Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Rumah Adat Suku Using di Banyuwangi yang Penuh Arti

20 September 2019   13:21 Diperbarui: 25 September 2019   08:37 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dapur tradisional (Dokumentasi Asita)

Mendatangi desa wisata di Banyuwangi yaitu Desa Kemiren yang kaya dengan adat dan budaya setempat yang dikenal sebagai tuan rumah Suku Using memiliki banyak rumah adat khas di Desa Kemiren.

Di desa adat tersebut, masih banyak dijumpai beberapa rumah adat Using kuno yang ditempati hingga saat ini.

Rumah adat yang sebagian besar juga menjadi rumah tinggal ini tersebar di beberapa tempat di area Desa Kemiren.

Isi rumah adat using (Dokumentasi Asita)
Isi rumah adat using (Dokumentasi Asita)

Salah satu diantaranya rumah adat milik Mbok  Nah  yang menjadi penghuni rumah adat Using dari empat generasi. 

Rumah berdinding bambu yang kelihatan sederhana dari luar tetapi tetap berdiri tegak. Dengan bentuk atap adat Kemiren dan isi rumahnya dipenuhi barang-barang pecah belah dan mebel kuno.

Lemari kuno isi pecah belah (Dokumentasi Asita)
Lemari kuno isi pecah belah (Dokumentasi Asita)

Salah satu kekhasan dari rumah adat Using dapat dilihat dari atap rumah adat Using yang memiliki tiga bentuk atap yaitu Tikel Balung, Baresan, dan Cerocogan.

Bentuk Tikel Balung merupakan bentuk dasar rumah adat Using yang terdiri dari empat rab (bidang) atap. Satu unit Tikel Balung biasanya dimiliki setiap keluarga yang menaungi aktivitas penghuninya.

Bagian Pawon (dapur) di salah satu rumah adat Using di Desa Kemiren Banyuwangi, Jawa Timur. Pembentukan ruang-ruang di dalamnya didasarkan pada jumlah orang yang menghuninya. 

Sementara bentuk Baresan adalah bentuk yang lebih sederhana dari Tikel Balung dengan menghilangkan satu rab di belakangnya sehingga terdiri dari riga rab (bidang)

Dapur tradisional (Dokumentasi Asita)
Dapur tradisional (Dokumentasi Asita)
Memasuki ruang tamu adat Suku Osing saya terpesona dengan tata letak ruang tamu yang dilengkapi beberapa meja dan kursi kuno dengan model kursi goyang dan meja marmer.

Ada beberapa lemari kaca yang didalamnya di tata dengan cangkir, gelas, dan hiasan kuno yang usianya sudah ratusan tahun.

Melihat isi rumah adat yang dipenuhi barang pecah belah rasanya ada perasaan ingin memindahkan isi rumah yang sangat artistik itu ke sebuah museum adat Banyuwangi supaya bisa lebih spesial bisa dinikmati masyarakat umum.

Ruang tamu di tata sekaligus menjadi ruang keluarga dan di belakangnya ada sebuah kamar dengan ranjang berkelambu. Bagian dalam rumah adat Using Banyuwangi pada umumnya dipenuhi dengan lemari kayu dan perabotan rumah tangga lainnya.

Sementara bentuk atap paling atas adalah bentuk atap yang paling sederhana dari tipe arsitektur Using dan jarang digunakan sebagai fungsi utama sebuah rumah hunian. 

Karena bentuknya yang sederhana terdiri dari dua bidang bentuk Cerocogan digunakan untuk menaungi atap dapur yang biasanya terdapat di bagian belakang rumah.

Memasuki dapur rumah Suku Using terasa sangat luas menyerupai ruang keluarga karena adanya amben atau kursi panjang dan besar yang fungsinya untuk duduk-duduk anggota keluarga sambil menunggu masakan matang dan tempat ibu rumah tangga duduk sambil memotong sayuran atau menghaluskan bumbu dapur.

Dapurnya memiliki tungku perapian dari kayu bakar yang terdiri dari empat tungku untuk tempat memasak . Alat-alat memasak yang digunakan masih sederhana seperti alat menanak nasi dari bambu, wajan dari tanah liat, dan cobek dari tanah liat.

Di Desa Kemiren adalah salah satu desa di Banyuwangi yang masih banyak ditemukan adanya rumah adat Using yang berfungsi sebagai rumah tinggal dan museum pribadi. yang boleh dikunjungi oleh wisatawan.

Di desa yang banyak menghasilkan penari gandrung ini, juga banyak dijual rumah build up yaitu rumah kayu jadi yang siap pasang untuk dijual.

Dinding rumah adat Using di Desa Kemiren, sebagian besar menggunakan anyaman bambu. Sementara untuk dinding samping untuk bagian depan menggunakan gebyok terbuat dari kayu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun