun-alun ini dulunya adalah pusat politik dan administratif Pisa pada zaman Renaissance.
Setiap destinasi di Kota Pisa memberikan sudut pandang berbeda tentang sejarah dan kebudayaan Pisa di luar daya tarik Menara Pisa yang ikonik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H