Saya belum pernah melihat pemandangan ini di tempat lain di Indonesia. Pohon-pohon raksasa yang menaungi seakan menutup langit. Selalu menyenangkan untuk kembali ke alam.
Buka setiap hari selama enam hari, kecuali khusus hari Senin libur dengan harga tiket Rp6.000 per orang. Setiap hari buka mulai pukul 07.00 -17.00. Di sana banyak tempat yang instagrammable. Pengelola wisata menyediakan kursi-kursi di atas pohon untuk dinaiki dan menjadi tempat berfoto dengan tangga kayu yang cukup aman.
Tersedia juga delman untuk berkeliling dan motor ATV untuk yang suka berpetualang. Di sini karena sangat rimbun batang dan daun trembesinya seperti menyatu dengan dan menyerupai hutan Fangorn di film Lord Of The Ring.
De Djawatan Banculuk dibuka secara umum pada Juni 2018 dan menjadi viral karena banyak selebgram travel datang ke Banyuwangi dan mengunjungi Djawatan de Benculuk ini. Mereka mengunggah keindahan pohon trembesi di sosial media.
Saat hari libur atau akhir pekan biasanya banyak wisatawan yang berkunjung ke De Djawatan Banyuwangi. Pada akhir pekan atau saat long weekend, De Djawatan Banyuwangi akan dipenuhi oleh banyak wisatawan. Suasana pun menjadi ramai oleh kehadiran rombongan pelajar sekolah atau grup wisatawan dari luar kota yang datang dengan kendaraan bus.
Ketika saya datang dengan rombongan 60 orang teman alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Jember di pagi hari saat weekend sekitar pukul 10.00 pagi, ternyata lokasinya sudah ramai didatangi oleh rombongan wisatawan lain.
Sehingga untuk mengambil foto bersama di areal yang instagrammable harus menunggu bergantian mengambil foto dengan rombongan wisatawan lain. Kami diarahkan fotografer asal Banyuwangi mengambil beberapa tempat yang sejuk di bawah pohon trembesi yang rindang.
Pada hari Sabtu dan Minggu puncak kunjungan pengunjung per hari bisa didatangi sekitar 1.000 orang wisatawan. Akibatnya jika saat sedang ramai, sulit untuk bisa mendapatkan jepretan hanya dengan latar belakang pohon.