Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Payung Raksasa di Masjid Nabawi Madinah Membuat Kagum Jemaah yang Berkunjung

29 Maret 2024   19:46 Diperbarui: 30 Maret 2024   23:29 3087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi yang pertama kali melakukan ibadah umroh atau haji pasti dibuat kagum menyaksikan payung-payung  raksasa di halaman seputaran  Masjid Nabawi, Arab Saudi.

Payung  ukuran raksasa tersebut berfungsi sebagai pelindung panas dari Suhu tertinggi di Kota Madinah Arab Saudi bisa mencapai 43 derajat.

Bagi umat Islam yang ingin melihat saat- saat payung terbuka bisa menunggu di pelataran sekitar pukul 06.30 waktu Madinah. Setelah sholat subuh, biasanya banyak umat yang tidak langsung pulang ke hotel tetapi menungu fajar untuk melihat payung terbuka.

 Adanya payung raksasa memang jadi pelindung jemaah Masjid Nabawi dari cuaca yang tidak bersahabat di musim panas.

Payung terbuka dari pukul 6.30 sampai pukul 18.00 waktu Madinah (dok Asita)
Payung terbuka dari pukul 6.30 sampai pukul 18.00 waktu Madinah (dok Asita)

Total ada sekitar 250 payung raksasa yang bisa buka tutup sesuai kondisi cuaca bersahabat.  Biasanya dalam kondisi udara yang bersahabat, payung raksasa ini akan terbuka dari pukul 06.30 pagi sampai pukul 18.00 waktu Madinah secara eletronik membuka dan menutup sendiri.

Payung raksasa jadi pelindung jemaah haji dari suhu panas di Masjid Nabawi, Arab Saudi. Suhu tertinggi di Kota Madinah Arab Saudi bisa mencapai 43 derajat.
Saya selama menunggu sholat dhuhur dan ashar lebih suka di halaman sambil melihat burung-burung merpati berterbangan . Keadaan itu masih berlangsung hingga menjelang sholat Magrib.

Menunggu payung terbuka (dok ig Dimas Ramadhan)
Menunggu payung terbuka (dok ig Dimas Ramadhan)

Adanya payung raksasa memang jadi pelindung jemaah Masjid Nabawi dari cuaca yang panas terik.

Waktu sunrise di Masjid Nabawi pukul 6.33 saat payung dibuka (dok asita)
Waktu sunrise di Masjid Nabawi pukul 6.33 saat payung dibuka (dok asita)


Pada bulan Ramadan, dibawah payung-payung raksasa ini banyak umat Islam menunggu buka puasa di karpet hijau yang digelar sambil menunggu pembagian takjil gratis dari panitia Masjid Nabawi.

Khusus pada waktu cuaca suhu yang panas payung tetap terbuka bahkan di malam hari. Biasanya jemaah mudah untuk mendokumentasikan proses buka tutup payung yang menakjubkan itu.

Saya datang ke Madinah pada awal bulan Maret 2024 lalu cuaca normal sekitar 32 ° © sehingga payung-payungnya
bisa dilihat buka dan tutupnya secara normal buka setelah sholat subuh dan tutup sebelum sholat magrib.

Saya di awal Ramadan setelah sholat subuh sengaja duduk-duduk di halaman Masjid Nabawi untuk menyaksikan proses terbukanya payung yang hanya perlu waktu tiga menit.

Tetapi pada musim panas bulan Juni sampai Agustus agak sulit untuk melihat proses buka tutupnya, hanya beberapa payung yang tertutup. Selain di bagian luar masjid ada beberapa payung yang dipasang di bagian dalam masjid.

Ketika siang hari payung terbuka lebar (dok asita)
Ketika siang hari payung terbuka lebar (dok asita)

Di tiang payung raksasa itu, dipasang juga kipas raksasa yang menyemprotkan air untuk mendinginkan udara. Kipas biasanya berputar kencang saat tengah hari yang panas.

Sementara itu di bagian dalam Masjid Nabawi, untuk umat Islam yang  lebih suka sholat di dalam gedung masjid tersedia  sistem pendingin atau AC. Lokasinya di bagian bawah yang dipasang di tiang-tiang masjid.

Penulis di depan masjid Nabawi (dok Asita)
Penulis di depan masjid Nabawi (dok Asita)


Untuk mencegah jemaah mengalami  dehidrasi setiap waktu tersedia juga dispenser air minum zamzam di banyak tempat. Jemaah bisa memilih air zamzam yang dingin atau yang bersuhu ruang sepuas hatinya untuk diminum di gelas- gelas plastik yang tersedia. 

Bagi umat yang membawa botol minum juga diperbolehkan mengisinya untuk dibawa pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun