Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cafe 1911 di Perkebunan Kalibendo Banyuwangi Bernuansa Etnik dan Sejuk

7 Maret 2022   18:04 Diperbarui: 7 Maret 2022   19:02 2912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa anak-anak saya tinggal di perkebunan kopi yang sejuk dan asri seakan terulang kembali ketika menikmati secangkir kopi di  Cafe dan Resto 1911 Express yang berada di perkebunan Kalibendo,  Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur.

Asal muasal nama Cafe dan Resto 1911 Express sendiri diambil dari sejarah awal berdirinya  perkebunan Kalibendo. Di awal sekitar tahun 1911 silam, masyarakat sekitar diminta oleh Belanda untuk menanam pohon produktif. Dan salah satu tanaman unggulan ialah kopi yang kini berbuah dan dapat diminati generasi milenial masa kini.

Kafe yang lokasinya di rumah bekas sinder perkebunan kopi ini . Memiliki keunikan tersendiri dengan beberapa bangunan tua peninggalan zaman Belanda.

Ruang tamu yang luas diubah menjadi ruang restoran dengan meja-meja kayu yang panjang sehingga tiap meja bisa menampung 10 orang.

Kopi nya lezat (dok pribadi)
Kopi nya lezat (dok pribadi)

 Konsep yang diusung oleh Cafe 1911 Kalibendo Banyuwangi adalah bertema etnik klasik dengan mebel terbuat dari kayu semua terutama menonjolkan urat kayu dengan meja panjang. Ada beberapa mebel kayu kopi yang membuat kesan etnik semakin kental.

Suasana cafe terasa asri dan sejuk karena bangunan dikelilingi perkebunan kopi. Minuman pilihan varian kopi hasil dari petik kopi sendiri dari Perkebunan Kalibendo, seperti jenis robusta, arabika, hingga kopi luwak.

Saya memesan kopi calpucino arabika terasa nikmat dan cocok dengan suasana udara yang sejuk dan sedang mendung.Camilan yang saya pilih singkong goreng siram telur asin terasan gurih dan empuk singkongnya. Menu pisang goreng keju satu porsi berisi banyak cuku untuk empat orang.

Suasana teras depan cafe 1911 (dok pribadi)
Suasana teras depan cafe 1911 (dok pribadi)

 Cafe 1911 Kalibendo  selain ada café dan restoran ternyata ada fasilitas untuk menginap berupa vila-vila per rumah model rumah sinder yang ditawarkan dengan harga Rp 400.000 per malam.

Mengenai harga yang ditawarkan untuk minuman kopi  standar antara Rp 15.000 sampai Rp 25.000. Sedangkan harga cemilan dan makanan pokok sekitar Rp 15.000 sampai Rp 35.000 sangat dijangkau bagi tamu-tamu yang datang dari luar kota Banyuwangi.

Dari nomor polisi mobil yang diparkir di halaman Café 1911 kelihatan tamunya sebagian besar di hari week end dari luar daerah dengan huruf  depan P, L, S, N dan B seperti Jember, Surabaya, Malang, Jakarta dan Probolinggo.

Cafe 1911 Kalibendo  menawarkan nuansa alam perkebunan zaman Belanda. Dimana tersedia juga dua lantai atas  untuk menikmati suasana indoor dan outdoor.

Terasa mengulang masa anak2 tinggal di perkebunan (dok pribadi)
Terasa mengulang masa anak2 tinggal di perkebunan (dok pribadi)

Pemandangan utama yang ditawarkan memang nuansa hijau di  Perkebunan Kalibendo Banyuwangi yang asri dan sejuk, sehingga mampu memberikan kesan dingin  tersendiri bagi pengunjung.

Akses menuju Perkebunan Kalibendo Banyuwangi sama dengan akses jalan menuju puncak Gunung Ijen. Jadi bagi para traveler yang ingin istirahat setelah capek mendaki Gunung Ijen, bisa mampir ke tempat ini sambil melepas lelah dengan bersantai menikmati kopi  panas dan makan. Jarak dari Banyuwangi kota hanya sekitar 30 menit perjalanan dengan akses jalan beraspal nan mulus.

Ketika selesai melepas lelah di Cafe 1911 memori di ingatan saya langsung teringat aroma bau bunga  kopi dari  sekitar rumah saya dulu . Dimana  masa anak-anak ketika menetap di Perkebunan Treblasala, Glenmore setiap pagi mencium bau minuman kopi yang diseduh  ayah saya saat  masih bekerja di perkebunan sebagai sinder.

cemilan singkong nya empuk dan gurih (dok pribadi)
cemilan singkong nya empuk dan gurih (dok pribadi)

Cafe 1911 Express juga membuka stand  di kota Banyuwangi tepatnya di kios  kuliner Bandara Internasional Banyuwangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun