Pergi ke Pulau Belitung banyak menu makanan tradisional yang harus dicoba. Untuk lebih gampangnya mencoba menu makanan di Restoran Belitong Timpo Duluk di Tanjung Pandan yang khusus menjual menu tradisional asli Belitung.
Sesuai dengan namanya, selain sajian masakannya tetap mengusung menu khas masakan tempo dulu. Restoran ini  menjaga suasana bangunan dan interiornya tetap klasik dan tradisional, bergaya vintage, sehingga pengunjung pun merasakan suasana yang kental dengan kondisi bangunan tradisional gaya Belitung.
Dari luar saja, resto ini sudah terlihat sangat tradisional dan jadul. Begitu masuk, suasana klasiknya makin terasa. Dengan menempati rumah kuno asli Belitung dan disulap menjadi rumah klasik yang sangat unik, resto ini tidak semata memanjakan pengunjungnya dengan rasa masakan tradisional.
Saat masuk ke resto ini, dinding-dinding tembok yang dilapisi kayu tampak berhiaskan berbagai peralatan pertanian serta nelayan masa lampau. Â
Salah satu sisi tembok tampak display yang cukup unik dan sangat menarik, adanya sebuah sepeda ontel, salah satu transportasi zaman dulu, yang menggantung menempel di dinding, lengkap dengan keranjang pempang yang ditaruh di kursi belakang. Â Selain sepeda ontel, juga digantung peralatan masak lainnya yang terbuat dari anyaman bambu seperti nampah, bakul dan lainnya. Sangat klasik kental suasana ala pedesaan tempo dulu.
Menu  makanan khas Belitung seperti Gangan Kelapa Muda, Gangan Darat, Berego, Sambal Serai, Sate Ikan, Ayam Ketumbar, Iga Bakar, Ayam Bakar Timpo Duluk serta varian masakan Belitung lainnya yang sangat khas, dan tetap mengusung resep masakan zaman jadul, namun citra rasanya sangat lezat dan cukup mengobati kerinduan pada sajian tempo dulu.
Menu makanan dulang set dengan lauk masakan empat macam yaitu sop gangan ikan, ayam ketumbar, pepes ikan, tumis sayur dan sambal serai menjadi pilihan kami. Satu paket cukup untuk empat orang dihargai Rp 261.000.
Lauk disajikan di atas nampan dilapisi serbet makan bercorak kotak-kotak dan ditutup tudung saji warna merah dibawa pramuniaga di meja kami yang dilapisi anyaman tikar.
Piring nasi terbuat dari bahan seng dan gelas seng menambah kental suasana tempo dulu. Di waktu malam suasana restoran lampu dibuat remang-remang.Â
Ruangan untuk meja makan tidak terlalu luas karena rumah tradisional yang digunakan tetap difungsikan seperti aslinya dengan tetap mempertahankan seperti rumah tinggal dengan bilik-bilik yang ada sehingga ruangannya tersekat dinding bambu.
Rasa lauknya tidak ada yang pedas dan sayur gangan nya encer berwarna kekuningan tanpa santan. Ayam ketumbarnya sedikit berkuah dan pepes ikannya hampir menyerupai tahu basah bentuknya. Rasa sayur gangan hampir seperti kuah soto. Saya suka sambal serainya yang tidak pedas dan rasa bumbu serainya tetap terasa.
Menu masakan Belitung tidak memakai santan sangat berbeda jauh dengan menu Padang yang suka santanÂ
Kalau sedang ke Tanjung Pandan ibukota Pulau Belitung perlu mencoba menu-menu tradisional dari masakan khas Belitung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI