Hal ini yang membuat inspirasi Bapak Nizar  berkecimpung di bidang sosial menjadi founder Pesantren Digital dan Tangan Di Atas (TDA) . Tujuannya memberi program pelatihan kepada generasi muda untuk memahami fungsi telepon genggam agar bisa melakukan kegiatan komersial untuk menambah penghasilan.
Anak-anak SMP, SMA, dan mahasiswa melalui Pesantren Digital yang alumninya telah berjumlah ribuan orang  telah diajari cara membuat produksi minyak Sasak. Latihan dilakukan dengan melihat langsung proses membuat  minyak herbal Sasak dan belajar marketing  agar anak-anak itu mengetahui cara berbisnis, dengan hanya memiliki telepon genggam.
Bapak Nizar sekaligus owner  PT Bio Sehat Nusantara memiliki 19 orang pegawai . Memiliki tiga kantor cabang di Denpasar, Banyuwangi dan Jember. Sebagai pengusaha, Bapak Nizar tentunya sangat bergantung kepada platform digital Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Tahun depan semoga produk minyak herbal Sasak bisa mengikuti acara perhelatan besar acara UMKM BRILianpreneur di Jakarta.
Bapak Nizar yang saya temui di Denpasar, Bali masih ingin lagi menggenjot penjualan minyak Sasak menjadi 100.000 botol tiap bulannya. Semoga tercapai impiannya ya pak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H