Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hutan Trembesi yang Eksostis di De Djawatan Benculuk, Banyuwangi

22 Oktober 2022   19:50 Diperbarui: 23 Oktober 2022   12:45 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan teman2 alumni fak ekonomi Unej 1980 (dok asita)

Jika kita berbicara soal tujuan pariwisata di Banyuwangi, Jatim pasti yang terbayang dalam benak kita adalah kawah Gunung Ijen dan sabana Baluran. Karena dua tempat tersebut yang paling tersohor sebagai tujuan wisata utama Banyuwangi.

Banyuwangi seolah menyembunyikan potensi alam yang memancing rasa penasaran untuk ditelusuri. Terletak di bagian selatan Banyuwangi ada potensi pariwisata hutan mini yaitu De Djawatan Benculuk.

Lokasi tepat di tengah kota Kecamatan Benculuk, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Banyuwangi. Tetapi lokasi kawasan hutan pohon trembesi yang sudah tua usianya tersebut baru viral sekitar lima tahun terakhir ini saja.

Suasana eksotis hutan trembesi di De Djawatan Benculuk (dok ig henri)
Suasana eksotis hutan trembesi di De Djawatan Benculuk (dok ig henri)

Pohon trembesi merupakan hutan lindung milik Perhutani KPH Banyuwangi Selatan. Awalnya areal tersebut adalah tempat penimbunan kayu dari zaman Belanda. Tetapi sejak tahun 1962 sudah tidak dipakai.

Lokasi awal dibuat sebagai tempat penimbunan kayu jati karena naungan daun trembesi melindungi kayu dari panas dan hujan secara langsung. Dulunya kayu diangkut dari hutan lewat lori dan kemudian diangkut ke pelabuhan lewat kereta sampai ke pelabuhan

Pepohonan tua yang tumbuh rindang dan berjejer tumbuhnya menjadi sebuah pemandangan tersendiri yang sangat eksotis.

Lokasi favorit untuk ambil foto (Dokumentasi Asita)
Lokasi favorit untuk ambil foto (Dokumentasi Asita)

 Ada ratusan pohon yang sudah berumur sekitar 100--150 tahun. Pohon tersebut memiliki batang dengan keliling antara 400-500 centimeter. Jika keliling pohon 400 cm, maka diameternya bisa 1,5---2 meter.

Ketika saya mencoba memeluk salah satu pohon yang paling tua, memang terasa sangat kokoh dan lebar pohonnya tangan saya tidak sampai ke tengah pohon saja.

Saya belum pernah melihat pemandangan ini di tempat lain di Indonesia. Pohon-pohon raksasa yang menaungi seakan menutup langit. Selalu menyenangkan untuk kembali ke alam.

Buka setiap hari selama enam hari, kecuali khusus hari Senin libur dengan harga tiket Rp6.000 per orang. Setiap hari buka mulai pukul 07.00 -17.00. Di sana banyak tempat yang instagrammable. Pengelola wisata menyediakan kursi-kursi di atas pohon untuk dinaiki dan menjadi tempat berfoto dengan tangga kayu yang cukup aman.

Reuni dengan teman2 fak ekonomi Unej (dok asita)
Reuni dengan teman2 fak ekonomi Unej (dok asita)

Tersedia juga delman untuk berkeliling dan motor ATV untuk yang suka berpetualang. Di sini karena sangat rimbun batang dan daun trembesinya seperti menyatu dengan dan menyerupai hutan Fangorn di film Lord Of The Ring.

De Djawatan Banculuk dibuka secara umum pada Juni 2018 dan menjadi viral karena banyak selebgram travel datang ke Banyuwangi dan mengunjungi Djawatan de Benculuk ini. Mereka mengunggah keindahan pohon trembesi di sosial media.

Saat hari libur atau akhir pekan biasanya banyak wisatawan yang berkunjung ke De Djawatan Banyuwangi. Pada akhir pekan atau saat long weekend, De Djawatan Banyuwangi akan dipenuhi oleh banyak wisatawan. Suasana pun menjadi ramai oleh kehadiran rombongan pelajar sekolah atau grup wisatawan dari luar kota yang datang dengan kendaraan bus.

Penulis dengan pelaku wisata hantu2an (Dokumentasi Asita)
Penulis dengan pelaku wisata hantu2an (Dokumentasi Asita)

Ketika saya datang dengan rombongan 60 orang teman alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Jember di pagi hari saat weekend sekitar pukul 10.00 pagi, ternyata lokasinya sudah ramai didatangi oleh rombongan wisatawan lain.

Sehingga untuk mengambil foto bersama di areal yang instagrammable harus menunggu bergantian mengambil foto dengan rombongan wisatawan lain. Kami diarahkan fotografer asal Banyuwangi mengambil beberapa tempat yang sejuk di bawah pohon trembesi yang rindang.

Cuaca sedang bagus ketika kami datang (Dokumentasi Asita)
Cuaca sedang bagus ketika kami datang (Dokumentasi Asita)

Pada hari Sabtu dan Minggu puncak kunjungan pengunjung per hari bisa didatangi sekitar 1.000 orang wisatawan. Akibatnya jika saat sedang ramai, sulit untuk bisa mendapatkan jepretan hanya dengan latar belakang pohon.

Hasil foto paling bagus di pagi hari sekitar pukul 08.00 sampai 10.00 karena posisi matahari yang condong ke arah timur atau barat sehingga cahayanya akan terlihat menawan di antara celah batang dan daun pepohonan trembesi. Pencahayaan yang baik itu menjadikan panorama di De Djawatan semakin indah.

Di areal De Djawatan Benculuk juga banyak tersedia café-café dan warung -warung yang menjual aneka kopi produksi perkebunan Banyuwangi dan kelapa muda.

Dengan teman2 alumni fak ekonomi Unej 1980 (dok asita)
Dengan teman2 alumni fak ekonomi Unej 1980 (dok asita)

Ketika saya datang bersama teman reuni kondisi cuaca sangat bagus, tetapi areal rumput dan jalan setapak sedang becek. Karena malam harinya sebelum saya datang habis hujan deras. Sehingga menghambat perjalanan teman-teman reuni untuk mengeksplore areal De Djawatan Benculuk.

Untuk masukan bagi pengelola wisata De Djawatan Benculuk, alangkah bagusnya bila diperbaiki fasilitas bagi pejalan kaki dengan memberi conblock atau jalan setapak bersemen sehingga pejalan kaki dimudahkan untuk mengeksplorasi arealnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun