Dalam rencana itu, setiap kabilah diminta untuk mengajukan pemuda tangkas bersenjata. Tujuannya tidak lain adalah untuk membunuh Nabi bersama-sama.
Sementara itu, sore hari sebelum penyergapan, Nabi telah mendapatkan petunjuk dari Jibril untuk melakukan hijrah. Ia pun segera menemui Abu Bakar untuk menyusun strategi hijrah. Nabi meminta Ali bin Abi Thalib untuk tinggal di rumahnya, menjaga barang-barang yang ada di dalamnya.
Hingga tiba saat penyergapan, kaum kafir Quraisy tidak menemukan Nabi Muhammad, melainkan Ali yang mengenakan selimut hijau milik Nabi.
Pada waktu itu, Nabi dan Abu Bakar telah meninggalakn rumah. Mereka menuju Madinah dengan memilih rute dan waktu yang tidak seperti perjalanan pada umumnya.
Dalam perjalanan, Nabi dan Abu Bakar sempat singgah di Gua Tsur selama tiga hari. Di gua ini, Nabi dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kaum kafir Quraisy.
Menurut wikipedia, Setelah merasa aman, Nabi dan Abu Bakar melanjutkan perjalan menuju Madinah. Sebelum tiba di Madinah, Nabi singgah di Quba, sebuah daerah yang berjarak sekitar lima kilometer dari pusat kota Madinah.
Nabi tinggal di Quba selama empat hari dan kemudian membangun sebuah masjid yang sekarang terkenal dengan nama Masjid Quba.
Pada musim panas 622 Masehi, umat Islam di Mekkah secara diam-diam meninggalkan rumah menuju Madinah dengan hanya menyisakan rumah tangga Nabi dan Abu Bakar.
Mengetahui umat Islam berhijrah ke Madinah, kaum kafir Quraisy pun menyusun rencana untuk membunuh Nabi. Mereka khawatir dengan kekuatan baru Islam yang terbentuk di Madinah.