Tari gandrung memang menjadi pertunjukan utama tamu-tamu yang datang di Desa Wisata Kemiren sebagai salah satu desa wisata unggulan di Banyuwangi dengan julukan khusus Sunrise of Java, yang berarti Banyuwangi sebagai kota di mana matahari terbit pertama kali  di Pulau Jawa. Ini saya alami apabila menginap di Banyuwangi masih pagi pukul 05.00 WIB matahari sudah muncul di  ufuk timur
Setelah puas menari dengan penari gandrung, kemudian saya menikmati makanan khas suku Osing Banyuwangi yaitu: pecel pitik,uyah asem, urap sayur, pepes tuna, nasi tempong dan jajanan pasar.
Setelah kenyang makan saya kembali menelusuri kampung adat Suku Osing, Â Desa Wisata Kemiren yang terdiri dari rumah berdinding anyaman bambu dan berderet lokasinya.Rumah adat Osing berbentuk atap limas dari bahan genteng tanah tipis dan di dalam ruangan tidak ada sekat batas bersifat terbuka.Memiliki teras rumah ruang terbuka untuk menerima tamu di depan rumah.
 Kehidupan di sini kelihatan sangat santai dan tenang.Saya melihat beberapa ibu-ibu tua sedang menginang atau makan sirih kapur sambil bercengkerama bersama antar tetangga di satu kursi panjang.
Dari beberapa rumah yang saya masuki dapurnya masih menggunakan alat-alat memasak tradisional dan memakai tungku perapian dari kayu bakar.
Desa Wisata Kemiren merupakan Desa Wisata Ramah Berkendara karena memiliki jalur akses beraspal hotmix dengan dua jalur mobil. Cukup waktu 15 menit dengan kendaraan mobil  bisa ditempuh dari tengah  Kota Banyuwangi yang berjarak hanya tujuh kilometer dari pusat kota Alun-alun Kota Banyuwangi.Â
Ketentuan tentang Desa Wisata Ramah Berkendara bisa dilihat pada link ini adira.id/e/fkl2022-blogger. Syarat utama Desa Wisata Ramah Berkendara adalah memiliki SPBU atau pompa bensin mini dan tempat servis mobil. Di Desa Wisata Kemiren banyak sekali Pertamini tersedia. Tidak hanya satu tempat tapi saya lihat ada beberapa titik Pertamini  dan tempat servis mobil tersedia juga. Sedangkan SPBU Pertamina hanya berjarak 5 kilometer dari Desa Wisata Kemiren.
Adira Finance berpartisipasi dalam pengembangan desa wisata dengan mengadakan jelajah desa wisata ramah berkendara, dan mengunjungi desa wisata yang mengadakan Festival Kreatif Lokal. Acara ini sangat mendukung pengembangan desa wisata yang dapat mendorong kemajuan perekonomian Indonesia.
Khusus lokasi wisata Kampung Adat Suku Osing yang terdiri dari beberapa rumah adat saja bisa diakses dengan berjalan kaki dan naik sepeda motor. Kampung rumah penduduk asli Suku Osing yang saya kunjungi hanya mendapat akses jalan setapak. Sehingga wisatawan yang datang beroda empat atau bus harus memarkir kendaraannya di jalan utama di Depan Kantor Desa Wisata Kemiren.
Desa Wisata Kemiren berasal dari nama pohon kemiri. Karena di desa penghasil buah kelapa ini juga banyak ditanam pohon bumbu dapur kemiri. Mayoritas masyarakat yang berasal asli Banyuwangi  adalah Suku Osing yang merupakan suku asli kabupaten Banyuwangi. Bahasa daerah yang digunakan adalah bahasa osing, yang nada suaranya seperti bahasa ngapak Banyumasan tetapi dengan dialek Jawa Timur.