Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bertemu Geisha di Gion, Kyoto Jepang Sangat Langka

16 Juni 2023   19:31 Diperbarui: 16 Juni 2023   19:40 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana daerah Gion (dok majalah travel februari 2016)

Ketika berjalan-jalan di daerah Gion, Kyoto saya melihat beberapa wanita geisha  memakai baju kimono, berbedak putih di wajah dan memakai gincu berwarna merah menyala. 

Mereka berjalan cepat menyelinap di antara gang-gang jalanan. Mereka memakai baju berwarna kemerahan dan memakai sandal bakiak setinggi lima sentimeter.

Keberadaannya membuat beberapa turis ingin mengejarnya untuk foto bersama. Tapi cara berjalan para geisha tersebut sangat cepat sehingga tidak terkejar. Saya sengaja memilih berjalan-jalan di daerah Gion untuk mengambil foto para Geisha yang berangkat kerja. 

Begitulah dua geisha tersebut tidak memberi kesempatan untuk diajak foto bersama. Di daerah Gion, Kyoto ada titik di Jalan Hanamikoji, Kyoto untuk tempat menunggu para geisha di ajak foto bersama. Para turis menunggu di sini mulai pukul 16.00 sampai 18.00 waktu setempat di mana para geisha berangkat kerja.

Akhirnya saya berhasil foto dengan dua geisha yang sedang naik becak di daerah pertokoan Kyoto.

Daerah Gion sebagai pusat hiburan malam di Kyoto memang banyak dijumpai para geisha yang berangkat dan pulang kerja di daerah tempat-tempat minum sake di Kyoto.

Suasana daerah Gion (dok majalah travel februari 2016)
Suasana daerah Gion (dok majalah travel februari 2016)

Geisha berasal dari kata gei yang berarti seni dan sha berarti orang. Jadi geisha berarti orang seni atau orang yang mengabdikan dirinya pada kesenian dan mempunyai ketrampilan untuk menghibur.

Secara historis geisha mulai muncul di Jepang pada abad ke 16. Sejak usia dini geisha harus mengikuti pelatihan seni yang berat.

Tugas utama geisha adalah menemani para tamu, berbincang dengan tamu, menuang sake dan memastikan gelas sake tidak pernah kosong, dan menghibur tamu dengan pertunjukan seni mulai menari sampai bermain alat-alat musik.

Salah satu Gedung pertunjukan geisha adalah di Gion Corner di Gion, Kyoto. Pertunjukan geisha sekarang tidak ekslusif lagi, tapi bisa dibuka untuk pertunjukan wisatawan asing.

Bersama geisha di Gion, Kyoto (dok pribadi)
Bersama geisha di Gion, Kyoto (dok pribadi)

Pertunjukan geisha biasanya hanya 30 menit , setelah geisha memperkenalkan diri mereka akan menari diiringi musik tradisional. Geisha menari dengan menggunakan kipas tradisonal dengan gemulai dan penuh penghayatan.

Selama pertunjukan tari, penonton dilarang mengambil foto dan video. Penonton hanya boleh memotret selama lima menit sebelum dan sesudah pertunjukan.

Geisha sampai sekarang masih banyak ditemui di tempat hiburan mahal di Gion, Kyoto dan daerah hiburan elite di Tokyo. Mereka hanya bekerja di tempat hiburan ekslusif. Karena tiket untuk pertunjukan melihat  Geisha menari dan minum sake harus mengeluarkan biaya sekitar 1000 yen per orang atau sekitar Rp 1,2 juta per orang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun