Ada beberapa lemari kaca yang didalamnya di tata dengan cangkir, gelas, dan hiasan kuno yang usianya sudah ratusan tahun.
Melihat isi rumah adat yang dipenuhi barang pecah belah rasanya ada perasaan ingin memindahkan isi rumah yang sangat artistik itu ke sebuah museum adat Banyuwangi supaya bisa lebih spesial bisa dinikmati masyarakat umum.
Ruang tamu di tata sekaligus menjadi ruang keluarga dan di belakangnya ada sebuah kamar dengan ranjang berkelambu. Bagian dalam rumah adat Using Banyuwangi pada umumnya dipenuhi dengan lemari kayu dan perabotan rumah tangga lainnya.
Sementara bentuk atap paling atas adalah bentuk atap yang paling sederhana dari tipe arsitektur Using dan jarang digunakan sebagai fungsi utama sebuah rumah hunian.Â
Karena bentuknya yang sederhana terdiri dari dua bidang bentuk Cerocogan digunakan untuk menaungi atap dapur yang biasanya terdapat di bagian belakang rumah.
Memasuki dapur rumah Suku Using terasa sangat luas menyerupai ruang keluarga karena adanya amben atau kursi panjang dan besar yang fungsinya untuk duduk-duduk anggota keluarga sambil menunggu masakan matang dan tempat ibu rumah tangga duduk sambil memotong sayuran atau menghaluskan bumbu dapur.
Dapurnya memiliki tungku perapian dari kayu bakar yang terdiri dari empat tungku untuk tempat memasak . Alat-alat memasak yang digunakan masih sederhana seperti alat menanak nasi dari bambu, wajan dari tanah liat, dan cobek dari tanah liat.
Di Desa Kemiren adalah salah satu desa di Banyuwangi yang masih banyak ditemukan adanya rumah adat Using yang berfungsi sebagai rumah tinggal dan museum pribadi. yang boleh dikunjungi oleh wisatawan.
Di desa yang banyak menghasilkan penari gandrung ini, juga banyak dijual rumah build up yaitu rumah kayu jadi yang siap pasang untuk dijual.
Dinding rumah adat Using di Desa Kemiren, sebagian besar menggunakan anyaman bambu. Sementara untuk dinding samping untuk bagian depan menggunakan gebyok terbuat dari kayu.