Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

JNE Tidak Pernah Mengecewakan Pelaku UMKM

11 Desember 2021   16:11 Diperbarui: 11 Desember 2021   17:11 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ari seorang pelanggan memiliki alat espresso kopi sendiri dengan kopi Aceh Gayo yang dibelinya (dok pribadi)

Sebelum pandemi, saya sudah  sering berdiskusi dengan anakku yang bungsu Dimas Ramadhan untuk memiliki bisnis selain mempunya pekerjaan sebagai content creator.

Bertepatan dengan adanya pandemi Covid-19 membuat anakku Dimas Ramadhan, sebagai seorang selebgram tidak bisa pergi ke luar negeri. Sehingga kami berdua berpikir keras untuk mengisi waktu selama pandemi dengan berjualan secara online. Sebagai selebgram di bidang travel biasanya Dimas mengisi waktunya dengan traveling diundang Kemenpar atau jalan-jalan sendiri untuk mengisi content di Instagramnya.

Akhirnya kami memutuskan untuk berbisnis jualan kopi bubuk dan kopi biji  roaster atau matang jenis Arabica  dari Aceh dengan nama Kopi Aceh Gayo yang didatangkan langsung dari daerah Takengon, di Aceh. Selain itu kami juga mendatangkan kopi Arabica dari lereng Gunung Ijen, Bondowoso yang kami beri nama merk Kopi Gunung Ijen.

Kopi Arabica Gunung Ijen dan Aceh Gayo yang dijual (dok pribadi)
Kopi Arabica Gunung Ijen dan Aceh Gayo yang dijual (dok pribadi)

Kebetulan saya memiliki teman yang memiliki kontak langsung dengan petani kopi di Takengon, Aceh dan di Bondowoso, Jatim yang bisa menjual harga kopi premium dengan harga dari petani langsung.

Kami memutuskan berjualan secara online saja. Saya dan Dimas berbagi tugas. Saya bagian menimbang kopi dan  mengirim kemasan kopi yang dipesan konsumen. Dimas bagian desain kemasan dan membuat content di Instagram.

Saya juga mengajak teman-teman blogger di Kompasiana untuk membikin endorse kopi Arabica yang saya jual. Tentu kopi yang saya kirim pertama kali untuk endorse saya kirim dengan jasa kurir JNE.Karena untuk kiriman di wilayah Jabotabek dalam waktu satu hari sudah sampai dan ongkos kirim tidak mahal cukup Rp 9.000 per kilogram untuk wilayah Jabotabek  jenis regular.

Kopi Aceh Gayo pernah dikirim ke Amerika Serikat (dok pribadi)
Kopi Aceh Gayo pernah dikirim ke Amerika Serikat (dok pribadi)

Saya sangat percaya dengan JNE yang telah lama menjalankan bisnis sampai berusia 31 tahun dan telah berulang kali menerima penghargaan kategori Top Social Media Award 2021 dan kategori Digital Marketing Award 2021 dari Majalah Marketing Indonesia.

Di tengah merayap lambatnya pergerakan ekonomi global, karena pandemi, omzet tidak terlalu turun dibandingkan dengan hari-hari sebelum virus corona mewabah. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKMK) Kopi Arabica Aceh Gayo dan Gunung Ijen tetap berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun