Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Jakob Pernah Ditegur Satpam Gramedia

12 September 2020   15:31 Diperbarui: 28 September 2020   17:05 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak Jakob Oetama yang lebih dikenal dengan panggilan Pak JO di lingkungan kantor Kompas -Gramedia atau KKG terkenal sangat sederhana menjalani hidupnya.

Ini bisa dilihat dari baju yang dikenakan sehari-hari hanya hem warna abu-abu atau biru muda tanpa memakai dasi. Mobil yang digunakan mobil BMW seri 7 yang keluaran lama. Sehingga para direktur di lingkungan KKG yang memiliki mobil mercy tidak memakai mobilnya ke kantor karena malu sama bosnya pakai mobil lama.

Demikian pula telepon genggam yang digunakan selalu jenis telepon genggam jadul merk Nokia yang hanya bisa untuk telepon berbicara dan SMS aja.

Yang paling sederhana soal selera makannya. Menurut Mas Widodo staf bagian rumah tangga yang telah melayani Pak JO setiap pagi disiapkan jus kesukaan tomat di campur apel untuk diminum.

Menu makan siangnya di kantor juga sederhana cukup pesan di Kantin dekat kantor Kompas di warung Encik Ratna yang sederhana.

Menu makan siang biasanya soto ayam, tempe/tahu bacem, peyek kacang/teri, telor pindang, kadang juga pilih ayam bakar.

Selama saya bekerja di Kompas 25 tahun setiap ada acara makan prasmanan, di mana Pak JO berkenan hadir memang menu soto ayam dan peyek kacang atau teri selalu tersedia.

Kalau ada rapat bersama dengan petinggi Kompas paling beliau memesan menu nasi gudeg lengkap di daerah Senayan.

Mas Widodo yang sudah 24 tahun melayani Pak JO sangat terkesan dengan sikap beliau yang selalu memperhatikan kesejahteraan karyawan mulai yang paling rendah sampai soal keluarga juga diperhatikan. 

Mas Widodo berdiri paling kanan
Mas Widodo berdiri paling kanan
"Saya sering ditanya bagaimana kabar anak-anak dan keluarga. Ketika saya mantu, beliau juga memberi bantuan yang cukup besar. Bapak sangat nguwongake wong cilik," ujar Mas Widodo ketika saya hubungi via telepon.

Yang paling dikagumi oleh Mas Widodo adalah sikap kebapakan dan wibawa yang terpancar dari wajah beliau sehingga mengeluarkan cahaya kharisma di wajah Pak JO yang membuat orang lain selalu menghormatinya dan tidak pernah memperlihatkan wajah sedih.

Mas Widodo telah pensiun setahun yang lalu dari Kompas dan berita meninggalnya Pak JO didengar langsung di hari Rabu lalu 9 September dari mbak Etty sekretaris Pak JO.

Pancaran kebahagiaan dan wajah murah tersenyum selalu terjadi ketika Pak JO merayakan ultah setiap tanggal ulang tahunnya yaitu di setiap tanggal 27 September. Dimana ruang kerja beliau sejak pagi dibuka untuk karyawan yang ingin memberi ucapan selamat ultah dan aneka makanan tersedia untuk dinikmati dengan berbagai menu terhidang bagi karyawan yang naik ke lantai 6 gedung KKG.

Pernah ada surprise ultah dari karyawan dengan mengundang Titik Puspa penyanyi pujaannya. Disitu kelihatan Pak JO sangat gembira menikmati lagu-lagunya.

Ditegur satpam

Ada lagi juga cerita lucu yang beredar di lingkungan Kompas Gramedia ketika suatu hari Pak JO lupa memakai ID Card kantor dan ditegur oleh satpam baru yang tidak mengenali dan tidak tahu kalau Pak JO adalah Preskom KKG dan pemilik koran Kompas.

Kejadian lucu itu terjadi sekitar tahun 1990an. Seorang staf satpam Kompas yang baru bekerja beberapa hari, menahan seorang karyawan yang notabene pemilik perusahaan masuk tanpa pakai ID card. Karyawan itu balik ke mobilnya ambil ID cardnya yang tertinggal, baru diizinkan masuk lagi.

Beberapa satpam lain sempat bersitegang dengan satpam baru itu, karena ternyata karyawan tanpa ID itu adalah PAK JO, alias owner KKG.

Setelah ditegur satpam tersebut, Pak JO masuk lagi kembali ke kantor dan tidak marah, bahkan memuji sang satpam yang telah menegurnya.
Satpam yang menegur itu bernama Sareh Hariyanto yang terkenal karena disiplinnya memang tinggi sekali. Lucunya setelah menjadi satpam senior, Sareh ini yang menjaga pintu masuk ruang kerja Pak JO di lantai 6 Gedung KKG. 

Meski telah memiliki gedung Menara Kompas yang tinggi megah sampai di akhir hayatnya Pak JO memilih ruangan kerja yang sederhana di Gedung KKG unit II yang lama di lantai 6.

Sugeng tindak Pak JO teladanmu akan selalu kami tiru. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun