Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membuat Pupuk Kompos Sendiri untuk Membantu Terwujudnya Indonesia Mencapai Net-Zero Emissions di Tahun 2060

12 Oktober 2021   19:53 Diperbarui: 12 Oktober 2021   20:08 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu ruangan keluarga ke arah taman teras belakang sengaja dibuat lebar untuk sirkulasi udara lancar (dok asita)

Cara membuat pupuk kompos dengan mengumpulkan sampah sayur, kulit buah, ampas juice buah dan daun kering di  pot besar  pembuatan kompos organik.

daun kering dikumpulkan di wadah khusus pembuatan pupuk kompos (dok asita)
daun kering dikumpulkan di wadah khusus pembuatan pupuk kompos (dok asita)

Pertama potong-potong secara halus sampah sayuran, daun kering dan kulit buah. Masukkan campuran kotoran sapi atau kotoran kambing yang sudah kering. Kemudian campur dengan tanah media tanam yang subur, air secukupnya dan diaduk rata.  Kedua, aduk sampah dalam wadah sekali tiap empat hari sekali. Setelah melakukan cara membuat pupuk kompos di atas, pupuk bisa jadi setelah sebulan dibiarkan dalam wadah dan ditutup rapat.

Dari hasil membuat pupuk kompos sendiri tersebut untuk media tanam jenis aglonema, anthurium, caladium dan monstera saya gabung lagi dengan campuran cacahan pakis kering dan sekam bakar dengan ukuran 1:1:1. Hasilnya tanaman saya cukup subur.

Selain media tanam dan pemberian pupuk agar tanaman subur juga perlu disiram dua hari sekali dan dibersihkan secara teratur .Ada daun tanaman yang sudah kuning segera dibuang. Pengaturan tanaman hias rata-rata suka di bawa naungan, agar tidak kena matahari secara langsung. Maka teras rumah memang yang paling tepat lokasi untuk menaruh tanaman bunga jenis aglonema, monstera, caladium dan anthurium.

Koleksi tanaman di teras belakang rumah (dok asita)
Koleksi tanaman di teras belakang rumah (dok asita)

Net -Zero Emissions menitik beratkan bagaimana emisi karbon secara alamiah diserap membuat  teras rumah dan halaman depan rumah kelihatan asri dan sejuk. Saya sering kali mengupload foto-foto tanaman di media sosial seringkali mendapat komentar dari teman-teman netizen ,”wah rumahnya asri dan tanamannya subur.”

Akhir-akhir ini pegiat lingkungan ramai membicarakan Net - Zero Emissions  yang tidak lain adalah puncak harapan masa depan (expected future milestone) dimana emisi karbon sepenuhnya diserap oleh bumi melalui berbagai kegiatan manusia dan bantuan teknologi, sehingga tidak menimbulkan pemanasan global.

Karbondioksida dihasilkan juga oleh manusia (dok istockphoto.com)
Karbondioksida dihasilkan juga oleh manusia (dok istockphoto.com)

Net - Zero Emissions atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia itu nol-bersih emisi. Hal tersebut bukan berarti umat manusia sudah tidak lagi memproduksi emisi atau nol emisi. Manusia bernapas melalui udara dan masuk ke dalam mulut yang mengandung oksigen.

Oksigen dibutuhkan untuk mendapat energi dari makanan. Udara masuk ke dalam tubuh melalui hidung lalu masuk ke dalam tenggorokkan. Setelah itu turun ke udara masuk ke dalam paru-paru.Dari paru-paru, oksigen masuk ke dalam pembuluh darah dan dibuang saat kita menghembuskan napas mengeluarkan karbon dioksida.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun