Bagi warga Meksiko, ada cara unik dalam mengenang leluhur untuk menghormati keluarga yang meninggal.
Kalau di Indonesia diperingati dengan pengajian atau selamatan, tapi di Meksiko kematian seseorang justru diperingati dalam sebuah festival meriah bernama Dia De Los Muertos atau Day of the Death (Festival Hari Orang Mati).
Ketika merencanakan pergi ke Meksiko sengaja saya datang pada saat perayaan mengenang arwah leluhur pada tanggal 1 November 2019 lalu.
Perayaan ini berawal dari budaya masyarakat Meksiko pada 2500-3000 tahun yang lalu ketika mereka akan mengadakan festival di bulan Agustus untuk merayakan jiwa-jiwa orang yang telah meninggal. Festival ini awalnya juga didedikasikan untuk Dewi Mictecacihuatl, yang dikenal sebagai "The Lady of the Dead".
Pagi-pagi sebelum festival karnaval dimulai saya dan anak saya Dimas sudah siap ke pusat kota Mexico City untuk melihat festival.
Rata-rata setiap kelompok adalah satu keluarga besar yang sengaja ikut festival beramai-ramai dan berbaris di jalur festival. Sepanjang jalan saya lihat masyarakat  berdandan ala tengkorak atau memakai aksesoris topeng tengkorak dan perlengkapan yang melambangkan orang mati.
Kematian selalu punya peran penting dalam prosesi penyembahan para dewa dan pelaksanaan ritual pada peradaban kuno Meksiko.
Suku Aztec percaya bahwa ketika seseorang meninggal saat bersalin, meninggal karena berkorban bagi sesamanya atau meninggal karena pertempuran maka hal tersebut adalah sebuah berkah. Sebab mereka percaya orang yang meninggal dalam kondisi tersebut akan mendapatkan jaminan kehidupan yang diinginkan setelah kematian.
Kini, El Dia de Los Muertos dirayakan setiap tanggal 1 dan 2 November oleh orang-orang Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan dan oleh orang-orang Latin yang tinggal di bagian Amerika Serikat dan Kanada untuk menghormati kerabat dan teman yang telah meninggal.
Tanggal 1 November disebut sebagai Dia de Los Angelitos dan didedikasikan untuk mengenang arwah anak-anak. Sementara pada 2 November disebut Dia de Los Difuntos untuk mengenang arwah orang dewasa.
Di jalanan banyak juga dijual hiasan buatan tangan bertema kematian berwarna warni.
Di jalanan setiap orang berusaha berdandan paling unik agar banyak diminati untuk foto bersama masyarakat..
Peserta festival sangat ramah , selalu bersedia  diajak foto bersama dan selalu tersenyum dengan turis asing.Mudah akrab sekali masyarakat Meksiko ketika tahu saya datang dari Indonesia.
Tak  hanya sekadar mengunjungi, orang Meksiko juga percaya bahwa arwah-arwah tersebut ikut makan dan berpesta bersama mereka. Sehingga selama perayaan berlangsung, anggota keluarga akan memanjatkan doa kepada almarhum dengan harapan mereka akan mendengarnya.
Selama festival itu, orang Meksiko juga akan mengunjungi makam dan menaruh persembahan di kuburan kerabatnya. Mereka juga akan membersihkan makam dan menghiasinya dengan ornamen cantik serta menyalakan lilin-lilin di sekitar makam. Tak heran jika pada malam hari, suasana di makam justru nampak sangat indah dengan ribuan lilin yang menyala.
Tak hanya di dalam rumah dan di kuburan saja, namun jalanan Meksiko juga akan berubah meriah saat Dia de Los Muertos dilangsungkan. Semua masyarakat akan berpesta dalam parade kostum hantu, pameran seni, pertunjukan parade  musik, dan masih banyak lagi.
Orang-orang Meksiko tidak memandang kematian sebagai akhir kehidupan, tetapi memaknainya sebagai awal kehidupan baru. Itulah alasannya Dia de Los Muertos dilakukan dalam nuansa perayaan ceria dan penuh warna.
Suasana perayaan seperti pesta.Jalan utama ditutup dan masyarakat tumpah ruah di jalanan dengan aneka kostumk yang menakutkan tetapi membuat suasana gembira dan peserta sangat antusias meski datang hujan ketika parade.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H