Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rudy Setiawan, Pengusaha Restoran Kepiting di Balikpapan yang Tahan Banting

9 Juli 2023   05:59 Diperbarui: 9 Juli 2023   11:42 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rudy ketika kulineran di luar negeri (dok FB Rudy)

Bagi penggemar menu kepiting, wajib mampir ke Restoran Kepiting Dandito kalau ingin merasakan nikmatnya rasa kepiting saos dandito ketika pergi ke Balikpapan, Kaltim.

Menu andalannya adalah kepiting rasa saos dandito. Rasa saos yang berwarna merah dan kental ini sengaja diciptakan dari hasil eksperimen pemiliknya, Rudy Setiawan (63) yang telah mencoba selama satu tahun bermacam-macam bumbu dapur sebelum memulai membuka restorannya. Nama Dandito diambil dari nama anak kedua laki-laki pemiliknya Rudy Setiawan.

Kepiting saos dandito hasil campuran dari bumbu serba merah yaitu jahe merah, tomat merah, bawang merah, gula merah, dan cabe merah. Hasilnya rasa bumbunya begitu pas di lidah rasa campuran asam, manis dan pedasnya.

Saos cairannya bumbunya agak kental berwarna merah campur orange dan kelezatannya terasa mengalir di lidah, sangat pas. Menu lainnya dari kepiting adalah kepiting saos tiram, asam manis, lada hitam, goreng mentega, rebus masak tim, goreng bawang putih dan sop kepiting asparagus.

Kepiting saos lada hitam yang nikmat (dok asita)
Kepiting saos lada hitam yang nikmat (dok asita)

Saos lada hitam yang berwarna hitam dan kental juga banyak disukai pengunjung karena rasa pedasnya dari lada hitam sangat menyengat lidah bagi penikmat kuliner yang suka pedas. Membuat pengunjung ketagihan untuk terus menyiram kepitingnya dengan saos lada hitam.

Bagaimana persisnya Rudy Setiawan kelahiran Banyuwangi ini merantau ke Balikpapan dan menemukan menu bumbu saos Dandito yang lezat itu. Semuanya adalah karena hasil perjuangan hidup Rudy yang selepas lulus SMAN I Jember merantau  ke Balikpapan untuk mencari pekerjaan.

Perjalanan panjang Rudy sudah menempuh perjalanan panjang sebelum memantapkan diri berwirausaha di bidang kepiting. Pada 1979, ketika berusia 19 tahun, ia nekat merantau meninggalkan rumah orangtuanya di Jember, Jatim, menuju Samarinda, Kaltim untuk mencari pekerjaan karena diajak temannya. Dengan naik kapal laut dia meninggalkan keluarganya untuk merantau. ”Modalnya  hanya nekat dan nyali,” katanya.

Rudy  mentraktir teman SMA nya di Jakarta (dok asita)
Rudy  mentraktir teman SMA nya di Jakarta (dok asita)

Rudy yang dermawan ini  bertekad bekerja apa saja untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Orangtuanya hanya berjualan kue, yang jelas tidak cukup untuk membiayai sekolah mereka. Rudy anak kedua dari tujuh bersaudara. Rudy yang tidak memiliki kerabat di Samarinda tidak punya rencana. Dia sempat menggelandang di pelabuhan Samarinda sebelum ditolong seorang tentara yang mengajaknya ke Kota Balikpapan. Rudy lantas bekerja di gedung bioskop, tetapi hanya tiga hari. Rudy bertemu seorang kawan yang mengajaknya ke Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, untuk bekerja sebagai tukang bangunan.

Tawaran itu diterima. Rudy pun mau bekerja serabutan hingga pernah menjadi tukang batu mendirikan bangunan di kompleks sebuah perusahaan migas di kawasan itu. “Benar-benar aku bekerja memotong batu waktu itu karena butuh uang untuk makan. Dan hanya ada pekerjaan itu pilihannya,” kata Rudy mengenang masa mudanya.

Tak disangka, pekerjaannya itu mengantarkan Rudy menjadi karyawan perusahaan tersebut. Ia bertugas sebagai pesuruh kantor. Karena kerap bersinggungan dengan pekerja-pekerja asing, Rudy mencoba berbahasa Inggris. Lalu, suatu ketika, perusahaan itu membuka pendaftaran karyawan.

Rudy Setiawan bersama penulis. (dok asita)
Rudy Setiawan bersama penulis. (dok asita)

 Rudy mendaftar dan lolos. Pada 1982, ia diangkat sebagai karyawan tetap. Kariernya naik hingga menduduki posisi sekretaris manajer. Namun,pada tahun 2000, mengalami PHK karena kebijakan pengurangan karyawan.

Setelah berhenti bekerja sebagai karyawan Rudy terpikir memulai usaha di bidang kuliner.  Sebelum menemukan formula menu saos Dandito, Rudy pernah mencoba berbagai usaha kuliner. Dia yang gigih berjuang hidup ini pernah membuka warung nasi campur, pecel, soto, steak, hingga kafe yang menyediakan menu masakan barat. Tetapi semua usaha kulinernya mengalami kegagalan.

Akhirnya Rudy memiliki ide membuka restoran menu kepiting terinspirasi dari  dua restoran kepiting yang sudah beroperasi  di Balikpapan yang ramai pembeli. Juga terlintas pikiran membuka restoran kepiting karena bahan baku sea food  kepiting banyak tersedia di Balikpapan. Rudy akhirnya menciptakan inovasi berbagai macam rasa menu saos kepiting. Menu andalannya adalah kepiting rasa saos dandito. Rasa saos yang berwarna merah dan kental ini sengaja diciptakan dari hasil eksperimen pemiliknya, Rudy  telah mencoba selama satu tahun bermacam-macam bumbu dapur sebelum memulai membuka restorannya.

Rudy ketika kulineran di luar negeri (dok FB Rudy)
Rudy ketika kulineran di luar negeri (dok FB Rudy)

Hasilnya rasa bumbunya begitu pas di lidah rasa campuran asam, manis dan pedasnya. Saos cairannya bumbunya agak kental berwarna merah campur orange dan kelezatannya terasa mengalir di  lidah, sangat pas  di makan bersama roti mantow yang berbentuk bulat-bulat kecil.

 Roti yang khusus disuguhkan untuk teman makan kepiting saos dandito. Ukuran saos bumbunya setiap porsi sekitar satu liter kuah saos, Jadi Anda bisa bayangkan berapa banyak yang harus dimasak untuk bumbu saos bumbunya bisa sekitar  satu drum banyaknya setiap hari stok untuk bumbu saosnya.

Menu lainnya dari kepiting adalah kepiting saos tiram, asam manis, lada hitam, goreng mentega, rebus masak tim, goreng bawang putih dan sop kepiting asparagus. Saos lada hitam yang berwarna hitam dan kental juga banyak disukai pengunjung karena rasa pedasnya dari lada hitam sangat menyengat lidah bagi penikmat kuliner yang  suka pedas.

Menu andalan Restoran Dandito membuat pengunjung ketagihan untuk terus menyiram kepitingnya dengan saos lada hitam. Bagi pengunjung yang tidak suka makan kepiting ada menu udang, ikan, cumi, daging, ayam yang digoreng atau dibakar, dan bermacam-macam saos. Untuk sayuran ada pilihan cah kangkung, cah sawi, cah taoge dan cap cay. Restoran Dandito berlokasi  di Jalan Marsma Iwahyudi, Gunung Bakaran, Balikpapan juga sudah menerima delivery order di seluruh wilayah Jakarta dan Surabaya.

Seporsi kepiting untuk ukuran satu kilogram bisa berisi dua atau tiga ekor kepiting tergantung besar kecilnya. Kepiting disini agak unik karena ukuran badan dan  kakinya (capit) tidak proporsional. Ukuran capitnya lebih besar  daripada badannya tapi penuh berisi daging.

Khusus kepiting soka yang kulit cangkangnya lunak bisa dimakan langsung. Kepiting soka goreng rasanya hampir seperti ayam goreng crispy karena kulit cangkangnya hampir tidak terasa kulitnya apabila dimakan. Terasa ada kriuk-kriuk dan gurih pas dimakan. Hampir semua pejabat dan artis ibukota apabila berkunjung ke Balikpapan sebagian besar menikmati kepiting Dandito.Rudy sudah membuka Restoran Dandito hampir 20 tahun lebih dan sekarang menjadi tujuan kuliner menu kepiting terkemuka di Balikpapan yang omzetnya sehari jutaan rupiah.

Dandito pun mulai berkembang. Kini, dalam sehari, Dandito memerlukan setidaknya 300 kilogram kepiting.  Pada acara peringatan 17 Agustus tahun 2019 menu kepiting Dandito menjadi salah satu sajian kuliner di Istana Negara dalam rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI. ”Itu kebanggaan bagi saya, juga semakin melecut semangat untuk menjadi lebih baik,” ujar Rudy.

Kesuksesan Restoran Dandito menunjukkan keberhasilan Rudy sebagai pengusaha kuliner. Restoran Dandito pernah mendapat penghargaan sebagai pembayar pajak terbaik di Kota Balikpapan. Sejumlah penghargaan yang dipajang di restorannya menjadi bukti suksesnya.  ”Saya lebih suka dikomplain daripada dipuji,” katanya, berbagi resepnya untuk terus maju.

 Di balik kesuksesan Dandito, Rudy menyebut prinsipnya adalah angka 267.Dalam tangga nada, 267 dibaca ”re-la-si”. Ada banyak teman dan relasi yang mewarnai perjalanannya yang jatuh dan bangun. Sampai sekarang, prinsip 267 itu tetap dipegang erat karena tetap relevan. Suami dari Yuli Setiwati dan ayah dua anak, Gifta dan Dandi, pernah mencoba juga membuka cabang Restoran Dandito di Pulau Bali tetapi hanya bertahan tiga  tahun saja dan sekarang sudah ditutup karena merugi.

Ketika bertemu makan malam bersama penulis sebulan yang lalu di Jakarta, Rudy menceritakan perjuangan hidupnya dengan santai sambil tertawa lebar. “Aku pernah juga jadi gelandangan di Jakarta, karena ditinggal teman ketika mau naik bus ke Bandung di Terminal Kampung Rambutan.Waktu itu aku tidak punya uang sesenpun,” ujarnya.

Perjalanan Rudy menjadi pengusaha juga tidak selalu mulus.Pernah juga dia ditipu rekan kerjanya sampai milyaran rupiah ketika teman yang sangat dipercaya itu mengajak kerja sama untuk membuka restoran kepiting Dandito di Jakarta.Tetapi Rudy tetap bersabar dan tekun selalu menjalankan usahanya.

Di dinding restorannya banyak foto-foto bersama pejabat dan artis terkenal.Ada foto banyak artis dan  para pejabat setingkat menteri.Dengan dibangunnya Ibukota Nusantara (IKN) di Penajam Kaltim menguntungkan Rudy karena semakin banyak pejabat yang singgah di Balipapan sebagai kota transit untuk mampir makan di Restoran Dandito.

Sebagai pengusaha sukses, Rudy tidak pernah lupa untuk menyenangkan teman-teman SMAN I Jember dimana dia pernah bersekolah di Jember. Dia sangat dermawan kepada teman-teman sekolahnya. Apabila pulang kampung ke Jember, Rudy selalu mengajak teman-teman SMA nya untuk berkumpul diajak makan bersama. 

Sekitar sepuluh tahun yang lalu penulis sebagai teman SMA nya bersama puluhan teman lainnya dari Jember sengaja didatangkan ke Balikpapan untuk reuni teman sekolahnya  dijamu makan menu kepiting Dandito sepuasnya  dan diajak rekreasi selama dua hari di Balikpapan secara gratis termasuk membelikan tiket pulang pergi pesawat dari Surabaya-Balikpapan  dari kocek pribadinya. Saya ketika reuni SMA tersebut menikmati  langsung rasa kelezatan saos Kepiting Dandito yang  tidak tertandingi dan setelah pulang ke rumah lelehan rasa asam manis pedasnya masih terasa di lidah. Rasanya ingin kembali lagi ke Balikpapan  untuk menikmati lagi lezatnya rasa saos dandito ramuan asli bumbu eksprimen tangan Rudy.

Rudy dengan kuda kesayangannya (dok FB Rudy)
Rudy dengan kuda kesayangannya (dok FB Rudy)

Rudy di kalangan elite Balikpapan tidak hanya dikenal sebagai pengusaha restoran kepiting. Tetapi juga dikenal sebagai penyayang kuda. Rudy yang ramah ini memiliki klub berkuda  E Caballo Dandito yang lokasinya di area Gifta Garden yaitu areal wisata berkuda dan   sekolah berkuda untuk Latihan atlet berkuda yang jaraknya 23 kilometer dari Balikpapan.

Selain berkuda, Rudy juga suka olahraga ekstrem paralayang. Dia memiliki klub  Dandito Team Balikpapan dan ada 15 atlet yang dibinanya. Dandito Team telah melakukan uji coba di Gunung Boga Paser di Kabupaten Paser, Kaltim untuk uji terbang di salah satu obyek wisata yang akan dikembangkan menjadi lokasi paralayang di Kaltim. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun