Bagi yang belum pernah pergi ke Banyuwangi, Jatim  mungkin dikira hanya kawah Gunung Ijen yang bisa didatangi di daerah Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Namun bila Anda berjiwa seni dan sengaja menjelajah kaki Gunung Ijen yang dikenal dengan banyak wisata mulai adanya pilihan  budaya, kuliner dan petualang.
Maka saya sarankan setelah mendaki Gunung Ijen untuk melihat kawahnya yang berwarna hijau tosca dan menikmati blue fire di kaki kawah. Maka coba luangkan waktu ke Taman Terakota Gandrung yang hanya berjarak sekitar dua kilometer dari pintu gerbang kawasan Gunung Ijen.
Disini wisatawan bisa menikmati ratusan jajaran patung terakota penari gandrung wanita. Dengan posisi tangan menari, terakota gandrung ditata rapi di pinggir sawah dan terbuat dari keramik tanah liat.
Kehadiran beberapa tempat wisata budaya menguatkan adanya kekayaan budaya dan kesenian. Di Banyuwangi banyak pilihan wisata budaya  dengan julukan kota Sunrise of Java.
Kehadiran salah satu lokasi wisata yaitu Taman Gandrung Terakota di kaki Gunung Ijen yang sejuk dan dingin membuat para wisatawan di Banyuwangi bisa menambah pilihan tujuan wisatanya.Â
Inspirasi dan ide dari Bapak Sigit Pramono, mantan bankers  yang  kini memiliki rasa seni yang kuat dan punya  ide cemerlang untuk mendirikan lokasi tujuan wisata terbaru di Banyuwangi yaitu Terakota Gandrung Banyuwangi.
Tempat lokasi berdirinya Terakota Gandrung ini memiliki sejarah yang cukup kental dan dekat dengan masyarakat Banyuwangi zaman dulu.
Â
-
Action berfoto dengan menari (dok asita)
Datang ke lokasi yang terletak di tepi sawah dengan padi yang menghijau , pengunjung dapat melihat jejeran patung gandrung yang posisinya sedang menari. Karya terakota berbentuk penari Gandrung berbahan baku organik dari tanah liat. Barisan patung tersebut berwarna cokelat dan terletak di beberapa titik seperti di pintu masuk dan tengah taman.
 Taman Gandrung Terakota sengaja dibangun di tepi sawah dilengkapi dengan ruangan teater untuk panggung pertunjukan tari gandrung secara live. Tari gandrung awalnya adalah tari bentuk persembahan masyarakat agraris kepada Dewi Sri atau Dewi Kesuburan. Kemudian di lain zaman menjadi tarian pergaulan dan kini menjelma sebagai salah satu ikon kesenian Banyuwangi.Â
Sewaktu saya masih sekolah di SD Treblasala, Glenmore hampir sering melihat tari gandrung di acara perhelatan perkawinan di daerah Glenmore Banyuwangi. Di tahun 1970 an di acara perkawinan bagi orang berpunya hiburannya selalu pertunjukkan tari gandrung yang magis.
Patung terakota penari gandrung wanita yang berjumlah ratusan buah itu  bertujuan untuk menciptakan suasana yang mudah dipatahkan.Â
 Itulah makna dari nilai yang ditawarkan, yakni kesenian dan ketidakabadian. Kawasan ini diharapkan bisa membangun kawasan dan situs yang membawa manfaat di sektor ekonomi maupun pelestarian budaya daerah Banyuwangi.
Jalan menuju  Taman Gandrung Terakota terbilang cukup mudah. Dari kota Banyuwangi, wisatawan bisa mengikuti rute petunjuk arah ke Gunung Ijen.
 Sebelum memasuki pintu loket awal ke Gunung Ijen akan ada petunjuk jalan ke Taman Gandrung Terakota. Biaya masuk Taman Gandrung Terakota sebesar Rp 10.000 per orang.Â
Harga tiket cukup murah untuk kelas lokasi galeri patung dan lukisan. Dari parkiran mobil ke arah Terakota Gandrung , aura rasa seni dan budaya yang tinggi sudah terasa dengan adanya lanskap taman yang bagus.
Di sini wisatawan  sudah dari awal bisa melihat dan mempelajari kekayaan budaya yang ada di Banyuwangi.
Bagi yang ingin foto bersama patung gandrung yang berjumlah ratusan, wisatawan akan diarahkan untuk berfoto dengan gaya menari oleh guide setempat dengan latar belakang patung terakota tersebut.
Gaya foto dengan diiringi musik bernada tari gandrung membuat banyak wisatawan berfoto dengan posisi tangan diatas seperti penari gandrung.Â
Dibangun juga Amfiteater Taman Gandrung Terakota yang bisa menampung ratusan penonton lengkap dengan kursi duduk model tribune berundak model setengah lingkaran. Di depan tribune tersedia panggung pertunjukan dengan latar belakang sawah yang menghijau.
Patung keramik berjumlah ratusan yang ditata rapi di tepi sawah dipadu dengan hijaunya padi yang belum di panen membuat suasana Terakota Gandrung sangat indah dan magic.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H