Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kota Bern di Swiss yang Menyimpan Misteri Sungai Aare

31 Mei 2022   17:45 Diperbarui: 31 Mei 2022   19:30 9575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun yang lalu ketika traveling ke Eropa saya sempat mampir di Kota Bern, Swiss meski cuma menginap dua hari di kota ini. Tetapi saya merasa cukup waktu seharian saja untuk eksplore kotanya.

Karena kotanya kecil dan cukup hanya berjalan kaki untuk eksplore kotanya mulai dari Gedung Parlemen sampai ke Taman Beruang yang berada di sisi tepian Sungai Aare.

Tidak disangka sama sekali, sekarang Sungai Aare menjadi viral karena Eril putra dari Ridwal Kamil, Gubernur Jabar tenggelam dan hanyut di Sungai Aare.

Sampai tulisan ini dibuat sejak lima hari hilangnya Eril belum ditemukan juga jejaknya.

Banyak yang menyangka ibukota negara Swiss adalah Zurich karena keramaiannya dan lebih popoler.Apalagi Zurich lebih banyak gedung pencakar langit. Ibukota selalu identik dengan gedung pencakar langit, namun tidak berlaku di sini. 

Bern adalah ibukota Swiss tapi menampilkan sebagai kota yang sepi, tidak banyak gedung pencakar langit tapi memiliki penampakan kota yang sangat indah dan menyatu dengan alam. Bikin siapa saja yang datang ke kota ini, berharap dapat kembali lagi.

Sungai Aare membelah Bern (dok pribadi)
Sungai Aare membelah Bern (dok pribadi)

Pertama kali saya melihat Bern, saya terpesona oleh keindahan pengaturan kota tuanya yang terawat di zaman modern ini.


Kota ini memiliki penduduk sekitar 127.000 jiwa (2004) dan bertambah menjadi 130.000 jiwa pada 2010. Bern ialah kota terbesar ke -4 di Swiss setelah kota Zürich, Jenewa dan Basel. Bandingkan dengan penduduk Jakarta yang 10 juta jiwa sangat beda keramaiannya.

Ibu kota Swiss ini dibangun di atas punggungan batu pasir, dikelilingi oleh tiga sisi oleh Aare yang mengalir melalui lembah. Jembatan tingkat tinggi menghubungkan kota dengan dataran tinggi di tepi kanan dan dengan bagian kota yang lebih baru.

Sudut kota Bern (dok pribadi)
Sudut kota Bern (dok pribadi)

 Rumah-rumah dan toko-toko, dengan arcade tingkat jalanan dan atap proyek mereka, mencerminkan kemakmuran warga Bern pada abad ke-17 dan 18. Dan karakter menawan kota tua yang terawat baik ini terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari kota, menyebabkannya diakui oleh UNESCO.Cerobong-cerobong tua di rumah-rumah penduduk yang keluar asapnya di sepanjang tepian Sungai Aare mengingatkan saya pada gambar setting komik HC Andersen yang saya baca ketika masih sekolah dasar .

Kota tua Bern lebih dari layak statusnya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Terletak di tebing yang dikelilingi di tiga sisi oleh perairan aquamarine yang menakjubkan di Sungai Aare, kota tua ini menyimpan banyak karakter abad pertengahannya. Jalan-jalan berbatu dan dibatasi oleh trotoar yang tertutup, yang berputar sejauh bermil-mil.

Saya sempat menyusuri jembatan yang membelah Sungai Aare kelihatan airnya jernih dan tenang.

Di samping sungai Aare (dok pribadi)
Di samping sungai Aare (dok pribadi)

Saya berjalan- jalan pagi di seputar toko-toko , kelihatan aktivitas penduduk mulai berjalan di musim semi. Kotanya menanjak naik turun bentuk kontur tanahnya 

Pada tingkat yang lebih rendah dari bangunan adalah toko, kafe, toko buku, dan restoran, sedangkan lantai atas adalah apartemen.

Daerah tua ini adalah tempat di mana banyak tempat wisata terbaik berada, termasuk semua jembatan di seberang Aare, air mancur umum, patung-patung tua, menara, dan, tentu saja, yang terkenal Menara Jam. Beberapa hari dapat dilalui dengan cukup gembira hanya berjalan-jalan di sekitar kota tua.

Saya sempat berkunjung ke beberapa tempat antara lain:


1. Taman Beruang

Beruang adalah simbol Bern, dan beberapa beruang disimpan oleh kota dalam sebuah taman besar berumput yang memiliki kandang baru-baru ini ditingkatkan. Daerah ini dihias oleh berbagai jalur jalan kaki, banyak di antaranya mengarah ke sungai, dan lift miring sekarang menghubungkan daerah yang lebih rendah dengan sungai ke bagian atas kandang. Lokasi persis di tepian sisi Sungai Aare. Pengunjung dapat menyaksikan beruang saat mereka bermain dan bersantai. Saya melihat dua beruang besar hitam sedang bermain dan tidak peduli dengan pengunjung yang datang.

Menara jam yang jadi tujuan utama turis (dok pribadi)
Menara jam yang jadi tujuan utama turis (dok pribadi)


2. Menara Jam

Menara Jam berusia 800 tahun (Zytglogge) adalah salah satu landmark Bern yang paling terkenal - dan layak dikunjungi dan menjadi tujuan wisata paling ramai. Tepat di atas menara gerbang barat di bagian kota tua, menara 23 meter ini dihiasi dengan jam astronomi yang sangat besar. Dimulai hanya tiga menit sebelum setiap jam, sirkus makhluk mekanik (The Fool, The Knight, The Rooster, The Piper, dan banyak lagi) keluar untuk membuat pertunjukan kecil. Anda dapat melihat popularitas struktur kuno ini setiap jam jarum menunjukkan angka perubahan. Pengunjung dipersilahkan untuk mendaki ke platform observasi, yang menampilkan beberapa pemandangan yang mengesankan. 

Kota Bern (wikepedia.com)
Kota Bern (wikepedia.com)

3.Gedung Parlemen 

Dibangun tepat di pusat kota dan kelihatan masih terpelihara secara baik meski kelihatan kuno karena dibangun tahun 1852.

Pusat kota Bern (dok pribadi)
Pusat kota Bern (dok pribadi)

Yang menarik di alun-alun Gedung Parlemen terdapat air mancur yang diperbolehkan untuk tempat bermain anak-anak. Saya pun tergoda untuk bermain dengan air mancurnya.

Sayang, saya tidak ada waktu untuk menyusuri Sungai Aare karena ketika pergi kesana tidak tahu kalau ada tempat khusus untuk berenang.Saya hanya sempat melihat Sungai Aare dari atas jembatan jalan berbatu yang melintas dan melihat Sungai Aare berwarna kebiruan karena berasal dari lelehan salju di pegunungan Alpen. 

Lupakan Zurich Sejenak! Ini 7 Wisata Menawan di Bern, Ibu Kota Swiss

Ada kediaman Al

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun