Ketika memutuskan untuk mengajukan pensiun dini di usia tepat 50 tahun, di tahun 2012 lalu dari Grup PT Kompas-Gramedia banyak teman-teman yang mempertanyakan alasannya. Saya selalu menjawab ingin menjadi penulis buku wisata dan bisa traveling. Syukurlah selama masa pensiun yang saya jalani selama 10 tahun sekarang, ini saya sudah menghasilkan dua buah buku wisata dan satu buku buku biografi Jokowi serta traveling menginjakkan kaki di 25 negara di Benua Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
Tetapi selain menulis buku traveling, saya juga ingin menulis tentang apa saja yang ada di pikiran saya. Sehingga saya terinspirasi untuk bergabung dengan Kompasiana sejak September 2012. Saya bergabung hanya sebulan setelah saya menjalani pensiun dini.
Sekarang saya sudah bergabung hampir 10 tahun saya menjadi anggota Kompasianer Taruna dan sudah mendapat centang biru. Tulisan saya sudah mencapai 380 tulisan dan sudah dibaca lebih dari 500.000 orang. Alhamdulillah 120 tulisan diantaranya mendapat Head Line dan 279 Highlight. Saya lebih banyak menulis tentang perjalanan wisata karena setelah pensiun kerja saya memang memutuskan untuk menjadi blogger dan backpacker.
Banyak sekali pengalaman setelah bergabung dengan Kompasiana antara lain:
1 .Bertemu teman baru dan silaturahmi
2. Menambah pengetahuan dan wawasan baru ikut Kompasiana Nangkring
3. Menang Lomba Blog Competition
4. Mengajar cara menulis
1. Bertemu teman baru dan silaturahmi
Pertama kali saya ikut acara temu Kompasianer di acara Kompasiana Visit tahun 2015 di acara kunjungan ke pabrik mobil Toyota di Sunter Jakarta.Disana lah saya pertama kali berkenalan dengan para Kompasianer senior mulai Gapey Sandy, Agung Han, Rahab Ganendra, Andri Mastiyanto,Uli Hape dan suami Papi Kyh, Agung Soni, Shinta Rahutomo, Thamrin Sonata, dan lain-lain.
Dengan teman-teman ini di saat bertemu di acara selanjutnya bisa saling sharing dan bercanda ria. Dengan mengenal secara pribadi teman-teman Kompasianer , saya juga bisa japri langsung untuk membantu bisa menulis resensi buku. Bersyukur Mas Agung Han, Mas Gapey , Dewi Puspa dan Pak Thamrin Sonata sudah pernah menulis resensi buku ku yang berjudul “Saya Jatuh Cinta di Flores” di Kompasiana. Dengan Shinta saya bisa bercerita apa saja soal politik sampai pribadi.
Di acara Kompasianival 2017 yang saya ikuti di Lippo Kemang, saya jadi bertambah akrab dengan Indah Noing, Yayat , Agatha, Mbak Wawa, Windhu, Tamita, Rahab, Andri, Syifa, Ibu Ina dan Reno dengan rujakan bareng di tengah mall.
Saya tiga kali datang di acara HUT Kompasiana tahun 2015,2016 dan 2017. Di acara Kompasianival 2015 saya bisa berkenalan dengan Pak Tjipta Effendi legend Kompasianer dan istrinya. Saya senang dengan tokoh senior legendaris Kompasiana ini selain ramah juga kagum dengan produktivitasnya menulis.
Ketika saya punya acara bedah buku Flores di Surabaya, teman Kompasianer dari Jatim ikut mensuport acara saya yaitu Tamita Wibisono dan Mas Nuz yang saya kenal ketika menang lomba ke Bali. Jadi tidak perlu khawatir ke luar kota tidak punya teman, banyak teman Kompasianer yang bisa dikontak.
Juga hubungan saya dengan admin Kompasiana menjadi akrab setelah beberapa kali bertemu seperti Widha dan Kevin. Dengan pendiri dan CEO Kompasiana waktu itu, Kang Pepih Nugraha saya sudah mengenal 25 tahun karena pernah sama-sama teman satu ruangan di Litbang Kompas.
Ketika saya pertama kali bergabung dengan Kompasiana di acara Kompasiana Visit ke PT Toyota di Sunter saya bertemu Pepih pertama setelah pensiun. Dia sempat surprise melihat saya hadir. "Wah saya surprise melihat Mbak Asita ikut acara Kompasiana," ujar Pepih di Bentara Budaya tempat titik point peserta kumpul sebelum berangkat ke acara sekitar dua tahun yang lalu.
Pepih termasuk sahabat yang berjasa karena membantu membangkitkan semangat menulis buku travel pertama ku yang berjudul "Menyambut Pagi di Bromo dan Melepas Penat di Raja Ampat.". Karena Pepih menulis juga kata pengantar untuk buku pertama ku tersebut.
Di acara Kompasiana Nangkring jelas menambah sahabat dan teman. Di acara Nangkring bertema keselamatan pesawat terbang Garuda dan Dirjen Perhubungan Udara saya bisa berkenalan dengan Ayu Saptarika seorang penulis novel dan blogger yang membuat kita sampai sekarang menjadi sahabat.
Meskipun perbedaan umur saya diatas Ayu jauh tetapi kita bisa mengobrol nyaman sampai bisa ngopi-ngopi bareng dan jalan-jalan ke Bali untuk mengikuti acara Ubud Writer di Ubud, Bali.
Dengan adanya Kompasiana nangkring saya jadi tahu kabar teman-teman setelah masa pandemi tidak pernah bertemu lagi. Akhirnya saya mengetahui kabar terkini teman-teman sekarang setelah masuk grup Whatsaap Ketapels yang isinya saling sharing tulisan dan acara wisata.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan baru ikut Kompasiana Nangkring
Acara Kompasiana Nangkring sering kali saya ikuti. Acara ini jelas menambah pengetahuan. Topik soal keuangan, kesehatan, ekonomi, penerbangan, fotografi pernah saya ikuti.
Acara ini sudah jelas selain menambah pengetahuan dan gairah menulis . Karena Kompasiana Nangkring saya jadi gairah menulis dengan tema lain di luar tulisan tentang pariwisata.
Acara Kompasiana Nangkring yang terakhir saya ikuti, setelah masa pandemi berakhir adalah acara yang bertema “Wujudkan Mimpi dengan Menulis, bersama pembicara Mbak Christine Damayanti seorang disabilitas yang duduk di kursi roda tetapi menginspirasi dengan rajin menulis telah menghasilkan karya 60 buah buku berbagai judul.
Acara yang diselenggrakan di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta berakhir dengan ngopi-ngopi bareng Bersama Windhu, Anna, Bang Yon, Denik untuk melepas kangen setelah selama tiga tahun tidak pernah bertemu copy darat dengan sesama penulis Kompasiana.
Selain acara Nangkring, 5 tahun lalu Kompasiana juga mengundang saya di acara jumpa pers Gojek, Cat Dulux, Minyak Kayu Putih Cap Lang dan acara blogger lainnya. Pernah pula menginap satu hari di Bogor untuk melihat perkembangan hidup monyet Owa Jawa.
Undangan pribadi dari instansi juga pernah membuat saya dengan Ibu Ngesti pernah sekamar di hotel Salak Bogor untuk acara undangan liputan masalah air warga Ciptagelar Sukabumi. Kami sempat kulineran bareng.
3. Menang Lomba Blog Competion
Pertama kali menang lomba dari menulis tentang wisata budaya tahun 2015. Saya menulis tentang upacara Patikka di Flores dan saya mendapat hadiah wisata ke Bali. Mendapat hadiah tidur gratis di hotel bintang lima di Bali dan tur gratis ke Ubud selama dua malam tiga hari dari Kompasiana
Acara ini berkesan karena saya mendapat kesempatan mengeksplore wisata Ubud dan mendapat kesempatan kuliner yang enak-enak di Bali. Disinilah saya berkenalan dengan Tamita Wibisono yang ternyata istri dari temanku sewaktu SMA, Mas Kunto asal Jember. Kesamaan kota kelahiran dengan suami Tami membuat kami selama di Bali tidur satu kamar.
Dengan Mas Iskandar Zulkarnaen Bos Kompasiana dan Widha Karina hubungan saya semakin akrab setelah bersama-sama pergi ke Bali. Juga banyak teman baru yang saya kenal di Bali yaitu Nuzulul Arifin (Mas Nuz), Suci Tembangraras, Majawati Oen, Yozh Satrya Aditya, Elnienesia dan lainnya. Sampai kami punya grup WA diantara teman-teman di Bali.
Saya termasuk yang jarang menang lomba. Tapi setelah mendapat hadiah uang dari lomba juara II dari Kemendag soal daging sapi membuat saya bergairah menulis ikut lomba di luar tema wisata.
Jadi biasanya yang saya tulis melulu soal wisata. Di luar tulisan tema wisata, biasanya yang saya tulis untuk ikut lomba dari hasil Kompasiana Nangkring. Ternyata ikut lomba juga mengasyikkan karena kita jadi belajar menulis tentang ekonomi, kesehatan, penerbangan, perumahan dan lainnya sesuai tema lomba, tidak hanya tulisan wisata yang selama ini saya geluti.
Tahun 2018 saya pernah juga mendapat hadiah juara I lomba penulisan bertema minyak kayu putih Cap Lang.Lumayan hadiahnya sebesar Rp 4.000.000 saya gunakan untuk jalan-jalan ke Jawa Timur sekaligus mudik ke kota kelahiran Jember.
4. Mengajar Cara Menulis
Karena setiap tulisan saya yang diupload di Kompasiana saya share di halaman Facebook, membuat banyak teman saya mengetahui kalau saya sekarang menjadi blogger.
Sehingga beberapa kali saya diminta mengajar di depan pelajar SMA dan mahasiswa. Yang paling mengagetkan , ketika akhir tahun 2016 lalu, teman saya, Irma Yanti yang bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat meminta saya untuk mengajar pegawai di lingkungan kerjanya cara menulis di web yang mereka kelola.
Saya sangat surprise diminta mengajar di depan para PNS tersebut. Ada sekitar 20 orang pegawai PNS yang ikut pelatihan menulis dan cara mengajar saya mereka saya latih untuk spontanitas langsung berani menulis di web Kementrian PU tanpa ada rasa takut dikritik atau disalahkan.
Langsung saya siapkan bikin materinya dari beberapa buku jurnalistik yang saya koleksi. Alhamdulillah materi yang saya ajarkan di depan kelas sengaja saya bikin sederhana sehingga mudah dipahami oleh para PNS tersebut.Dan yang membuat saya senang selain dipercaya mengajar di depan pegawai Kementerian yang keren dapat honor juga yang lumayan besar.
Jadi meski saya agak nekat mengambil pensiun dini di usia 50 tahun, saya ternyata punya kesibukan yang sudah saya inginkan sejak lama. Masa pensiunku jadi lebih indah karena punya waktu untuk menulis. Saya tidak perlu menunggu waktu cuti untuk melakukan perjalanan wisata dan kuliner untuk bahan tulisan di Kompasiana. Empat poin tulisan diatas menjadi kenangan manis menulis di Kompasiana selama 10 tahun.
Juga mengapa saya memilih menulis di Kompasiana tidak di blog pribadi karena yang membaca tulisan saya lebih banyak. Selamat HUT Kompasiana ke 14 , semoga tambah keren dan anggota nya bertambah banyak dari kalangan anak muda millennial.
5. Menjadi pembicara
Gak nyangka setelah menulis di Kompasiana dan menerbitkan dua buah buku wisata saya sering diundang menjadi pembicara di acara pameran travel di Senayan City dan di Citos. Acara besar pameran banyak biro travel mengundang saya di panggung dengan topik Raja Ampat dan Pulau Flores.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI