Penginapan
Mencari penginapan di Desa Denge apabila datang terlalu malam. Rumah home stay di Desa Denge di rumah Pak Blasius Monta. Ada juga homestay lainnya bisa ditanyakan ke penduduk Desa Denge.Â
Jika Anda menyewa kamar di Denge sekaligus dapat menaruh barang-barang bawaan yang tidak terlalu penting saat trekking dari Denge menuju Wae Rebo agar lebih ringan beban di punggung.
Di Kampung Wae Rebo sendiri kita bisa menginap dengan biaya Rp 325.000 ribu per orang permalam. Kita akan menginap di rumah adat Mbaru Niang yang disediakan khusus untuk wisatawan.
Di belakang rumah ini juga sudah tersedia toilet dan kamar mandi yang lumayan bersih. Di kala malam hari ada juga penerangan listrik dari genset untuk keperluan charger telepon genggam, tapi sinyal operator telepon tidak ada disini. Di desa terdekat, Desa Denge dan Kota Ruteng hanya ada sinyal Telkomsel yang ada.
Jalur trekking
Perlu stamina fisik untuk melakukan trekking melewati bukit dan hutan. Trek menuju Wae Rebo mungkin bagi yang sudah terbiasa mendaki gunung tidaklah terlalu berat dan mengejutkan.
Jalur trekking lebih panjang melewati bukit dan hutan sepanjang 9 kilometer, harus dalam kondisi sehat. Perlu membawa bekal air, biskuit, permen, jas hujan, tisu basah dan kering selama trekking. Jangan musim hujan kesini karena jalan setapak sangat licin. Sepatu yang nyaman dipakai bisa sepatu gunung atau sepatu cat.
Upacara Waelu
Setiap tamu yang berkunjung ke Wae Rebo wajib melalui Upacara Waelu. Setelah wisatawan berjalan sejauh 9 kilometer, kita akan mendapatkan pos terakhir pos III berupa rumah panggung kayu yang ada kentongan.
Porter yang mengantar kita akan membunyikan kentongan. Itu berarti kode pemberitahuan ada tamu datang di Kampung Wae Rebo. Kepala adat di rumah Mbaru Niang bersiap-siap menyambut tamu yang baru datang dengan ucapan selamat datang.Â